30| Our Happiness

577 92 65
                                    

MAKASIH MASIH NUNGGUIN CERITA INI

TEGA BENER YANG BACA TAPI GAK VOMENT:(

TEGA BENER YANG BACA TAPI GAK VOMENT:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari teristimewa. Tepat di lapangan Hyosang, semua murid berkumpul menggunakan seragam perpisahan. Mereka dengan tertib berdiri di depan kursi masing-masing saat seorang guru yang merupakan pembawa acara di hari itu meminta mereka untuk melepaskan balon yang telah digenggam.

Pada hitungan ketiga, semua murid berseru sembari melepas balon ke udara. Begitu pun Shena, tidak kala bahagia saat maniknya menatap balon itu menjauhi dirinya. Di dalam hatinya menyerukan harapan untuk kebahagiaan dan kesuksesannya di masa depan setinggi balon itu mengudara ke angkasa.

Selang beberapa menit menatap balon yang telah menjauh dan hilang. Shena lantas melempar tatapnya ke baris kanan, dimana teman-temannya sedang saling merangkul dan masih menatap balon yang mereka lepaskan. Terlihat bagaimana Shena menghela napas sebelum akhirnya menunduk, menatap ujung sepatunya.

Shena tidak percaya masa SMA nya sepelik ini. Selama menjalin pertemanan bersama Biya dan yang lain, Shena memang acap kali merasakan sebuah pertemanan yang hanya selalu ada saat sedang bahagia. Kendatipun begitu, mereka adalah bagian dari perjalanan Shena selama masa SMA.

Ucapan teman-temannya di ruang loker lampau hari, masih terngiang jelas di benak Shena. Dan pada kenyataannya sampai saat ini pun luka itu masih ada setiap kali Shena mengingatnya. Shena masih tidak percaya bahwa pada akhirnya mereka sama seperti yang lain, tidak berada di pihak Shena.

Lamunannya pun berakhir kala teman di sebelah Shena yang hendak melangkah tidak sengaja menyenggol pelan bahunya. Shena tersadar, mereka akan memasuki penghujung acara. Dimana semua murid dipersilahkan untuk menyematkan sebuah pin untuk orang-orang yang mereka anggap sebagai teman yang akan dirindukan.

Dan Shena tahu, momen ini bukanlah untuknya, tidak akan ada seorang pun yang akan menyematkan pin di bajunya. Shena lantas melangkah tanpa melirik teman-temannya, pandangannya lurus menatap Taehyung di ujung sana, yang masih berdiri di barisan wali murid.

Setidaknya, kedatangan Taehyung cukup membuat Shena tersenyum di hari teristimewa ini.

"Kenapa kau kesini? Bukankah kau masih ada satu sesi acara lagi?" tanya Taehyung sesaat Shena sampai di hadapannya.

Shena menggeleng pelan meskipun dua sudut bibirnya mampu ia tarik ke atas.

"Aku tidak mengharapkan mereka untuk memberikan pin kepadaku," jawabnya sendu.

Taehyung lantas menundukkan kepalanya guna menatap Shena yang tengah menatap ujung sepatunya.

"Bukankah sesi ini tidak sedang mencari siapa siswa yang mendapatkan pin terbanyak?" tanya Taehyung. Dan Shena mengangguk.

"Lalu kenapa kau hanya menunggu seseorang yang akan memberikan pin kepadamu? Kenapa kau tidak menjadi orang yang memberikan pin kepada orang-orang yang layak mendapatkannya?"

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang