Ending|

6.3K 545 71
                                    

Happy Reading 🌻❤️

40. Akhir dari segalanya
.
.
.

2 tahun kemudian.

Beberapa kerumunan orang yang saling berdempetan dan ricuh, menjadi penghalang tubuh mungil Silpa. Gadis itu berusaha menerobos kerumunan yang padat itu. Tangannya berusaha melindungi kotak yang sedari tadi ia peluk dengan erat.

Suara yang terdengar bising tadi seketika lenyap. Digantikan dengan tepukan meriah dan sorakan penuh dengan kaguman, kala seseorang naik diatas panggung.

Seorang wanita dengan pakaian formal berjalan anggun di atas panggung, dengan mikrofon di tangan kanannya.

Wanita yang menjadi MC di acara tersebut mulai mengucapkan kata pembuka dan membacakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mengisi acara hari ini.

Ya, acara.

Sebuah universitas tempat Silpa kuliah, mengadakan sebuah acara panggung untuk merayakan hari jadi universitas tersebut.

"--Baiklah kata sambutan selanjutnya adalah dari tamu undangan spesial kita hari ini, yaitu Mr. Sebastian. Waktu dan tempat kami persilahkan." MC tersebut pergi dari atas panggung, bersamaan dengan seorang Lelaki muda berjalan ke atas panggung.

Sesaat pria itu sampai di atas panggung, suasana yang tadinya Hening kembali riuh. Semua yang ada di sana memandang Lelaki tersebut dengan pandangan yang berbeda-beda. Sedikit heran kenapa Lelaki semuda itu bisa menjadi tamu spesial di acara kampus ini. Dan sebagain orang yang mengenal lelaki tersebut berteriak memuji.

"AH..., Omagiatt, Agam ganteng banget!"

"Kak Agam.. Fiks lo jodoh gue!"

"Bang nikahin aku sekarang.."

"Dia lebih ganteng dari yang gue kira woi!"

Lelaki muda tersebut tersenyum tipis, sebelum mengambil mikrofon dan mulai mengatakan kata sambutan.

Silpa berjinjit berharap bisa melihat seseorang yang sangat ingin di temuinya. Agam. Orang yang selalu ada di mimpinya setelah pertemuannya dengan pria itu, 2 tahun lalu di rumah sakit. Orang itu sekarang sedang memulai pidatonya, menceritakan alasan dirinya di undang di acara ini.

Kenapa Agam di undang? Karena Agam adalah salah satu investor yang ikut berpartisipasi dalam pembaharuan universitas swasta tersebut.

Agam Theo Sebastian. Pria yang berumur 20 tahun itu kini sudah menjadi pengusaha muda, menggantikan posisi sang Ayah. Dua tahun ini Agam disibukkan dengan kuliahnya di tambah perusahaan sang Ayah, yang membutuh perhatian membuat Agam bekerja sangat keras. Ia di bantu pamannya untuk mengelola perusahaan, sementara Agam mendalami ilmu pengetahuan nya.

Dan sekarang Agam sudah siap untuk menggantikan posisi sang Papa. Menjadi CEO sekaligus pemilik perusahaan besar sama sekali tak mudah. Usianya masih sangat muda, usia yang seharusnya masih mengejar pendidikan dan masa muda harus di kesampingkan dulu, Ia harus fokus kepada tujuannya saat ini. Yaitu Mengelola Perusahaan Ayahnya.

Tepuk tangan meriah kembali terdengar setelah Agam selesai berpidato. Ia berjalan turun dari panggung dan kembali ke tempat duduk nya semula, di samping beberapa orang penting di universitas tersebut. Direktur di universitas itu menjabat tangan Agam sebagai tanda. Pidato Agam memuaskan. "Selamat Mr. Sebastian." Ujarnya seraya melepas jabatan tangan mereka. Agam mengangguk dan tersenyum ramah.

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang