63| Last Moment

505 85 109
                                    

Hai! Maaf aku kemaleman updatenya! Dan jujur kayaknya work ini sedikit berantakan, tapi semoga feelnya tetap nyampe yaa, karna apa yang aku bayangin sebelum nulis ternyata gak terlalu tersampaikan dengan baik di tulisan ini🥲




Shena tidak mengerti apa yang sedang ia simak dan perhatikan saat ini. Tatapannya terus bergantian menatap Taehyung dan perawat Lia yang saling melempar lirikan di tengah dokter Chunsung yang sedang sibuk mendengarkan laporan dari penjaga rumah sakit.

"Kau dari mana saja, Lia? Aku mencarimu sejak tadi," ucap Taehyung sambil menyembunyikan tangannya dan tangan Shena yang sedang terborgol.

Tatapan perawat Lia tampak bergetar sebelum dia mengulum senyum tipis. "Memangnya Tuan Lee ada perlu apa?" tanya perawat Lia.

"Tidak ada, hanya merindukanmu. Satu harian ini kita belum bertemu, kan?"

Jowha dan Shena sukses melempar tatapan terkejutnya kepada Taehyung.

"Ada suatu pengakuan yang ingin kukatakan padamu sejak kemarin. Bisa kita berbicara berdua?" tanya Taehyung seraya menggenggam tangan perawat Lia dan hendak membawanya pergi. Namun langkah Taehyung membeku saat ia menyadari Shena ikut melangkah karena tangannya masih terborgol bersama dirinya.

"Aish! Borgol sialan," ucapnya sambil menatap borgol itu.

Shena pun memasang wajah kecut saat melihat Taehyung yang sedang berdecak kesal.

"Kalau begitu kubisikan saja. Mendekatlah denganku!" Perintah Taehyung seraya merangkul perawat Lia dan membawa wanita manis itu merapat dengannya.

Taehyung lantas membisikan sesuatu yang hanya dapat didengar oleh perawat Lia. Mungkinkah sebuah gombalan? Karena perawat Lia terlihat kesulitan untuk menahan senyumnya yang tersipu.

"Bagaimana? Kau menyukainya, Lia?" tanya Taehyung sambil menyeringai dan menatap perawat Lia dengan tatapan yang tajam dan menggoda.

"Astaga! Sebenarnya apa yang sedang kalian lakukan?" Tiba-tiba saja, dokter Chunsung yang sudah selesai berbicara dengan penjaga pun datang menghampiri mereka. Dokter pun memijat keningnya sebelum ia menatap Taehyung dan Shena secara bergantian.

"Setelah acara selesai, kita harus menyelesaikan masalah ini," ucap dokter Chunsung seraya menatap tangan Taehyung dan Shena yang masih terborgol. Dokter pun menggeleng kepalanya seakan tidak habis pikir dengan tingkah pasangan itu, lalu dia pergi disusul pula dengan perawat Lia yang ikut bersamanya.

Kini hanya tersisa Shena, Taehyung, dan Jowha. Mereka bertiga masih terdiam, hingga akhirnya Jowha mengembus napas sedikit kasar. Jowha menatap kedua temannya itu secara bergantian sambil berkacak pinggang.

"Ya. Apa kalian memang gila? Memborgol tangan, lalu mencoba kabur dari rumah sakit. Hal gila apalagi yang akan kalian lakukan nanti?" keluh Jowha.

Shena lantas melirik Taehyung dengan hati-hati sebelum ia kembali menunduk dan menahan senyumannya. Andai saja Jowha tahu hal yang lebih gila dari itu sudah terjadi di kamar inap Taehyung, andai saja Jowha juga tahu lebih cepat bahwa malam ini mereka akan tidur dalam satu kamar karena borgol itu tidak bisa terlepas. Dengan begitu akankah Jowha semakin terkejut dengan tingkah mereka? Akankah Jowha langsung mendatangkan seorang pendeta untuk menikahi mereka lagi? Mungkin sebaiknya Jowha memang harus melakukan itu agar Shena tidak perlu memborgol tangan mereka lagi untuk mencari alasan bersama.

"Aku lapar, ayo kita makan!" jawab Taehyung tanpa merespon celotehan Jowha.

Ekspresi Jowha berubah menjadi datar seraya mengendus napas pelan. "Kurasa kau sudah sembuh, Taehyung." Dia lalu melangkah pergi. "Sepertinya makanan di acara itu sangat enak, aku juga jadi merasa lapar," sahut Jowha lagi saat di langkahnya yang ke lima. Dengan begitu, Taehyung dan Shena pun tersenyum sebelum mereka ikut melangkah.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang