Episode 23

5.9K 485 52
                                    

“Jangan sakit lagi ya kedepannya. Aku pusing jika harus mencari Pramugari Professional untuk menggantikanmu. Aku tidak sanggup!”

Jiwon hanya bisa tersenyum simpul, hari ini adalah pertama kalinya Jiwon keluar dari rumah. Tempat pertama yang mau ia datangi adalah kantornya. Korean Air, tempat dimana dirinya bekerja. Kedatangan Jiwon sangat disambut baik oleh Kepala Awak Kabin yang memang sudah lama menunggu kabarnya.

“Ne. Kuharap kau tidak perlu khawatirkan aku lagi. Aku sekarang sudah baik-baik saja” ucap Jiwon.

“Baiklah. Kalau bisa, besok atau lusa kau menjalani Medical Check Up lagi ya. Untuk memastikan kondisimu sebelum kau benar-benar bisa terbang” ucapnya pada Jiwon.

“Arraseo. Kamsahamnida” ucap Jiwon.

Senang sekali rasanya. Akhirnya ia bisa kembali terbang lagi, setelah beberapa bulan dirinya istirahat. Traumanya kini sudah mulai membaik, dan Jiwon tetap memutuskan untuk kembali bekerja karena dirinya lelah seharian dirumah dengan sang Ibu.

Ibunya yang sangat cerewet itu menjadi salah satu alasan mengapa Jiwon ingin sekali punya apartemen sendiri.

Kepala Awak Kabin pun merasa senang juga, karena Jiwon telah kembali. Wanita ini adalah salah satu aset perusahaan. Dia sempat ragu dengan kepulangan Jiwon karena terus saja menambah masa pemulihannya. Namun siapa sangka hari ini dia datang kembali?

“Geundae Jiwon-ah, kenapa kau membawanya kemari?” tanya Kepala Awak Kabin sambil melirik kearah Soohyun yang terduduk di sofa tak jauh darinya.

“Mianhae, dia memaksa untuk mengantarku” ucap Jiwon menjelaskan.

Benar, ketika Jiwon memutuskan untuk kembali terbang, Soohyun adalah orang pertama yang menawarkannya tumpangan. Bahkan dengan penjagaan yang super duper ketat. Lelaki itu benar-benar tidak mau ada hal atau sesuatu yang terjadi pada wanita ini.

Ia bahkan memaksa untuk ikut masuk kedalam ruangan. Membuat Jiwon harus berkali-kali menjelaskan tentang kedatangan Soohyun bersamanya.

“Wae? Apa aku tidak boleh ikut kesini?” tanya Soohyun sambil menyilangkan tangannya.

“Kenapa kau menakutkan sekali, Soohyun-ah? Aku hanya bertanya pada Jiwon” ucapnya.

Galak! Soohyun sangat galak dengan seluruh orang yang menyapa Jiwon. Bahkan tadi ada beberapa Pramugara yang menghampiri Jiwon, lantas saja Soohyun langsung membuat perlindungannya. Tidak ada satu lelaki pun yang boleh menyentuh Jiwon. Ia takut jika wanita itu masih menyimpan traumanya.

“Mianhae, aku mewakilinya untuk meminta maaf padamu” ucap Jiwon.

Kepala kabin pun langsung menggodanya, “Jika sikapnya seperti ini padamu berarti dia sangat menyayangimu, Jiwon-ah. Apa kalian berpacaran?”

“Ani. Kami tidak berpacaran kok. Kalau begitu permisi” ucap Jiwon seraya pergi dari ruangan tersebut.

Padahal ada banyak hal yang ingin kepala kabin korek dari Jiwon dan Soohyun, namun pasangan itu sudah keburu pergi dari sana.

Sepertinya memang ia tidak boleh mengetahui apapun.

Jiwon langsung saja keluar dari ruangan tersebut dengan Soohyun yang mengekor dibelakangnya. Karena Jiwon mempercepat langkahnya, tiba-tiba saja lelaki itu menggengam telapak tangannya. Meminta Jiwon untuk berhenti sesaat sebelum lanjut melangkah.

“Wae?” tanya Jiwon.

Soohyun hanya menatapnya, “Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa pergi dengan terburu-buru? Kau bisa jatuh, Jiwon-ah!”

“Lepaskan tanganmu, bagaimana jika nanti ada yang melihat?” tanya Jiwon pada Soohyun. Wanita itu berkali-kali ingin melepaskan genggamannya, namun Soohyun malah semakin mengeratkannya.

Cabin Crew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang