Jiwon saat ini tengah terduduk di salah satu cafe ter-ujung di Bandara ini. Cafe rooftop yang tidak banyak orang tau. Hanya beberapa staff airport, para pramugari dan juga pilot. Hari ini sedikit ramai, ada banyak pilot dan pramugari dari maskapai lain yang datang.
Sepertinya mereka berasal dari Turkey. Sangat cantik dengan hidung panjangnya. Jiwon bahkan tersenyum saat mereka tertawa bersama.
Jiwon duduk di kursi bar sambil menghadap ke runaway. Melihat beberapa pesawat terbang dan mendarat dengan mulusnya. Andai saja hidupnya semulus itu, pasti dia akan sangat senang.
Setelah pulang dari New Zealand, Jiwon memutuskan untuk pulang kerumahnya. Dan berpisah dengan Hyesun. Namun bukannya langsung pulang, Jiwon lebih memilih untuk datang ke cafe ini. Padahal ia sangat lelah. Namun ia butuh udara untuk menjernihkan pikirannya sebentar.
Ucapan Soohyun bulan lalu masih membuatnya kaget. Hatinya hancur. Perasaannya pun juga. Mendengar orang yang sudah lama ia cintai berkata seperti itu tepat dihadapannya.
Wanita mana yang tidak menangis?
Salahkah jika Jiwon punya perasaan lebih padanya? Mereka pernah berciuman! Dan itu adalah salah satu alasan Jiwon semakin mencintainya.
Ah, jika sudah membahas Soohyun, entah mengapa air mata terjatuh. Jiwon sangat sedih jika mengingat lelaki yang ia cintai itu.
Terlebih lagi saat Jiwon tau jika cintanya bertepuk sebelah tangan.
“Jiwon-ah! Hyesun noona memberitahuku jika kau disini. Jadi aku dat....”
Jiwon seketika menghapus air matanya, saat Joohyuk terduduk disebelahnya.
“Eoh, Joohyuk-ah. Kau datang?” tanya Jiwon sambil menutupi matanya.
Joohyuk tau jika Jiwon sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Lelaki itu langsung menggenggam kedua tangan Jiwon dan melihat wajah Jiwon yang sedikit memerah.
Melihat Jiwon yang menangis membuat Joohyuk tidak kuat melihatnya. Ia melepas genggaman tangannya dan membiarkan Jiwon menghapus air matanya. Wanita yang ada disampingnya itu menunduk. Menggunakan tisu untuk menahan tangisnya.
“Mianhae. Kau jadi melihat aku menangis” ucap Jiwon pada Joohyuk.
Joohyuk menaruh topi pilotnya di kepala kecil Jiwon. Topi itu sedikit membuat wajah Jiwon tidak terlihat. Jadi Jiwon bisa nyaman berbicara dengannya sambil menenangkan dirinya.
“Kau itu jelek jika menangis. Jadi kumohon jangan menangis lagi” ucap Joohyuk.
“Beraninya kau mengejekku! Padahal kemarin kau terpana oleh kecantikanku” ucap Jiwon mengajak Joohyuk bercanda. Sepertinya itu yang dibutuhkan Jiwon saat ini.
“Kenapa menangis?” tanya Joohyuk dengan perlahan.
Jiwon hanya tersenyum. Berat rasanya bercerita masalah ini pada orang lain. Karena belum tentu orang lain mengerti apa yang dirasakannya. Tapi Jiwon sangat ingin bercerita. Agar dirinya tenang.
“Joohyuk-ah, apakah kau pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan? Ah tapi pasti kau tidak pernah merasakannya. Kau kan tampan” ucap Jiwon pada Joohyuk.
“Pernah” jawabnya.
“Benarkah? Kapan?” tanya Jiwon.
“Saat ini. Aku tau kau tidak mencintaiku. Jadi ini adalah gambaran cinta bertepuk sebelah tanganku” ucap Joohyuk sambil tersenyum.
Itu membuat Jiwon juga ikut tersenyum. Sebisa mungkin, Joohyuk ingin Jiwon menghilangkan kesedihan yang tengah ia rasakan.
Hanya itu.“Kau benar. Aku memang tidak mencintaimu. Aku mencintai orang lain” ucap Jiwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cabin Crew ✔
Fanfiction✨KIM JIWON & KIM SOOHYUN✨ Kisah seorang pilot tampan dan dingin, yang mempunyai sebuah masa lalu kelam tentang mantan kekasihnya dulu dan membuatnya tidak bisa membuka hatinya pada siapapun. Namun perlahan dirinya berhasil membuka hatinya kembali pa...