12| Deeper

738 84 36
                                    

"Biarkan waktu berhenti, menjadikan hal manis yang terjadi hari ini sebagai keabadian tanpa batas."
-L.Taetae

Jangan lupa VOMENT!

Pernah tidak kalian merasa sedang berada di kehidupan berbeda saat sedang berpergian jauh dari kota? Seluruh beban kehidupan seakan luruh, sehingga hidup menjadi lebih bersemangat dan bahagia. Rasa penasaran untuk melakukan segala di tempat ini semakin memompa, namun tidak ingin pula waktu cepat berlalu.

Mungkin inilah yang sedang mereka rasakan. Semua orang yang berada di Vila ini begitu bersemangat dan ceria menyambut malam pertama sekaligus menjadi malam terakhir mereka di tepi pantai Osan ini.

Dyna disibukan dengan kegiatan menata meja, Taehyung dan Jowha sibuk memindahkan kotak makanan, Kakek Jalyo sibuk memonitor keadaan. Keadaan semakin sibuk di dalam Villa. Bagaimanapun juga, mereka tidak akan melewati kesempatan untuk mengistirahatkan pikirannya dari kerasnya hidup yang mereka jalani.

Di lihat dari sisi mana pun, Villa ini seperti sedang dihuni oleh empat orang. Tidak ada Shena yang bergabung di amtara mereka.

"Apakah dia kelelahan?" tanya Jowha saat memasukan beberapa daging segar ke dalam kotak.

Taehyung bergumam. Ia langsung tahu pertanyaan itu pasti tertuju pada Shena. Karena sebenarnya sejak tadi ia juga menyadari Shena yang tak kunjung muncul sejak ia tinggal di dalam kamar.

"Mungkin," jawabnya singkat.

Kegiatan memindahkan daging dari kulkas ke dalam kotak pun terhenti saat Jowha menatap serius ke arah Taehyung. Air mukanya tampak serius.Dengan begitu, Taehyung yang tidak mengerti pun membalas tatapan Jowha dengan penuh tanda tanya.

"Lain kali,tolong lihat situasi saat kalian sedang bersama. Tadi sore, itu bukanlah waktu yang tepat. Untung hanya aku yang mendengar. Coba saja kalau Dyna yang mendengar? Habislah sudah."

Taehyung mengangkat kedua alis matanya--- menilik kembali kejadian tadi sore saat ia menemukan Jowha yang sedang berdiri di depan kamar Shena. Jowha memang benar, tidak mungkin ada seorang paman yang disiksa oleh seorang anak yang ia jaga. Pasti akan sangat aneh.

Ya, begitulah rangkuman dalam benaknya

"Setidaknya kau harus bisa menahannya," kata Jowha lagi. Dia lalu kembali memindahkan daging seraya menahan tawa.

"Aku sudah menahannya, Jow. Tapi Shena berbeda dari yang lain." Maksud Taehyung disini adalah menahan emosi. Namun Jowha berpikir lain.

Berbeda dari yang lain? Bukankah itu sangat menggairahkan?

Lagi, Jowha menghentikan kembali kegiatannya. Mendadak pandangannya menjadi kosong, raganya seakan dibawa melayang dalam kubangan terkotor.

"Shena memang luar biasa," ucap Jowha penuh dambaan.

"Luar biasa kejamnya. Aku tidak bisa mengendalikannya, bisa-bisanya aku selalu dikalahkan olehnya." Lalu Taehyung pergi membawa satu kotak pada genggamannya. "Ayo! Dyna pasti menunggu," imbuhnya kepada Jowha. Lelaki itu pun pergi meninggalkan Jowha.

"Wow. Wanita yang kejam memang lebih yahut!" ucapnya. Tatapannya semakin kosong seperti orang yang terhipnotis.

"Taehyung sangat beruntung," ucapnya lagi penuh rasa iri.

****

Shena menuruni satu persatu anak tangga dengan santai. Aroma bakaran sudah menyusup lembut ke dalam indera penciumannya, lalu menyapa cacing di dalam perutnya hingga menjadi riuh di dalam sana.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang