BAB 20

357 40 4
                                    


"ENGGAK!" teriak glace dengan keringat yang mengucur dari dahinya, nafasnya  tersengal sengal dengan jantung yang berdetak cepat.

Lelaki itu menatap arah jarum jam yang menunjukan pukul Lima subuh, tangan nya meraba raba nakas, berusaha mengambil handphone nya, dengan tangan yang gemetar dia membuka layar handphonenya yang tak terkunci.

Deg.

Tidak mungkin mimpi yang ia alami akan terjadi. Glace melihat ada beberapa panghilan tak terjawab dari kedua sahabatnya.

Dengan ragu dia memanggil balik Alaska.

"Hallo, sorry gue ganggu gue tadi nelpon lo mau bilang tentang pacar lo ya-"

"Sakila? dia kenapa? ngomong yang jelas, Las!"

Tanya glace yang memotong ucapan Alaska, membuat lelaki di sebrang sana berdecak kesal.

"Gak usah motong pembicaraan bisa?"

"Oke, Lanjutin."

"Tadi jam dua belas malam, gue kan keluar mau beli martabak buat kanaya, terus waktu dijalan gue liat sakila lagi digangguin sama beberapa preman."

Matanya melotot mendengar itu. Kenapa gadisnya keluar malam malam?

"Dan g-"

Tut

Rahang lelaki itu mengeras tangan nya terkepal kuat, marah? tentu saja, kenapa saat gadisnya membutuhkanya tetapi dirinya tak ada saat itu.

Glace mengusap wajahnya kasar, dia bangkit dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil Wudhu.

Setelah selesai berwudhu, dia melakukan shalat shubuh. Setwlah selesai, hatinya sedikit merasa tenang, dia melirik jam yang menunjukan pukul lima lebih lima puluh menit.

Lelaki itu bergegas merapikan alat shalatnya dan bergerak untuk mengambil baju seragam dan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah siap dengan penampilannya, lelaki pemilik wajah tampan itu keluar dari dalam kamar sembari menuruni tangga, dia berjalan kearah meja makan yang terlihat sepi. Kedua orang tuanya sedang berada di luar kota sedang melakukan meeting dwngan client.

Setelah menghabiskan sarapanya Glace langsung keluar  dan masuk kedalam garasi, dia memilih mobil yang akan ia pakai hari ini.

Setelah berfikir cukup lama, Cowok itu memilih mobil sport warna silver merk koenigsegg ccxr trevita.

Setelah memasuki mobil, dia menyalakan mesin mobil dan keluar dari dalam mansionnya. Dia melajukan mobilnya ke arah jalan menuju rumah kekasihnya. Mengingat tentang gadis itu, rahangnya mengeras.

Mobilnya berhenti didepan gerbang mansion kediaman Danendra yang luas dan mewah. Melihat kedatangan tamu, penjaga disana membuka gerbang dan mempersilahkan Glace untuk masuk.

Setelah memarkirkan mobilnya, laki-laki itu turun dan berjalan memasuki mansion yang tampak sepi, hanya terisi oleh beberapa puluhan maid yang sedang melakukan tugas mereka.

Glace menatap sekitar dan menaiki lift untuk menuju kamar gadisnya. Setelah sampai dilantai dua, dia membuka pintu kamar milik sakila an menutupnya kembali. Dia berjalan menghampiri sakilanya yang masih terlelap dalam tidur dengan tubuh yang terbungkus selimut pink.

Tangan nya mengusap lembut kepala gadisnya dan mengecup kening gadis itu cukup lama. Sakila melenguh pelan merasa tak nyaman dan tidurnya terusik.

Matanya mengerjap menetralkan penglihatanya dan menatap wajah kekasihnya.

𝙲𝙾𝚆𝙾𝙺 𝙳𝙸𝙽𝙶𝙸𝙽- [ʀᴇᴠɪsɪ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang