Revan dan Resha kini sudah dalam perjalanan menuju bandara. Iya, bersama Resha karna ia bersikeras untuk ikut. Untungnya hari ini hari minggu jadi Resha tak perlu repot-repot membuat surat izin.
Didalam mobil juga sudah ada Bimo untuk menemani Revan di Aceh nanti.
Untuk kedua kalinya dalam seminggu Revan mendatangi tempat landas para pesawat. Bandara terlihat sedikit ramai, mungkin banyak orang yg akan pergi liburan.
Brak
Resha menutup pintu mobil dengan keras hingga membuat Bimo dan Revan terkaget. Wajahnya pun masih terlihat merengut.
"Jangan keras keras dong sayangg."
"Kamu beneran kan kalo udah selese langsung pulang?" Resha bertanya dengan hidung yg memerah juga matanya sembab.
Revan menelan ludahnya, segitu tak rela kah Resha ia tinggal.
"Iya sayangg janjii, mau oleh oleh apa? Biar aku beliin ntar." Tawar Revan namun dibalas gelengan oleh sang istri.
Alhamdulillah dompet aman.. Batinnya.
"Beneran nih? Yakin gak mau apa apa?" Basi Revan.
"Ntar aku list dichat aja." Ucap Resha membuat Revan tersenyum kecut.
Terdengar pemberitahuan bahwa pesawat yg akan ditumpangi Revan sebentar lagi segera berangkat.
Tangan Revan terangkat mengelus lembut kepala sang istri dan memeluknya.
"Baik baik dirumah ya.. Kalo kamu gak mau sendirian nginep dirumah mamah aja atau gak ajak temen kamu kerumah." Pesan Revan dibalas anggukan.
"Yaudah sana buru berangkat."
"Bentar aku lagi nunggu Saka." Ujar Revan membuat tanda tanya diotak Resha.
"Ngapain?"
"Buat anterin kamu pulang. Masa kamu pulang sendiri.."
Tak lama setelah itu, Saka datang menghampiri mereka.
"Oy bro," Mereka melakukan tos ala lelaki.
"Tolong anterin bini gue! Pokoknya jan sampe ada yg lecet."
Tanpa berkata, Saka hanya menjentikkan ibu jari nya. Setelah itu Revan dan Bimo langsung bergegas masuk bandara.
Skip dalem mobil.
"Eh ehh mau kemana nih? Lo jan macem macem ya Ka!!" Teriak Resha saat mengamati sekeliling ternyata bukan jalan kerumah nya.
"Kita ke cafe."
"Berdua? Gak gak!! Ntar dikira gue selingkuh lagi sama lo!" Resha bersedekap dada.
Saka menghela nafasnya, dari tadi orang yg disamping nya ini benar-benar tidak mau diam.
Melihat Saka yg tak mau membalas, Resha bersiap untuk berteriak. Ia tak mau jika nanti Revan salah paham dan berakhir ia menjadi janda. Big no!
"Saka-awh!"
Resha memekik kala tiba-tiba Saka mengerem mobilnya secara mendadak. Untung jidat mulusnya tak terbentur.
"Lo apa ap-"
"Tuh." Resha menoleh kearah yg titunjuk Saka. Disana, sudah ada Nindya, Gia, Aldo, dan Andre. Ternyata dirinya telah salah menduga.
"Ngomong kek dari tadii."
"Lo nya aja bawel. Turun!"
Brak
"Hello wasapp gaess!!" Teriak Resha dari pintu utama Cafe.
"Wah wah yg ditinggal suami bukannya sedih malah bahagia bener nih keknya." Ujar Nindya.
"Gue curiga nih ada skandal diantara kalian berdua."
Ucapan Aldo barusan sontak mendapat tabokan maut dari Resha. Lemes sekali mulutnya..
"Enak aja lo kalo ngomong! Mau gue gunting tuh mulut hah?!"
Kicep kan.
"Lo baperan ah, orang gue becanda jugaa." Elak Aldo.
"Off baperan."
Seketika Resha mendelik dan hampir saja melemparkan tas hitam bermerk gucci nya itu. Namun dicegah kedua teman nya.
"Yaallah Astaghfirullahh.. Sabar Shaa."
"Kalo ngladeni hewan tuh emang kudu sabar Sha,," Ucap Nindya.
"Apa lo bilang? Hewan?? Berarti lo temennya hewan donggg."
"Dih, temen? Emang lo temen gue?!" Balas Gia sarkastik.
Aldo dan Andre kompak mengelus dadanya, baru kali ini mereka kalah adu bacot. Saka menatap tak minat perdebatan teman-teman nya itu.
Brukk
"Aw.."
"Eh ehh sorry gue gak sengaja."
Ditengah perdebatan unfaedah mereka, tiba-tiba seorang perempuan menabrak kursi yg diduduki Resha. Sontak semua berdiri.
"Emh iya gapapa, lain kali hati-hati mbak." Ucap Resha membantu mengambil barang-barang milik perempuan itu yg terjatuh.
Mata Andre dan Saka menyipit ketika menangkap punggung seseorang yg menabrak Resha, seperti tak asing dimata nya.
Saat orang itu mengangkat kepalanya, Saka juga Andre menatap tak percaya gadis yg berada didepan nya ini. Rasanya mustahil orang yg sudah lama menghilang kini kembali lagi.
"Sabrina..?"
🍁🍁
Sekarang Resha tengah melakukan videocall bersama Revan, melepas rindu seharian ini tak bertemu.
"Kamu udah makan?"
"Udah, makan rindu."
Revan terkekeh mendengar penuturan sang istri yg bisa dibilang tak mungkin, memangnya rindu bisa dimakan?
"Ngawur banget deh kamu.. Makan rindu mana bisa kenyang?"
"Yg bilang bikin kenyang siapa? Maka nya kamu cepet pulang biar aku kenyangg."
Revan menyangga dagu nya dengan tangan.
"Pulang pulang, coba itung udah berapa kali kamu bilang kaya gitu? Sampe bosen aku dengernya."
"Ya makanya pulangg!" Ucap Resha memanyunkan bibirnya.
Astaga, rasanya ia ingin menerobos layar kaca ponselnya agar bisa mencubit pipi istrinya yg sangat menggemaskan.
"Lusa sayanggg.."
"Kenapa gak sekarang aja sih?!"
"Gak bisa dongg, kan disini aku masih banyak kerjaan."
"Hoamm ngantuk."
"Yaudah sana tidur.. Aku matiin ya?"
"Ihh jangann." Rengek Resha.
"Jangan matiin duluu sebelum aku tidur oke?"
"Ya masa aku cuma liatin kamu doang."
"Gak papa kan dapet pahala."
"Haha kata siapa?"
Lima detik berlalu namun tak ada jawaban dari Resha. Dan ternyata istrinya itu sudah terlelap dengan ponsel yg masih menyala.
"Yaampun istri siapa sih ini? Good night my sweety.. Cupp."
🍁🍁
_PerfectBaby_
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT BABY[SLOW UP]
أدب المراهقينHARAP FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! Revisi kalo udah END! _ Seorang gadis mungil namun memiliki paras yg menawan harus menerima Kenyataan bahwa dirinya akan dijodohkan dengan seorang lelaki yg selalu membuat kehidupannya disekolah terusik! Ya, Resh...