40| Both of Them

522 74 63
                                    

Hai! Selamat membaca.
Please, VOMENT nya jangan lupa ya:')
Terimakasih banyak sudah support cerita ini💜

Taehyung bersandar pada kursi kerja, lalu dia memejamkan mata seraya mendongakkan sedikit  kepalanya. Dia mengembus napas berat, sebelum ketenangannya yang baru dimulai beberapa detik lalu harus selesai saat Jowha datang menghampirinya.

"Kau baik-baik saja?"

Belum ada jawaban untuk pertanyaan yang baru saja Jowha berikan, kecuali hanya sebuah napas berat yang kembali Taehyung lakukan.

"Ternyata belum. Sudah hampir dua minggu kau seperti ini." Jowha menjawab pertanyaannya sendiri.

"Tolong tinggalkan aku. Aku sedang ingin sendiri," jawab Taehyung seraya memejamkan mata lagi.

"Kau selalu bilang ingin sendiri, padahal dengan begini sama saja kau sedang mengulur waktu untuk membuat keadaan semakin runyam."

Perkataan Jowha sukses membuat posisi duduk Taehyung menjadi lebih tegap, lelaki itu bahkan telah menatap lekat ke arah Jowha.

"Pergi! Aku sedang tidak ingin diganggu."

Taehyung tidak main-main kali ini. Jowha melihat jelas rahang Taehyung telah mengeras bersama mata merahnya yang mulai membola. Lantas bukanlah waktu yang tepat untuk meneruskan pembicaraan sensitif ini.

"Tenangkan pikiranmu, Taehyung. Kita harus bersiap untuk menyambut kedatangan kritikus makanan besok. Ruang istirahat juga telah disiapkan menjadi ruang VIP untuk kritikus besok." Penjelasan itu menjadi penutup pembicaraan, sebelum akhirnya Jowha pergi dari ruangan itu, seperti apa yang Taehyung mau.

Taehyung memijat pelipisnya perlahan seraya memikirkan banyak hal berat yang terjadi kepadanya.

***

Rumah adalah tempat dimana kita bisa tertawa dan mendapatkan kenyamanan. Sepertinya definisi itu sudah tidak berlaku lagi bagi wanita yang sedang memeluk lutut di ujung kasur.

Matanya sembab, kantung mata sedikit menghitam karena jam tidurnya mulai berkurang dan tidak teratur. Ekspresi sedikit frustasi, atau bahkan sudah bisa disebut depresi. Dia terus menerus menatap ponselnya, terlihat sedang membaca sesuatu. Lalu fokusnya perlahan beralih menatap dua pasang sepatu berukuran kurang dari sejengkal, begitu kecil dan lucu.

Dia memegang sepatu yang sempat Taehyung beli itu, lalu kembali menangis.

Sudah hampir dua minggu Shena seperti ini, tepatnya sejak kejadian tangis mereka yang saling menggema di dalam rumah. Sejak itu, Shena merasa tidak memiliki jeda lagi untuk tertawa dan bahagia bersama Taehyung.

Dia selalu menghabiskan waktu di dalam kamar, dan hanya keluar saat perutnya sudah terasa lapar. Sementara Taehyung, dia kembali bekerja dan pulang larut malam, dia juga mengurangi interaksinya bersama Shena. Saat pulang di tengah malam, lelaki itu langsung tertidur di sebelah Shena tanpa berbicara, karena dia selalu menemukan Shena yang telah tertidur setiap pulang. Lalu di pagi hari, dia hanya sarapan seorang diri.

Sikah acuh Taehyung tidak terjadi begitu saja. Sebenarnya sejak kejadian menangis bersama itu, Taehyung pernah mencoba untuk mengajak Shena berbicara, namun Shena mengacuhkan dirinya. Sejak itu, Taehyung tidak lagi melakukan usaha apapun untuk memperbaiki hubungannya bersama Shena.

Mereka sama-sama sedang terluka. Mereka sama-sama sedang berusaha untuk menyembuhkan hati, hingga tidak memiliki kesempatan untuk saling mengobati.

Lantas ini lah yang terjadi, seakan keduanya perlu waktu untuk sendiri. Dan Shena masih mengurung dirinya hingga malam tiba. Tidak melakukan apapun selain berbaring di atas ranjang. 

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang