28| It's About Time

607 83 88
                                    

Jangan lupa VOMENT ya cantik♡
Eh yang masih bikin pr kerjain dulu ya! Gaboleh baca!😠
Harus rajin dong! Masa kalah dari Shena
Sekolah yang pinter! Siapa tau dapat jodoh sebaik dan setampan Lee Taehyung😌

Oh ya jangan lupa follow IG : @yoonanayaa
Karena aku bakal sering ngasih info di ig story mengenai wattpad dan hal-hal lain guys. Hehe

Setiap pasang mata menyambut kedatangan Shena yang baru saja turun dari taksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setiap pasang mata menyambut kedatangan Shena yang baru saja turun dari taksi. Beberapa ada yang menyalang, bahkan ada pula yang menatapnya sembari berbisik. Biasanya, saat ujian seperti ini tidak ada murid yang mengisi lorong kelas, mereka selalu sibuk belajar di dalam kelas. Namun kali ini berbeda.

Shena jelas tidak mengerti dengan situasi pagi ini. Saat langkahnya mulai ia percepat, ia masih memikirkan beberapa hal untuk mencari sebuah kesalahan, atau mungkin sesuatu aneh yang terjadi padanya.

Hasilnya tidak ada. Shena tidak mendapatkan apapun dari pikirannya. Hingga saat ia sampai di dalam kelas, lantas ia berharap dilindungi atau sekedar mendapatkan jawaban dari teman-teman terdekatnya.

Mereka sedang berkumpul di satu meja. Shena menghampirinya dengan ancang-acang ingin tersenyum. Namun, saat teman-temannya mengetahui kedatangannya, mereka melakukan hal yang sama—menyalang kepada Shena.

Terutama Biya, dia adalah salah satu teman Shena yang sangat sulit menutupi rasa bencinya terhadap seseorang. Dan saat ini Shena dapat melihat jelas sebuah kebencian yang tersorot dari manik Biya.

"Kita perlu berbicara," ucap Biya kepada Shena sebelum dia dan yang lain bergegas keluar kelas. Shena lantas mengikutinya setelah ia meletak tas di atas mejanya.

Shena sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Dan seperti beberapa menit lalu, beberapa murid masih menatap dirinya, hingga mereka sampai di ruang loker yang sepi.

"Ada apa?" tanya Shena membuka pembicaraan.

Biya dan Che lantas terkekeh. Sedangkan Jiyun dan Deeha hanya terdiam menatap Shena.

"Sialan—" umpat Biya.

" —Kau sungguh menikahi seseorang yang kaya untuk menopang kehidupanmu?" Biya memijat keningnya seraya menahan tawa.

"—Kau  bahkan merahasiakan kehidupanmu sejak ayahmu meninggal. Kau tidak pernah memberitahu kami bahwa kau hidup miskin di motel kecil," imbuhnya lagi.

"Selama ini kami mengira, kau hidup dengan segala warisan orang tuamu. Tapi ternyata kau justru menikah dengan lelaki itu. Demi harta?  Che menimpali.

"A-apakah paman itu adalah suamimu? Dia bahkan tidak sekaya itu," sahut Jiyun dengan hati-hati.

Namun Shena belum menjawab, dia masih menatap teman-temannya dengan kecewa.

"Kau menutupinya, agar posisimu tetap diakui di sekolah ini? Atau agar kami masih menjadi temanmu? Begitulah yang kami dengar dari teman sekelas." Biya kembali memberikan pertanyaan yang menyudutkan Shena.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang