Jam telah menunjuk kan pukul 10.09, tadi Aldo sudah pulang ke habitat nya setelah tanpa dosa menghabiskan semua makanan. Bimo sampai kekenyangan karna Aldo yg memaksa nya makan cukup banyak.
Belum ada tanda-tanda Resha akan bangun dari tidur nya. Mungkin dia lelah juga pusing. Revan pun membiarkan saja, toh bangun juga untuk apa? Ia tak akan mengizinkan Resha melakukan kegiatan selain duduk, dan makan.
Revan duduk disofa single yg berhadapan langsung dengan ranjang tempat Resha tidur. Kaki nya ia lipat ke atas sofa, memangku laptop nya.
Lenguhan Resha yg mulai terbangun mengalihkan perhatian nya, menatap sang istri yg menggeliat mencari kenyamanan.
"Nghh hoam.." Resha duduk mengucek mata nya.
Retina mata nya menangkap seorang lelaki bertubuh tegap tengah memandang nya.
"Revan? Lo--"
"Kamu." Tekan Revan.
Resha mengernyit tapi tetap menurut.
"Kamu kok gak berangkat?"
Revan menggeleng, menutup laptop nya berjalan mendekati Resha.
"Nggak, mau nemenin istri." Kata Revan memeluk Resha dari samping.
Resha geli sendiri mendengar Revan yg memanggilnya istri, ia merasa suami nya itu sedikit aneh hari ini. Tadi Revan menyuruh nya mengganti panggilan nya dengan aku-kamu dan sekarang Revan memanggilnya dengan istri?
"Ih lepas ah, apa'an sih?" Berontak Resha tapi malah membuat Revan semakin mengeratkan pelukan nya.
"Vann..."
Hanya terdengar deheman singkat.
"Kamu--kamu aneh tau gakk?"
Pertanyaan Resha melepaskan pelukan Revan. Menautkan alisnya menatap intens sang istri.
"Yaa tadi kamu nyuruh akk--" Revan memotong.
"Emang apa salahnya? Gimana cara aku biar bikin kamu sayang sama aku tapi kita masih aja layaknya sepasang teman." Ucap Revan.
Resha tersenyum, "Iya iyaa mas suamii."
Revan terperangah, baru kali ini Resha memanggilnya seperti itu.
"Hahahaa segitu aja udah blushing." Cibir Resha tertawa.
"Siapa yg blushing? Salah liat kalii!." Elak Revan mengalihkan pandangan nya pura-pura marah.
Dengan gemas Resha mencubit kedua pipi Revan "Utututuu udah gede masih aja ngambekan."
"Siapa yg ngambek?!" Nada Revan meninggi.
Sudah, Usai sudah jiwa badboy nya didepan Resha.
"Yee itu ngegass."
"Alah tau ahh." Revan beranjak dari duduknya hendak keluar.
Segera Resha ikut beranjak, membujuk mas suami agar tidak ngambek. Baru kali ini ia merasa berani dengan Revan.
"Vann... Udah ah ngambeknya," Rengek Resha.
Revan berdecak karna Resha yg terus mengikuti nya.
"Masa gitu aja ngambek nanti cepp--" Ucapan Resha terpotong kala bunyi bell menggema.
Ting tongg...
Dengan cepat Resha melepas pegangan nya pada lengan Revan, bergegas keluar membuka pintu.
Cklekk
Terpampanglah dua orang manusia berbeda kelamin, Andre dan Gia.
"Resha, gimana keadaan lo??" Tanya Gia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT BABY[SLOW UP]
Teen FictionHARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Revisi kalo udah END! _ Seorang gadis mungil namun memiliki paras yg menawan harus menerima Kenyataan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan seorang lelaki yg selalu membuat kehidupannya disekolah terusik! Ya, Resh...