Episode 4

5.6K 481 12
                                    

Sohee membuka matanya ketika mendengar suara berisik yang terdengar sangat nyaring di telinganya. Dengan berbalutkan selimut tebal, dirinya pun terduduk dari tidurnya dan melihat direktur yang semalam tidur dengannya telah rapih mengenakan pakaiannya.

"Good Morning" sapanya pada Sohee.

Sohee yang sedikit malu hanya bisa mengeratkan selimutnya sambil tetap melihat lelaki yang sedang membenarkan dasinya itu. Sohee benar-benar tidak tahu apa yang akan ia lakukan hari ini. Sejujurnya ia hanya ingin pulang, bertemu dengan adiknya dirumah.

"Kenapa kau menutupi tubuh indahmu itu? Aku sudah melihat semuanya tadi malam. Jadi tidak perlu kau tutupi lagi" ucapnya sambil tersenyum.

Demi tuhan, ingin sekali rasanya Sohee menampar direkturnya ini. Ia sangat ingin membalas lelaki itu suatu hari.

"Maaf aku tidak bisa sarapan pagi denganmu, karena harus pergi ke jepang hari ini"

God, kenapa lelaki ini sok manis dihadapannya? Membuat Sohee tambah muak melihatnya.

"Sohee-ya, aku sudah mentransfer sejumlah uang ke rekeningmu. Beli lah pakaian yang bagus untuk kencan kita berikutnya" ucapnya seraya pergi dari kamar hotel tersebut. Meninggalkan Sohee yang masih saja melamun.

Drrrttt... Drrttt...

Ponselnya berbunyi, dilihatnya notifikasi M-banking yang mengatakan bahwa telah masuk saldo sekitar 5juta won kedalam tabungannya. Sejumlah uang yang ia terima atas kerja kerasnya tadi malam. Bahkan lebih mahal dibandingkan gajinya.

Sohee mengubur dirinya didalam selimut, entah harus bahagia karena mempunyai uang banyak atau sedih, karena ia sudah menjual tubuhnya ini.

•★•

"Mwo? Jadi pria itu adalah Ayah dari presiden kita?" kaget Hyesun saat mendengar Jiwon bercerita padanya. Jiwon hanya terdiam sambil tetap menyendok bingsoo yang berada di hadapannya.

Malam ini mereka akan terbang ke Bali, pulau dewata yang sudah beberapa kali Jiwon kunjungi. Sebelum terbang, mereka memutuskan untuk memakan bingsoo yang dijual di bandara. Walaupun harganya lebih mahal karena pajak bandara, namun Jiwon tetap menyukainya. Terlebih lagi rasa melon yang selalu menjadi menu andalannya itu.

"Pak kepala mengatakan bahwa dia invest sangat banyak ke maskapai ini. Karena suka dengan cara kerjaku" ucap Jiwon.

"Woah, kau benar-benar hebat, Jiwon-ah!" ucap Hyesun.

"Ani, aku malah tidak mau memberitahu orang-orang tentang hal ini. Tapi videoku itu sudah viral di media social. Ingin rasanya aku menghapus video itu" ucap Jiwon.

"Tapi apa kau tidak mendapatkan apapun dari invest itu? Maskapai ini benar-benar pelit sekali" ucap Hyesun sambil memakan bingsoo nya.

"Aku mendapat reward dari mereka. Soohyun sunbaenim juga" ucap Jiwon.

"Jinjja? Berapa banyak? Kau harus mentraktir-ku di Bali, besok!" ucap Hyesun pada Jiwon.

"Bukan uang. Tapi liburan. Aku diberikan liburan gratis ke Paris oleh mereka. Tapi kau jangan bilang ke yang lain ya. Aku takut mereka akan berpikiran yang tidak-tidak tentangku" ucap Jiwon.

Hyesun mengangguk. Ia mengerti tentang ke khawatiran Jiwon dan juga alasan kenapa Maskapai tidak memberikannya uang tunai. Seperti itulah mereka jika memberikan reward kepada pegawainya.

"Jadi kau akan liburan bersama dengan Soohyun? Berdua? Woaahhhh, jangan lupa bawa kondom ya. Mungkin saja kalian terbawa suasana" ucap Hyesun.

"Kau ini bicara apa, aku saja sangat canggung dengannya. Mana mungkin aku dan dia melakukan hal itu" ucap Jiwon sambil menggelengkan kepalanya.

Cabin Crew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang