DuaPuluhTujuh

3.5K 181 4
                                    

Revan dan yang lainnya sekarang sudah berada dirumah Saka, tepat saat mereka sampai dibandara pesawat yang ditumpangi Saka baru saja mendarat.

Kamar Saka kini sudah seperti kapal pecah. Lihat saja, bantal selimut dan bungkus jajanan berada dimana-mana. Yang pasti ini ulah para sahabat kampret nya. Namun ia tak masalah, karna ini sudah menjadi hal wajar baginya. Suara bising sangat mendominasi, dimana Aldo dan Andre yg terus saja berteriak nyaring. Mereka sedang bermain ps.

Ya, hanya Aldo dan Andre karna Revan hanya duduk anteng sembari asik merokok juga bermain ponsel. Sementara Saka dia sedang keluar menemani ibu nya berbelanja.

"Wuhuu asikk gue menang lagii." Girang Andre ketika yg kesekian kali nya ia memenangkan permainan.

Aldo berdecak, sepertinya ini bukan hari keberuntungan nya.

"Lo pasti curang kan!!" Tuduh Aldo menodongkan stik PS nya.

"Curang dari mana coba?! Jangan asal nuduh deh lo!!" Teriak Andre keras.

"Ya abisnya biasa juga lo kalah!!"

Mata Andre mendelik tak terima karna diremehkan.

"Apa lo BILANG?! Enak banget tuh ya mulut lo ngomong! Sini gue sumpel pake kresek lo!!" Ucap Andre dengan tangan yg berusaha keras memasukan bungkus jajanan kemulut licin Aldo.

Aldo memberontak. Revan yg melihatnya memutar bola matanya malas, masalah seperti itu saja dibuat heboh. Seperti ibu ibu komplek saja. Tanpa berniat untuk melerai, Revan lebih memilih membuka pesan yg baru saja masuk.

Dahi nya berkerut kala melihat angka didalam pesan tersebut. Ia baru saja menerima pesan dari bank rekening nya. Siapa yg menghabiskan uang segitu banyak nya dalam waktu singkat?

Jika dipikir, orang yg memegang salah satu black card nya adalah Resha, istri nya. Lalu apa yg dilakukan istrinya itu sampai habis uang sebegitu banyaknya.

Reshayang♡ is calling..

"HALLO!"

Revan meringis kala mendengar suara ngegas bin cempreng milik Resha memenuhi telinganya.

"Heh! Ngapain teriak teriak?"

"Hehe abisnya disini brisik, rame." Terdengar kekehan dari sebrang sana.

"Kenapa?"

"Bisa tolong jemput aku gak? Lagi mager nih nyari taxi."

Revan langsung saja mengiyakan permintaan sang istri. Toh ia sudah bosan disini.

"Yey, ntar lokasinya biar aku sharelok oke? Bay.."

Tut!

Revan menggeleng kan kepalanya dengan sikap istrinya itu, sudah bikin telinga budeg sekarang dengan tak berdosa nya mematikan telfon tanpa salam pula. Biadap...

Segera ia mengambil jaket kulit hitam yg tadi ia letakan diranjang milik Saka.

"Gue pulang dulu. Bilangin Saka."

Andre yg tengah fokus sedikit melirik Revan yg sudah berjalan keluar itu tanpa berniat menanyakan apapun.

"Yo'ii!" Teriak nya.

Revan berhenti didepan cafe yg diarahkan istrinya, tepat saat itu Resha keluar dengan tangan yg menjinjing beberapa paperbag yg sudah jelas isinya adalah barang belanjaan nya.

Tuk tuk..

Terdengar ketukan kaca dari luar, Revan pun segera membukakan pintunya.

"Adeuh berat bet nih bawaan." Gumam Resha meletakan totebag tersebut kejok belakang.

PERFECT BABY[SLOW UP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang