62| Handcuff Couple

452 83 75
                                    

Hailoo Genggie!
Senang sekali baca reaksi kalian di part kemarin, aku jadi semangat nulis dan pengen update lebih cepat dari biasanya:))

Jujur, aku seneng bgt ngetik part ini! Senyum-senyum sendiri. Aku harap kalian juga ya!

Btw, kalian yg follow ig @yoonanayaa pasti tau kan kalau sebenarnya judul di part 62 bukan yang ini pas aku bikin ig story:)) aku belum mau makai judul itu dulu. Di part ini kita lepasin kangen dulu sama TaeShen:))

Oke, selamat membaca!

Cita-cita dan Cinta acap kali menjadi konflik di dalam sebuah film maupun drama. Di akhir cerita, karakter yang ingin meraih cita-citanya di kota atau negara lain kebanyakan akan merelakan cintanya. Jarang sekali karakter tetap menumbuhkan cintanya di tengah gempuran usaha untuk cita-citanya. Biasanya, jika tetap meneruskan cintanya, pasti akan berakhir dengan patah hati karena orang ketiga.

Namun kembali lagi, alur film hanyalah sebuah kisah yang terpaku pada sebuah naskah. Berbeda dengan alur kehidupan Shena, dimana seluruh keputusan hidupnya ada di tangannya sendiri. Dia bebas menentukan jalan mana yang akan ia pilih, salah satunya adalah menyerah untuk meraih mimpinya di The Culinary Institute of America.

Sebenarnya masuk ke perguruan tinggi kuliner itu adalah impian Shena sejak kecil, Shena akan berjuang sampai titik penghabisan enam bulan lagi. Namun semuanya berubah saat tadi malam Shera memberi kabar terbaru mengenai informasi beasiswa, dimana seluruh calon penerima beasiswa sudah harus mengikuti rangkaian tahap pendaftaran, yaitu bulan depan.

Lantas setelah Shena merenungi langkah apa yang harus ia ambil, Shena pun memutuskan untuk melewatkan kesempatan beasiswa di tahun ini jika Taehyung tidak lekas sembuh dalam bulan ini. Shena tidak membutuhkan waktu lama untuk mempertimbangkan keputusannya, hanya sepuluh menit tanpa memutuskan panggilan dari Shera.

Shera sempat menentang keputusan Shena, kembarannya itu bahkan memberi saran kepada Shena untuk pulang dalam waktu dekat dan kembali lagi setelah dia sudah menyelesaikan pendaftarannya. Namun Shena menolak, dia tetap ingin berada di sisi Taehyung sampai lelaki itu sembuh. Kalau sudah begitu, Shera tidak lagi memaksa Shena.

Setelah pembicaraan malam tadi, impian Shena pun terancam pupus. Hal itu tidak menjadi masalah besar untuk Shena, karena setelah ia pikir kembali, impian terbesarnya bukanlah menjadi seorang koki pastry. Memperbaiki hubungannya bersama Taehyung, lalu hidup bahagia bersama lelaki itu seperti sedia kala adalah impian yang begitu ingin ia wujudkan.

Lagipula, dalam situasi mengecewakan seperti ini bukankah lebih baik memikirkan hal-hal yang positif? Setiap kejadian buruk pasti selalu ada hal baik di dalamnya. Mungkin Shena sedang meyakini hal itu, dia percaya jika memang tidak sempat mendapatkan beasiswa bulan ini, siapa tahu Tuhan sengaja agar tahun depan dia bisa mengambil beasiswa itu dan tinggal bersama Taehyung di New York. Semua bisa saja terjadi jika Tuhan berkehendak, tugas kita sebagai manusia hanya perlu berharap dan memikirkan hal-hal baik itu, agar kelak Tuhan mengabulkannya.

Lantas pagi ini, di sinilah Shena berakhir. Hari ketiganya di Seoul yang seharusnya menjadi hari kepulangannya, kini menjadi hari ketiga untuk memperlancar usahanya mendekati Taehyung.

Seperti yang Taehyung jelaskan kemarin, hari ini Rumah Sakit Jiwa Huimang sedang menyemarakan hari kesehatan mental. Ada banyak keluarga pasien yang berkunjung ke rumah sakit untuk mengapresiasi hasil seni dari pasien.

Shena bahkan ikut menikmatinya, langkahnya pelan sekali, sesekali ia berhenti untuk mengamati lukisan-lukisan yang ia lewati. Mata membola Shena tidak menampik bahwa ia sangat mengagumi lukisan itu.

Langkah santai Shena pun kembali membeku, kali ini bukan kanvas lukisan yang menjadi alasannya, melainkan Jowha yang sedang berada di depannya bersama dokter Chunsung dan perawat Lia. Shena menatap was-was saat ketiga orang itu terkejut atas kedatangan Shena.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang