Bagian 13|

5.1K 604 7
                                    

Happy Reading🌻❤️

13. Memories

Tok tok tok.

"Permisi pak."

"Masuk!"

Suara langkah kaki terdengar pelan menuju meja Kerja Alan.

Alan mendongak kala Reno, Asisten pribadinya berdiri di depannya.

"Ada masalah?"

"Tidak ada pak! Agam sama sekali tidak membuat masalah sejak keluar dari rumah sakit.."

"Bagus. Awasi terus anak itu!"

"Baik pak. Permisi!" Reno menunduk dan langsung pergi dari ruangan yang mewah itu.

Hening.

Setelah Reno pergi, hanya suara denting jam yang terdengar saling bersahutan di dalam ruangan kerja Alan.

Mata Alan lurus memandang foto seorang bocah laki-laki yang berusia 5 tahun.

Dia Agam.

Putranya yang kini sudah menginjak usia 18 belas tahun.

Alan cukup terkejut melihat perubahan Agam. di dalam hatinya yang paling dalam dia berdoa agar Agam tidak lagi bersikap dingin kepadanya seperti lima tahun yang lalu.

Flashback on.

Saat ini Alan dan Gaby sedang menonton pertunjukan Agam kecil.

Hari itu adalah hari Ayah nasional. Agam akan membacakan puisi buatannya sendiri tanpa bantuan siapapun.

Dari bangku penonton bisa Alan lihat Agam sedikit gugup karena banyak pasang mata yang menatap ke arahnya.

Saat matanya bersitubruk dengan mata  Agam, dengan cepat Alan mengangkat tangan kanannya yang mengepal untuk menyemangati Agam. Dan mengucapkan kata semangat dengan bibir tersenyum.

Ayah...

Melihat Papa dan mamanya Agam mulai merasa percaya diri dan melanjutkan puisi nya.

Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau suguhkan
Hanya untuk aku.. anakmu..

Ayah..
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang

Ayah..
Betapa mulianya hatimu
Aku berjanji akan tulusnya hatimu
Bahwa aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terimakasih Ayah untuk semua kasih sayangmu..

Dengan satu tarikan nafas Agam menyelesaikan puisinya dengan cepat.

"Berikan tepuk tangan yang meriah Kepada Agam." Suara pembawa acara terdengar setelah Agam selesai membaca puisi.

Segera tepuk tangan yang meriah terdengar bersahut-sahutan. Alan dan Gaby berdiri seraya bertepuk tangan menatap Agam dengan bangga.

***

"Papa."

Alan berjongkok mengulurkan kedua tangannya untuk memeluk Agam, dengan cepat Agam masuk kedalam pelukan Alan.

"Jagoan Papa memang hebat." Ucap Alan dengan senyum.

Agam melepas pelukan mereka dan beralih ke pelukan Gaby.

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang