BAB 10

531 49 1
                                    


***

"Udah gue bilang kan, kalo haykal itu benci sama gue, nay!" teriak ilona.

"Dia cuma kecewa sama Lo, mungkin kalo lo jelasin ke dia apa yang buat lo ninggalin dia pasti dia ngerti, Na!"

"Enggak! Gue gak mau kalo haykal sampe tau apa alasan gue, nay."

"Terus? mau Lo gimana?"

Gadis itu menggeleng dan mendekati pagar pembatas raftoop."Gue juga bingung."

Kanaya menepuk jidat nya sendiri. Ikut bingung dengan masalah sahabatnya ini.

"Pusing gue, mendingan Lo jauhin dia deh."

"Gue udah jauh sama dia kali." Balas Ilona membuat Kanaya mengacak rambut nya frustasi.

"Terus, lo mau nya gimana? Ilona sayang."

"Ya, mana gue tau!"

"Ahk, bodo amat!" kesal Kanaya dan meninggal kan Ilona yang terkekeh geli.

Ilona menatap langit yang terlihat mendung, air matanya kembali turun tanpa disuruh.

"Gue gak bisa jujur saat ini, maaf.".gumam Ilona, resah.

***

Sore ini seperti apa yang diucapkan glace tadi siang bahwa dia ada latihan basket untuk pertandingan bulan depan, dan sekarang glace, Alaska dan Haykal yang memang mengikuti organisasi basket berada di lapangan yang sama.

"Kal, balikin topi gue, panas nih!"ucap Alaska.

"Gue juga panas!"

"Yee,si bangsat! itu kan topi gue."sinis Alaska.

"Berisik!" Sela glace.

Di sisi lapangan sudah ada Kanaya, sakila dan Ilona yang duduk di kursi yang tersedia.

"Selamat sore, sebelum kita memulai latihan mari kita membaca doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing, berdoa, mulai." Ujar sang pelatih.

***

Sekarang sudah pukul lima sore, latihan telah selesai sejak 3 menit yang lalu.

"kita pulang."

Sakila menggangguk dan menghampiri glace yang sudah berganti pakaian.

"Nay, Na, gue duluan." pamit sakila yang di angguki kedua gadis itu.

"Duluan." Pamit glace yang diangguki kedua sahabatnya.

Setelah sakila dan glace tak terlihat, mereka berjalan kearah parkiran.

"Na, lo bareng gue ya?" tawar Kanaya dengan suara pelan.

"Enggak deh gue pulang dijemput sama Rangga." balas Ilona.

"Oh, oke."

Tak lama suara deru motor terdengar dan berhenti didepan mereka. Seorang pemuda ,berkulit putih, bertubuh tinggi dan atletis itu turun dari motornya dan membuka helmnya. Terlihat jelas wajah tampan lelaki itu.

"Na, maaf aku telat." ucap pemuda itu menghampiri Ilona.

"Gapapa, aku baru aja keluar ko." balas Ilona sambil tersenyum tipis.

𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang