20| The First Time

884 79 31
                                    

Hujan mengguyur Seoul tepat saat Shena menenggelamkan tubuhnya dengan selimut hangat. Tubuhnya berguling ke kanan dan ke kiri setiap kali dia tidak setuju dengan pemikirannya. Kamar ini pun berkali-kali digemakan oleh decak kesalnya.

Kejadian tadi sore mengundang emosinya kala ia kembali mengingatnya. Bagaimana Taehyung dengan mudahnya membiarkan Jowha menjadi teman menonton konser untuk Shena, bagaimana Taehyung mengabaikan dirinya dan tertawa bersama Dyna, Taehyung bahkan mengantar Dyna pulang di depan matanya.

Mari kita luruskan. Jangan beranggapan aneh dengan pemikiran Shena saat ini. Gadis itu tengah bergelut dengan benaknya sendiri bukan karena dia mulai menyukai Taehyung. Begitulah yang selalu diyakini Shena pada dirinya sendiri.

Dia bukan menyukai Taehyung, hanya saja ingin mencari tahu apa benar lelaki itu bersikap dingin padanya hanya untuk  memberontak dirinya? Sedang memberitahu padanya secara tidak langsung bahwa lelaki itu lebih hebat daripada dirinya? Sedang menantang untuk mencari yang terhebat menantang diri?

Iya, dia hanya ingin memastikan bahwa perubahan Taehyung berawal dari rasa kesal kepada dirinya.

Tersadar akan dirinya yang beberapa kali memikirkan Taehyung satu harian ini, lantas membuatnya kesal kepada dirinya sendiri. Dia mengacak rambutnya dan menutup wajahnya menggunakan selimut agar segera tertidur.

Saat akan memejamkan mata, Shena mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Dan refleks saja ia langsung bersemangat membuka selimutnya seraya terduduk.

Sungguh ini diluar kendalinya, dia tidak sadar sudah melakukan hal yang mengejutkan. Sosok yang membuka pintu lantas mematung di ambang pintu seraya menatap dirinya yang juga mematung di atas kasur. Mereka saling bertatapan beberapa detik.

"A-aku terkejut," ucap Shena menjelaskan pada sosok itu, lelaki ikal yang mengenakan kaos dan celana gombrang.

"Aku lebih terkejut. Kupikir kau sedang kerasukkan," ucap lelaki itu dengan tenang seraya menutup pintu kamar dan berbaring di tempat tidurnya.

Bibir Shena tampak mengerucut kesal. "Kupikir orang asing masuk ke dalam kamarku, makanya aku terkejut seperti tadi."

"Tidak ada orang yang bertamu pukul satu malam. Apalagi langsung masuk ke kamar begitu saja," jelas Taehyung tetap tenang, tidak terlihat sedang menyindir Shena, hanya mengutarakan pemikirannya.

"Kau mengejutkanku! Seharusnya mengetuk pintu lebih dulu," ucap Shena sedikit kesal.

"Eoh, maaf," sahut Taehyung singkat.

Mendengar sahutan singkat itu sukses membuat Shena menendang udara sebelum kembali berbaring.

"Kenapa kau tidur di kamar?!" tanya Shena kesal.

"Kakek membangunkanku saat ia ingin ke toilet," jelas Taehyung.

Shena tidak menjawab, bukan ingin segera menyelesaikan pembicaraan, tapi ingin mencari bahan baru, sebuah pembahasan yang akan memenangkan dirinya di depan Taehyung. Dia ingin memberitahu kepada Taehyung bahwa dirinya tidak peduli dengan perubahan sikap Taehyung.

"Mengenai tiket konser, seharusnya kau tidak perlu memohon kepada Jowha agar aku bisa menggantikannya. Apalagi kau harus mengikhlaskan jatah tiketmu untukku," ucap Shena sedikit menyombongkan diri karena Taehyung telah memperjuangkan tiket untuk dirinya.

"Aku dan Jowha tidak pernah menonton konser, tidak tertarik, jadi aneh saja jika harus pergi berdua dengannya karena tidak tahu apa-apa. Aku tahu kau menyukai Jimin, dan The Boys dinaungi oleh agensi Jimin, jadi aku hanya memberikan tiket kepada orang yang lebih membutuhkan. Hanya kau yang kukenal, Dyna juga tidak suka menonton konser."

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang