Bagian 15|

5K 550 8
                                    


Happy Reading 🌻❤️

15. Kenyataan

Suara riuh kelas dua belas IPS satu terdengar sampai di kelas sebelah. Membuat beberapa siswa yang sedang belajar merasa tidak nyaman. Ingin rasanya menegur tapi percuma saja. Karena kelas tersebut adalah kelas yang paling tidak bisa diatur.

Sebelumnya Kelas mereka adalah yang paling tertib Karena semua murid kelas 12 IPS 1 takut mengganggu ketenangan Agam. Jadi untuk menghindari amukan Agam mereka hanya bisa diam dan tak mau mencari masalah.

Sekarang Agam sudah berbeda. Menurut mereka Agam yang sekarang tak se-seram yang dulu. Bahkan tatapan dingin dan wajah datar Agam tak terlihat lagi. Sekarang Agam lebih sering tersenyum dan tertawa. Seperti sekarang Agam sedang tertawa mendengar lelucon dari salah satu murid di kelas itu. Membuat semua orang merasa lega dan berharap semoga Agam selamanya seperti itu.

...........................

Sebulan telah berlalu kehidupan Agam benar-benar telah berubah 180 derajat. Bahkan hubungan Agam dan kedua orangtuanya sudah tidak canggung seperti sebulan yang lalu. Silpa berjanji akan memperbaiki hubungan keluarga Agam terlebih kepada papa Agam. Alan. Meskipun dia tahu ibu tiri Agam tak sebaik yang dikira papa Agam. Agam berpura-pura sudah memaafkan Zanna membuat Alan senang. Silpa berjanji akan membongkar kebusukan Zanna di depan mata kepala Alan sendiri.

Saat Agam hendak berjalan ke bawah anak tangga. Dia mendengar suara teriakan dari dalam kamar Alan. Dengan buru-buru Agam turun dan berlari menuju kamar lelaki itu.

"Papa!"

Agam berjalan cepat menemui Alan yang duduk dengan tangan memegang sisi kanan atas perutnya.

"Papa kenap-" belum selesai Agam menyelesaikan pertanyaan nya sudah dipotong oleh Zanna.

"Agam cepat telfon ambulance!" Suruh Zanna dengan air mata mengalir. "Mas bertahan mas..." Lanjutnya menatap Alan yang kini sudah pingsan.

Dengan segera Agam mematuhi perintah wanita itu. Menyimpan banyak pertanyaan di kepalanya.

*****

Suasana di rumah sakit sangat sunyi. Hanya beberapa orang yang berlalu lalang melewati Agam dan Zanna juga Revan yang sedang menunggu Alan diperiksa dokter.

Bisa Revan lihat Zanna sekarang duduk dilantai dengan air mata mengalir dan memanggil-mangil Alan putus asa. Seolah-olah tidak mau kehilangan Alan "Sungguh sangat cocok jadi Artis yang bermuka dua." Batinnya.

Cklek.

Seorang dokter dan perawat dibelakang nya keluar. Dengan segera Zanna berdiri dan menghampiri mereka.

"Bagaimana keadaan suami saya dok? Hiks.."

Agam dan Revan juga berjalan ke arah mereka. Menyimak apa yang disampaikan Dokter itu. "Diagnosa sementara Pasien terkena penyakit Liver. Saya akan melihat ulang hasil tes nya. Semoga hasilnya negatif." Menghela nafas dan pamit undur diri. "Permisi.." Dokter menunduk dan berjalan meninggalkan tiga manusia yang tertegun mendengar penuturannya diikuti suster dibelakang.

"Kanker hati?" Batin Silpa iba.

*****
Ditempat yang berbeda kehidupan Silpa juga berubah. Sebulan telah berlalu begitu cepat. Banyak kejadian-kejadian yang tak terduga selama  sebulan belakangan ini.

Salah satunya adalah masalah Arthur. Sejak dimana Silpa dan Nevan menolong Arthur. Dari saat itu, Arthur dengan terang-terangan mengejar Silpa. Meskipun Silpa terus me-nyueki nya tapi Arthur tak peduli.Tentu saja hal itu membuat Silpa yang notabenenya saat ini adalah Agam risih.

Dan tepat dua Minggu lalu. Saat pulang Sekolah. Arthur menembak Silpa di depan semua murid yang ramai berlalu lalang. Mendesak Silpa agar menerima Arthur.

Agam sudah ingin menolak. Tapi dia teringat diary Silpa. Jadi Agam memutuskan untuk membalas Arthur dengan Secara perlahan tanpa disadari oleh Arthur. Langkah pertama yaitu. Mau tak mau Silpa harus menerima Arthur menjadi pacarnya. Agar rencananya lebih matang sempurna.

DAN SEJAK SAAT ITU ARTHUR DAN SYLVAINE RESMI BERPACARAN. DISITU PULA KEHIDUPAN AGAM AKAN BERUBAH.

Agam kembali tertarik ke  masa sekarang. Dua minggu ini terasa berat baginya. Karena Arthur selalu mengganggu ketenangan nya. Bukan hanya disekolah kadang Arthur juga main ke rumah Silpa bersama Nevan.

Melihat adiknya dan Arthur sudah berpacaran. Nevan hanya pasrah dan tetap mengawasi mereka dari jauh. Jika Arthur macam-macam maka Nevan tidak akan tinggal diam.

"Dorrr..."

"Ish Silpa kok Lo gak kaget sih?" Bening duduk disamping Silpa dengan muka kesal. Diikuti Azkia duduk didepan mereka dengan membawa sebungkus roti serta sekotak susu rasa pisang. Kesukaannya.

"Ngapain kaget?" Silpa menoleh dan menatap Bening yang disampingnya.

"Nyebelin banget sih.. Lo kan bisa pura-pura kaget, biar gue seneng!"

"Mana bisa." Silpa mengalihkan pandangannya ke arah Azkia kala gadis itu memanggil nya. "Sil?"

"Apa?"

"Arthur mana? Tumben banget pacar Lo gak nempel sama Lo. Biasanya kan kalian berdua bucin terus.." Mendengar itu Silpa membuat gerakan seolah-olah dia muntah. Bening dan Azkia hanya geleng-geleng.

"Mana gue tau? tanya aja sama dia sendiri. Dan satu lagi Gue gak ada bucin. Dia aja yang kelewat bucin sama gue huh!." Jelas Silpa panjang lebar.

Melihat Agam yang sekarang. Sangat menjelaskan sekali bahwa dia gagal mengubah Silpa menjadi dirinya yang dulu. Ya. Bagaimana dia bisa berubah kalau kehidupannya yang sekarang lebih hangat dibandingkan yang dulu. Membuat es yang ada di dalam jiwanya mencair. Hanya ada sisa-sisa es yang sedikit. Hal itu membuat Agam menyimpan es yang tersisa di tempat paling aman. Agar es yang tersisa tidak ikut mencair.

"Hahahaha... Kena karma tuh cowok! Dulu dia dikejar-kejar sekarang dia tuh yang bucin." Azkia mengangguk setuju mendengar ucapan Bening.

"Gimana perasaan Lo Sil setelah mendapat kan Arthur?" Bening merapatkan duduknya dengan Silpa. Membuat Silpa bergeser ke samping.

"Gak usah deket-deket jugak kali."

"Ishh nyebelin Lo Sil."

"Iya Sil! Perjuangan Lo buat dapetin Arthur berat banget tauu. Tapi selamat sekarang Lo udah berhasil." Ucap Azkia sambil meneteskan air matanya terharu. Membuat mata Bening berkaca-kaca.

Tapi berbeda dengan mereka. Silpa malah memandang lurus kedepan dengan tatapan datar.

"Tinggal sedikit lagi." Batin Agam menyeringai.

--TBC--

Jiwa yang Tertukar [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang