Kanaya memeluk Sakila yang baru saja masuk kedalam kelas dengan perasaan senang. Sakila yang dipeluk seperti itu berusaha melonggarkan pelukannya namun gagal.
Sakila memukul mukul punggung kanaya saat nafasnya tercekat. Kanaya melepaskan pelukan itu dan menyengir kearah gadis itu.
Sakila menghirup udara dan menetralkan kembali nafasnya. Setelah itu, dia menatap kearah sahabatnya dengan tatapan penasaran.
Kanaya menarik gadis itu untuk duduk dibangku mereka.
"Kemarin gue ketemu sama bokap gue, kil!!"
Sakila mengembangkan senyumnya mendengar itu. Pantas saja kanaya sangat terlihat bahagia, ternyata dia bertemu dengan ayah kandungnya.
"Gue bahagia, kalo liat lo bahagia." Kanaya menatap haru kearah sahabatnya. Dia memeluk Sakila dari samping.
"Thanks, Kil. Karena, elo selalu menjadi sahabat yang terbaik buat gue." Sakila hanya mengangguk, dia teringat sesuatu kemudian menatap Kanaya dalam.
"Kemarin, kenapa hp lo gak aktif?" tanya Sakila penasaran.
Kanaya mengeluarkan sesuatu dari dalam saku roknya. Sakila menatap ponsel ditangan Kanaya dengan ekspresi kaget.
"Lo, ganti hp?" Tanyanya sambil menatap gadis itu penuh atensi.
Kanaya mengangguk. "Hp gue yang kemarin jatoh kekolam, masih bisa dibenerin tapi kata bokap gue, beli yang baru aja, gitu." Sakila mengangguk paham dan mulai mengeluarkan alat tulisnya.
"Kemarin, Alaska nanyain lo ke gue."
"Nanyain gue?"
Sakila mengangguk tanpa melepaskan fokusnya dari buku miliknya.
"Sebaiknya, nanti waktu istirahat, lo temuin dia dan jelasin semuanya. Biar dia enggak khawatir." saran Sakila. Kanaya mengangguk dan ikut mengeluarkan buku tulisnya.
***
"Lo beneran gapapa, ke kantin sendiri?" tanya Kanaya, khawatir.
Sakila mengangguk tanpa ragu. "Gapapa, sekarang lo temuin Alaska dulu, kalo sudah selesai baru lo susul gue ke kantin." Mendengar itu, kanaya mengangguk dan keluar terlebih dahulu dari dalam kelas.
Sakila memasukan alat tulisnya kedalam tas ranselnya. Setelah itu dia berjalan dan keluar dari dalam kelas. Saat ingin belok, dia terkejut saat mendapati Glace yang menyenderkan punggungnya ketembok dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celana.
Melihat Sakila, sontak Glace berdiri dengan tegak dan menarik gadis itu.
"Heh! Lo mau bawa gue kemana?!" Sakila berusaha melepaskan cekalan lelaki itu dipergelangan tangannya namun gagal karena tenaga lelaki itu lebih kuat dibandingkan dirinya.
"Diem!" Sentak Glace dengan tatapan tajamnya, membuat sakila menelan salivanya dengan kasar.
"Duduk!" Titah lelaki itu, Sakila mengangguk patuh dan duduk disamping Cowok itu.
Keduanya mulai memesan makanan dan minuman. Disana, semua atensi menatap kearah keduanya. Sakila yang merasa ditatap seperti itu sangat risih dan ingin pergi dari sana namun pergelangan tangannya dicekal oleh lelaki disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]
Teen FictionSenja mengajarkan, sesuatu yang indah, bisa datang dan pergi dengan semaunya tanpa kita duga dan sangka. Jangan pernah lupa, bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan. Kita tidak bisa menduga kapan perpisahan itu akan tiba dan beruj...