24|The Man who is Always Late and Kind

558 83 80
                                    

Guys jangan lupa share cerita ini ke teman2 kalian ya kalau kalian sendiri suka dengan ceritanya:))
Jangan lupa VOMENT

Selamat membaca!!!

Shena menatap dirinya di depan cermin seraya mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk. Terlihat jelas senyumnya tersimpul di wajahnya dan sukses membuat dirinya merinding sendiri kala melihatnya dari cermin.

"A-apa yang kau lakukan Shena?!" tanyanya seraya menunjuk pantulan dirinya dengan kesal.

"B-bagaimana bisa kau tersenyum seperti tadi? Apa yang kau lakukan saat ini? Bahkan kau mengenakan baju berpergian. Bukankah kau hanya perlu menunggu Taehyung di rumah? Bukankah kau akan berbicara dengan Taehyung di rumah? Lalu, kenapa tidak memakai baju tidur saja?"

Jika cermin bisa menjawab, mungkin benda itu akan berteriak keras menyadarkan diri Shena bahwa gadis itu tengah kasmaran. Namun sayang, pantulan Shena di dalam sana masih menjadi bahan sindiran oleh Shena sendiri, tidak ada yang membela pantulan dirinya.

Setelah rambut Shena cukup kering, lantas gadis itu turun ke ruang tengah dan menghidupkan televisi. Waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam, dan ia masih harus menunggu Taehyung sekitar tiga sampai empat jam lagi.

Shena mencoba untuk sabar menunggu Taehyung. Dia tidak ingin mengirim pesan apapun kepada lelaki itu.

Baiklah! Sepertinya Shena benar-benar harus mengalihkan pikirannya dari Taehyung atau mengalihkannya agar tidak terus menerus melihat jarum jam. Maka, dia harus menonton sebuah serial kesukaannya.

Dia harus mencoba untuk fokus dan tenggelam dalam serial tersebut. Dan.. berhasil! Shena mulai memasuki alur serial. Sesekali ia tertawa, lalu juga berkedip serius saat menyaksikannya.

Waktu berlalu sekitar dua puluh menit, lalu sebuah notif pesan pada ponsel Shena memecah keseriusannya. Gadis itu lantas meraih ponselnya dan membaca pesan melalui notif.

Sulwo
Kau akan datang kan, Shenie?^^ aku menunggumu.

Shena tak bergeming. Tatapnya masih ia tujukan pada pesan itu, sedang benaknya kembali memutar kejadian tadi siang di sekolah. Hanya beberapa detik ia tenggelam kembali pada kejadian di ruang loker, lalu secepatnya ia menggeleng, mengunci kembali layar ponselnya, dan melanjutkan tontonannya.

Dia berusaha sebisanya untuk mengabaikan pesan itu.

Sekitar pukul sembilan kurang, nada pesan Shena kembali berbunyi. Lantas gadis itu dengan wanti-wanti membuka ponselnya, barangkali Sulwo kembali meminta dirinya untuk pergi ke apartnya. Atau mungkin hal terburuknya, lelaki itu sudah sampai di depan rumah.

Namun isi pesan itu justru membuat Shena tersenyum.

Jowha
Aku akan pergi menemani kakek. Taehyung memintaku untuk melakukan itu. Jadi aku akan membantu kakek membeli daftar yang sudah kau tulis.

Shena lantas membalas pesan dari Jowha dengan bersemangat.

Shena
Tolong jaga kakekku ya!!

Kemudian gadis itu kembali menonton serialnya, walau sebenarnya pikirannya tidak lagi berada pada serial itu. Shena tengah menimbang-nimbang sesuatu.

Haruskah ia pergi menyusuli Taehyung?

Apakah Taehyung akan menganggap berlebihan jika dia datang menghampiri lelaki itu?

Atau sebaliknya? Mungkin saja Taehyung akan senang karena kedatangannya.

Ada banyak hal yang tiba-tiba saja bertengger di benaknya. Sebenarnya tidak ada alasan khusus jika dia benar-benar datang menghampiri Taehyung. Sederhana saja, Shena ingin membantu Taehyung membereskan Treefpunkt, lalu pulang berboncengan bersama Taehyung.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang