19| I Hate You, But..

560 83 27
                                    

Jam makan siang telah usai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam makan siang telah usai. Teman-teman Shena memutuskan untuk kembali ke dalam kelas, menghampiri Shena yang sengaja menggantikan jam makan siangnya dengan jam tidur. 

"Shen, kau benar ak---" Biya yang baru saja memunculkan kepala dari balik pintu pun menghentikan kalimatnya dan mempercepat langkahnya ke arah Shena. Sedang temannya yang lain mengikuti.

Shena yang menyadari keberadaan temannya dengan cepat menyeka keringat yang memenuhi dahinya, secepatnya pula ia menegakkan duduknya pada sandaran kursi. 

Saat semua sudah duduk melingkari Shena, Jiyun lantas memastikan kembali apa yang baru saja mereka lihat. Ini bukan yang pertama kalinya, mereka cukup sering melihat Shena yang terbangun dari tidur dengan ekspresi cemas dan dipenuhi keringat.

"Kau masih tidak ingin menceritakannya? Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Jiyun cukup serius.

"Maksudmu?" Shena justru bertanya seakaan tidak mengerti.

"Kau sakit?"Cha ikut buka suara. 

Seakan tidak ingin pembahasan ini berlanjut, Shena lantas menggeleng tegas. Situasi pun seperti mendukung Shena karena Myura datang menghampiri mereka dengan masih menatap lurus.

"Aku sudah mengirim pembagian tugas kelompok berikutnya melalui surel," ucap Myura sesampainya di hadapan mereka.

Shena mengangkat sebelah alisnya. "Kau sedang berbicara pada siapa?" tanyanya.

"Menurutmu siapa lagi yang sekelompok denganku disini?" 

Tawa kecil Shena mengudara.

"Selesaikan malam ini, aku akan menunggu malam ini," jelas Myura.

"Tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan teman-temanku," bantah Shena dengan nada tenang.

"Iya, kami akan karaoke." Cha menimpali.

Myura menyipitkan matanya. "Aku bahkan tidak bisa membedakan seorang pelajar dengan  pekerja malam saat melihat kalian." Myura tersenyum miris.

"Hiya!!!" Biya memukul meja dengan ekspresi begitu terhina.

 "Aku tidak peduli kesibukanmu, aku tetap menunggu surelmu malam ini." Namun Myura mengabaikan ucapannya yang telah menyinggung mereka. Myura pergi begitu saja.

Dan di tempat duduk itu, Shena masih menatap Myura, perlahan satu sudut bibirnya ia tarik, mencipatakan sebuah seringai yang sulit untuk diartikan.

Ucapan Myura seakan tidak menjadi penghalang Shena dan lainnya untuk tetap menikmati beberapa lagu di ruangan karaoke. Sudah dua jam mereka menghabiskan waktu untuk bernyanyi. Setelah merasa cukup lelah, mereka memutuskan untuk mengecilkan volume dan menikmati makanan yang telah mereka pesan.

"Bukankah Myura begitu keteraluan?" Biya kembali mempermasalahkan kejadian yang berlalu begitu saja.

"Tapi Shena tidak terlihat kesal," sahut Jiyun.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang