***
Tak terasa sudah satu bulan lebih Glace dan Sakila menjalin hubungan. Dan sejauh ini, belum ada masalah yang masuk kedalam hubungan keduanya.
Dan sore ini, kedua pasangan itu sedang berada di tempat yang satu bulan lalu menjadi saksi bisu resminya hubungan kedua orang itu.
"Sayang?"
Sakila menolehkan kepalanya kekiri dimana Glace berada. Dia menatap mata kekasihnya yang sedang menatap nya dengan intens.
"Kamu tau? hal yang paling aku takuti didunia ini?" tanya cowok itu membuat Sakila menggeleng.
"Emangnya apa?" tanya Sakila, penasaran.
"Dari dulu sampai sekarang aku sangat takut kehilangan bunda, dan sekarang ketakutan itu bertambah dengan adanya kamu dikehidupan aku."
"Gue?" tanya Sakila menunjuk dirinya sendiri.
Glace berdecak dengan wajah datarnya, ia menatap gadisnya dengan tajam. "Bisa gak sih, kosakatanya diganti?" katanya dengan nada suara yang terdengar kesal.
Sakila menghela nafas mendengar itu. "Sory, gue belum terbiasa. Lagian, emangnya harus banget?" tanyanya heran.
Glace memutar kedua bola matanya. "Harus banget. Lagian kita ud-"
Sakila meletakan jarinya dibibir cowok itu. "Iya, sayang. Maaf, ya?" selanya diringi senyuman tipisnya.
Glace mengembangkan senyumannya dan mengangguk sambil menggengam kedua tangan gadis itu.
"Kamu. Tanpa kamu kehidupan aku enggak akan berwarna seperti saat ini, tanpa kamu aku juga enggak akan merasakan sebahagia ini, kamu duniaku setelah bunda." Ujar Glace tulus, tangannya terangkat menyelipkan anak rambut Sakila.
Hatinya menghangat, bibirnya tak bisa tertahan untuk membentuk lengkungan manis diwajahnya, dia sangat bahagia bisa dicintai oleh lelaki seperti Glace.
Tiba - tiba muncul satu ide untuk mengerjai lelaki didepannya ini.
"Kalo aku mati gimana?" tanya Sakila.
Tatapan Glace berubah tajam saat mendengar pertannyaan itu. Terlihat jelas tidak menyukai pembahasan Sakila.
"Kalo aku mati dan ninggalin kamu untuk selamanya gimana?"
"Kamu gak mungkinkan mau ninggalin aku?" Tanya Glace gelisah.
"Enggak ada yang enggak mungkin didunia ini kan?" ucapnya, memang itu kenyataannya.
Sakila yang melihat itu berusaha menahan tawanya. Tapi memang benar bukan? kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya. Bisa jadi hari ini kita bersama dan esok nya menghilang dan meninggalkan.
Glace menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali, cowok itu langsung mendekap tubuh mungil Sakila dengan erat.
"Jangan tinggalin, aku." tutur Glace.
Sakila tersenyum tipis. "Takdir. Kalo itu udah takdir dari tuhan untuk kita dipisahkan, kita bisa apa? aku emang enggak akan ninggalin kamu, tapi kalo kematian yang buat aku ninggalin kamu gimana? kita gak tau kedepannya bakalan kaya gimana."
Glace menggeleng, membayangkan Sakila meninggalkannya saja Glace tak sanggup.
"Aku bakalan nyusul kamu kesana, biar kita bisa terus sama-sama."
Gila! matanya melotot mendengar itu kekasihnya ini memang gila.
Sakila melepas paksa pelukannya kemudian menatap tajam Glace.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]
Novela JuvenilSenja mengajarkan, sesuatu yang indah, bisa datang dan pergi dengan semaunya tanpa kita duga dan sangka. Jangan pernah lupa, bahwa disetiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan. Kita tidak bisa menduga kapan perpisahan itu akan tiba dan beruj...