Bagian 33|

3.7K 501 64
                                    

Happy Reading 🌻❤️

33. Suasana haru
.
.
.

Setelah kepulangan Revan dari ruangan Dr. Zaidan, ia membawa Re kembali ke rumah. Tangannya menenteng sekantung obat dan cemilan kucing untuk di berikan kepada kucing kesayangan itu.

"Revan!"

"Ayah?" Revan tersenyum cerah dan berlari menubrukkan tubuhnya ke pelukan sang Ayah. Yang di balas pelukan erat oleh pria paru baya yang berstatus sebagai Ayah Revan.

"Ayah kok udah pulang? Kata bunda, ayah pulangnya minggu depan," ujar Revan setelah melepas pelukannya.

"SURPRISE...,"

Revan menoleh terkejut ke arah belakang Ayah. Bibirnya menyungging- kan senyum lebar. Tak menyangka ia akan di beri surprise.

"Happy birthday to you..., Happy birthday to you..., Happy birthday.., Happy birthday..., Happy birthday Revan--"

Ayah. Bunda. Agam. Dan sahabat nya yang lain ikut bernyanyi termasuk Syela dan Cindy. Mereka turut merayakan hari ulang tahun Revan. Janu dan Ilham meniup terompet, memeriahkan acara kecil itu.

"--tiup lilinnya.., tiup.., tiup..," Revan meniup lilin di kue yang di bawa Bunda dan juga Agam.

"Yeay."

Prok.., prok.., prok.

"Selamat ulang tahun Revan anak bunda yang ke 18 tahun. Semoga apa yang Revan cita-cita kan tercapai-"

"Happy birthday putra Ayah. Yang terbaik menghampiri kamu ya nak..!"

"Happy birthday Revan. Semoga Lo panjang umur dan selalu sehat."

"Hbd Revan."

"Habede pak wakil.."

"Hbd bro."

"Hbd Kak Revan."

"Selamat ulang tahun Rev. Semoga kamu bahagia selalu ya."

Revan tersenyum haru. Re sudah di ambil alih oleh Gibran. Tangan Revan mengusap air mata yang mengalir dari sudut matanya. "Makasih semua, Revan kira kalian lupa. Haha," ujar Revan, ia tertawa haru.

Bunda tersenyum lembut menatap Revan, dan memeluk putra satu-satunya itu hangat. "Maafin bunda ya udah nyusahin Revan waktu ngidam--"

Revan membalas pelukan Bunda tak kalah erat. "Bunda gak nyusahin Revan sama sekali bun," ujarnya serak.

Ayah ikut memeluk anggota keluarganya itu dengan sayang. "Maafin ayah juga karena selalu sibuk kerja,"

"Aaaaaa...," Janu memeluk Ilham yang berada di sampingnya ketika melihat keluarga kecil itu mengungkapkan rasa sayang mereka. Ilham menarik Gibran agar ikut bergabung.

Syela juga merangkul bahu Cindy dan menatap keluarga mereka haru. Tidak berbeda dengan Revan, Ayah Syela juga selalu sibuk bekerja. Tapi bedanya Ayah Revan masih tahu pulang. Bukan seperti ayahnya yang gila kerja.

Sedangkan Agam. Pria itu sudah mengeluarkan air matanya. Ia meletakkan kue yang di tangannya ke meja dan berlalu dari ruangan tengah itu. Meninggalkan mereka yang masih dalam suasana haru.

***

"Gue..., Gue kangen banget sama keluarga gue. Gue juga pengen di peluk kayak gitu, Tapi--" Agam menangis dalam diam. Pria itu memikirkan masalah keluarga nya yang belum selesai.

Tangannya bergerak menghapus air matanya. "Tiga hari lagi gue balik. Tapi kenapa hati gue gak sanggup, gue gak sanggup kehilangan mereka yang ada disini." batin Silpa sedih.

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang