1| Just Dream?

2.5K 188 29
                                    

"Percaya pada sebuah mimpi? Hanya seorang pengecut yang mempercayai bunga tidur. Dan sialnya, akulah si pengecut itu!"
-L.Taehyung

Sekritis apapun hidup yang Taehyung jalani, sejauh apapun masa depan cemerlang darinya, tetap saja dia harus bertahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekritis apapun hidup yang Taehyung jalani, sejauh apapun masa depan cemerlang darinya, tetap saja dia harus bertahan.

Dan di sinilah, di toko ini dia selalu menghabiskan waktunya dari pagi hingga malam. Di toko yang cukup luas namun bangunannya sudah sangat tua, modelan bangunannya sama sekali tidak mengikuti perkembangan zaman. Untung saja Jowha masih setia bekerja di toko Taehyung yang jarang menghasilkan pundi-pundi kehidupan.

Sahabat Taehyung ini masih bertahan bersama Taehyung yang suram semata-mata hanya karena dia pun sulit mendapat pekerjaan. Jadi, dia lebih memilih menghabiskan masa penganggurannya di sini, di toko tua yang sepi ini, bersama Taehyung. Toh, nantinya dia akan mendapatkan kompensasi jika ada pembeli. Ya, lumayanlah, daripada hanya menganggur di rumah saja.

"Selamat pagi tuan! Kelihatannya anda sibuk sekali karena datangnya kesiangan. Sedang banyak pertemuan dengan chef terkenal, ya? Atau baru saja selesai survei cokelat ke berbagai negara? Hm?" sindir Jowha saat melihat Taehyung yang datang pukul satu siang. Jowha sengaja menyindirnya dengan menyinggung kata chef dan cokelat karena Taehyung lulusan dari sekolah kuliner dan berkonsentrasi di bidang dessert.

Namun sepertinya sindiran Jowha tidak mengusik Taehyung sama sekali, lelaki dengan rambut sedikit ikal, baju lengan panjang, serta celana gombrang itu berjalan dengan tenang. Dia mengambil sekaleng cola dari kulkas, dan meneguknya---diakhiri dengan desisan seolah menikmati sensasi letupan gelembung di dalam mulutnya.

"Aish," ucapan pembuka yang dikeluarkan Taehyung hanya sebuah keluhan diiringi dengan menghentakkan sekaleng cola ke atas meja. Dia tampak berpikir keras dan tidak mempedulikan keberadaan Jowha yang sedari tadi memperhatikannya.

"Kenapa?"

Taehyung menyipitkan matanya setelah menoleh ke arah Jowha. "Mimpi itu datang lagi."

Akhir-akhir ini Jowha selalu mendengar cerita mimpi setiap bertemu Taehyung, rasanya bosan sekali. Jadi jangan salahkan Jowha jika saat ini dia mengembus napas kelewat panjang hingga matanya mengatup, lalu dikeluarkan dengan berat seolah ada banyak emosi yang ikut keluar bersama napasnya. "Jadi ini alasan kau telat bangun lagi?"

"Sudah terhitung sebulan lebih aku memimpikan ini. Suasana, kalimat, bahkan bentuk wajah wanita di dalam mimpi itu selalu sama." Taehyung mengabaikan pertanyaan Jowha. Dia malah seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri, alis matanya ditekuk seolah meyakinkan ucapannya.

"Itu hanya bunga tidur, percayalah padaku," sahut Jowha seraya menepuk bahu Taehyung sebelum akhirnya berpindah tempat, sepertinya mengurai jarak sejauh mungkin lebih baik sebelum Taehyung melanjutkan cerita bodohnya. Sungguh Jowha sudah bosan, jadi lebih baik dia menjauh saja sembari merapikan meja yang tadinya sempat disinggahi pembeli.

AUGURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang