15. Dinner

191 11 4
                                    

setelah kemarin Nasya mengungkapakan perasaanya kepada Aiden, dia kira Aiden akan menjawabnya juga namun salah harapan Nasya, Aiden tidak berkata apa-apa.

Nasya masih memikirkan tentang kemarin apakah dia terlalu jujur kepada Aiden, dan Aiden juga malu jika Nasya menyukai dirinya, atau Aiden menjaga perasaan seseorang hingga tidak membalasnya.

"Kenapa gue jadi gini dah"kata Nasya "masa iya gue baper kata-kata anak panti, tapikan anak kecil gak pernah bohong"Gumam Nasya.

"Makasih Sya"Kata Aiden mengecup tangan Nasya.

Nasya kira Aiden akan membalas ucapanya ternyata salah harapannya.

"Kenapa waktu itu lo minta gue ngejauh" tanya Nasya to the Point.

Aiden menceritakan kalo dia kalah dipertandingan Ring lawan Baret maka Aiden harus siap menerima dia akan dijauhin oleh orang-orang yang Aiden sayang termasuk Papanya.

Saat Aiden membawa Nasya ke markasnya , Aiden kira Baret tidak akan datang ke tempat Aiden ,namun ternyata salah pas sekali saat itu Aiden membawa Nasya dan Baret menjadikan Nasya sebagai taruhannya.

Nasya yang mendengarkan itu langsung memeluk Aiden dan menenagkanya, karena ia tahu Aiden sebenarnya tidak mau seperti ini karena sudah pilihan Aiden maka mau tidak mau Aiden harus bertanggung jawab.

"Lo, Bokap, Marsya Kalian orang yang gue sayang, gue gak mau kalian kenapa-napa, maaf kalo gue gak bisa jagain lo"lirih Aiden.

"Lo juga harus baik-baik aja, gue juga gak mau lo kenapa-napa, Makasih udah jagain, dan lindungin gue"Kata Nasya tanpa sadar menangis karena cerita Aiden.

Nasya akhirnya menceritakan juga kejadian waktu dia di bawa Baret ke rumahnya, Nasya hampir ingin di siksa oleh Baret dan bahkan Baret ingjn mencium Nasya, untung saja Aiden datang kalo tidak mungkin itu akan terjadi ,dan Nasya tidak akan mau memaafkan diri sendiri.

"Dia Brengsek , Dia mau siksa gue Aiden, untung lo datang kalo gak, gue gak tahu gimana nasib gue ke depannya" ujar Nasya mengingat hari itu.

Aiden menghapus airmata Nasya, dan dia membenarkan rambut Nasya yang berantakan dan merapihkanya, memegang Pipi Nasya.

CUP

Aiden mencium kening Nasya, dan Pipi Nasya membuat Nasya kaget atas tindakan Aiden.

"Gak akan ada yang bisa ngambil lo dari gue" ujar Aiden"Karena lo milik gue"Batin Aiden"yang nyakitin lo, harus berhadapan sama gue"

"Makasih Aiden"ujar Nasya kepada Aiden, bahkan Aiden masih memikirkan Nasya dibandingkan dirinya.

"Makasih doang nih" ujar Aiden berharap Nasya akan memberikan juga yang Aiden berikan kepada Nasya.

"Ya , terus apa dong?"

"Menurut lo apa?"

"Kok nanya sih?"

"Hmm yaudah ,Sya biar cepet kita jalan lagi"Kata Aiden dengan Pasrah.

Setelah itu tidak ada percakapan antara Nasya dan Aiden hanya ada suara Radio yang mengisi kehingan mobil.

Nasya yang sibuk memainkan ponselnya, Aiden yang sibuk menyetir.

Nasya diam-diam memfoto Aiden, saat Aiden bertanya jika dirinya memfoto Aiden dia mengelak.

kini keduanya telah sampai dirumah Nasya, Nasya menyuruh Aiden memasukan mobilnya dia melihat ada Iqbaal dirumahnya ,ada apa iqbaal kerumahnya dan membuat Nasya bingung.

Nasya AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang