Episode 22

5.6K 454 15
                                    

Beberapa bulan setelah kejadian Hotel Florist, mental Jiwon kini mulai membaik. Rumah memanglah obatnya, bersama dengan keluarga adalah hal yang diinginkan oleh Jiwon untuk menyembuhkan pikirannya. Bahkan ia terlihat lebih bugar setelah memperpanjang cutinya.

Pagi ini, Jiwon dengan santai membuka jendela kamarnya. Membiarkan angin masuk dan menyapa. Senyumnya otomatis terlihat ketika ia mendengar suara anak kecil berlarian didepan rumahnya. Kebetulan hari ini adalah hari minggu, dan banyak sekali anak-anak yang bermain di taman depan rumahnya.

“Jiwon-ah, apa kau mau sujebi?” tanya Ibu yang datang secara tiba-tiba.

Jiwon mengangguk dengan cepat, tidak mungkin ia menolaknya. Sujebi buatan Ibu adalah yang terbaik. Rasanya sudah lama sekali tidak makan sujebi. Jiwon bahkan hampir saja lupa dengan cita rasa sujebi buatan ibunya.

“Ah, semalan ada paket untukmu”

“Lagi? Kali ini dari siapa?” tanya Jiwon pada Ibunya.

“Dia, si orang pertama. Sepertinya orang kedua sudah mulai jarang datang ya?” tanya Ibu pada Jiwon.

Jiwon adalah anak yang sedikit tertutup dengan Ibunya untuk masalah lelaki dan percintaan. Wanita itu tidak pernah mengatakan siapa saja yang sedang dekat dengannya. Namun Ibunya itu kebetulan mengenal wajah lelaki yang sering menaruh paket didepan rumahnya saat malam hari.

Joohyuk si orang pertama, dan Soohyun si orang kedua. Jawabannya simpel, karena Joohyuk-lah lelaki yang pertama kali Ibunya lihat. Jadi Ibu memanggilnya si orang pertama.

“Dia lebih sibuk dari yang Eomma bayangkan” ucap Jiwon seraya turun dari kamar dan berjalan ke ruang tamu. Dirinya mendapati sebuah box besar yang lagi-lagi sudah dibuka oleh Ibunya.
Jiwon hanya bisa menghela nafasnya berat.

“Hehe, Eomma hanya mau mengintipnya saja. Belum ada yang Eomma ambil” ucap Ibunya pada Jiwon. Begitulah Eomma, saking kepo-nya, ia tak segan-segan untuk membuka barang yang bahkan bukan miliknya.

Jiwon mulai mendekat ke box tersebut. Terlihat banyak makanan yang dibelikan Joohyuk untuknya. Bahkan yang beberapa minggu lalu saja belum habis. Ditambah lagi makanan dari Soohyun minggu lalu. Aneh, kenapa mereka berdua selalu mengirimnya makanan?

“Boleh Eomma pakai kan bahannya?” tanya Ibu pada Jiwon.

Wanita itu mengangguk, “Ne. Pakai saja. Daripada terbuang nanti”

Selalu ada surat disetiap kotaknya. Dan kali ini, Jiwon juga akan membaca surat yang ditaruh oleh Joohyuk untuknya. Sebuah amplop kecil berwarna biru yang sangat lucu.

Jiwon-ah annyeong..

Apa kabar? Ku harap kau baik-baik saja ya. Kenapa kau tidak pernah membalas pesanku? Sesekali tolong dibalas ya. Aku hanya penasaran dengan keadaanmu.

Maskapai tidak sama seperti yang dulu, tanpamu. Jika kau kembali terbang, aku harap kau mau menjadi salah satu dari crew-ku. Makan yang banyak ya! Aku belikan beberapa cemilan kesukaanmu.

-Njh.

Jiwon menghela nafasnya, lagi. Joohyuk sangat baik. Ia tau bahwa lelaki itu memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman. Namun Jiwon tidak bisa membohongi perasaannya. Dirinya sudah sangat mencintai Soohyun. Bahkan sejak pertama kali wanita itu melihatnya. Joohyuk pun tau hal tersebut.

Tapi entah kenapa, lelaki itu seakan tidak peduli. Dan tetap ingin melanjutkan usahanya, yaitu merebut hati Kim Jiwon.

“Kurasa nanti sore aku akan menghubunginya” ucap Jiwon sambil menutup surat tersebut dan membawanya ke kamar.

Cabin Crew ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang