30

537 20 8
                                    

Aiden kini melihat Nasya yang sedang bersama Iqbaal bahkan Nasya tidak pernah memberikan kabarnya sejak kejadian itu, padahal Aiden sudah berusaha untuk menemui Nasya namun Nasya tidak mau bertemu dengannya.

"Baal, besok jadi kan jalan ?"tanya Nasya

Iqbaal menganguk"iya"

"Emang mau kemana baal?"

"Tempat yang waktu itu lagi mau gak, perpustakaan pribadi saya"

"Wah boleh baal"

Aiden tidak terima ketika Nasya dan Iqbaal akan jalan , tidak ada yang boleh mengambil miliknya.

Aiden segera menghampiri Nasya dan Iqbaal, dia harus mendeketkan diri kepada Nasya.

"Baal pindah tempat lain yuk baal gue malas disini"ujar Nasya dengan kesel.

Aiden menahanya"sya lo marah sama gue gara-gara waktu itu, sya gue tuh mau jelasin sama lo tapi lo selalu ngehindar"

"Ada yang ngomong baal?gue mau balik aja dah see you besok ya baal"ujar Nasya pergi dari hadapan Iqbaal dan Aiden.

kini hanya Iqbaal dan Aiden, Aiden mengarahkan tatapanya tidak suka kepada Iqbaal setelah papanya yang akan diambil oleh Iqbaal dan kini Nasya cewek  yang Aiden cintai.

"Sampai kapanpun gue gak akan rela Papa dan Nasya jadi milik lo"kata Aiden.

"Tapi mereka lebih pilih gue gimana ?"tantang Iqbaal.

Aiden mengepalkan tangannya, ingin sekali menghajar Iqbaal namun dia harus menahan emosinya.

"Gue gak rela bokap gue nikah sama cewek matre kaya ibu lo"ujar Aiden 

Iqbaal yang tidak terima ibunya dikatakan seperti itu, dia langsung menghajar Aiden dengan langsung dan Aiden membalasnya tidak kalah sadis.

Nasya menghampiri keduanya dan memisahkan keduanya dia melihat Aiden yang sedang menghajar Iqbala dan Iqbaal yang tidak melawanya dan membantu Iqbaal.

"Baal lo gak apa-apa?"tanya Nasya khawatir

Iqbaal menggeleng"Gak ko"ujarnya dengan lesu dan Nasya langsung membantunya dan mengabaikan Aiden.

Aiden kira Nasya akan membantunya ternyata dugaanya salah, Nasya lebih memilih Iqbaal dibandingkan pacarnya sendiri.

"Sya"ujar Aiden 

Nasya terdiam dan dia berusaha tidak mendengarkan Aiden, dia harus bersikap cuek kepada Aiden.

"Jangan lupa obatin lukanya"ujar Nasya langsung pergi dari hadapan Aiden.

Nasya segera membersihkan lukanya Iqbaal, dia teringat Aiden lebih banyak lukanya namun Nasya malah mengabaikannya, padahal Nasya adalah pacarnya namun dia malah tidak peduli dengan keadaan pacarnya.

"baal kok lo bisa berantem sama Aiden kenapa?tanya Nasya penasaran.

"Anak mana yang terima ibunya dikatain sya, saya gak terima Aiden ngatain ibu saya cewek matre"Geram Iqbaal .

"Hah, kok Aiden bisa ngatain ibu lo gitu?"ucap Nasya kaget bagaimana bisa Aiden mengatakan seperti itu, yang Nasya tahu Aiden tidak mengenal ibunya Iqbaal.

Iqbaal mengangkat bahunya"Gak  tahu, saya malas bahas itu"ujarnya 

"Maaf baal"

Nasya jadi penasaran kenapa Aiden dan Iqbaal selalu seperti ini jika bertemu selalu saja ribut dan berantem.

"Baal, gue jalan sama lo Laura marah gak?"tanya Nasya karena ia inget Laura itu menyukai Iqbaal.

Iqbaal menggeleng"Gak kok, laura lagi keluar kota neneknya meninggal"ujarnya.

Nasya AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang