9

93 14 95
                                    

Setelah sempat mampir minimarket untuk membeli bahan-bahan masakan, Kirana memasak di bengkel Zayn.

Zayn memperhatikan Kirana yang dengan cekatan memasak dengan dua kompor dalam waktu yang bersamaan,setelah menyiapkan semua bahannya.1 kompor digunakan Kirana untuk menggoreng ayam dan 1nya digunakan Kirana untuk menumis buncis yang dicampur dengan irisan tempe dan wortel.

Varun mendekati Kirana yang baru saja memindahkan hasil tumisannya, "eumh...aromanya membuat cacing-cacing di perutku demo,Ran!"celetuk Varun, Kirana tertawa kecil mendengarnya

"Suruh peliharaanmu itu bersabar sebentar!"saut Kirana

"Do'akan aku ya, Ran!"ucap Varun,membuat Kirana menoleh ke arahnya seolah bertanya apa do'a yang diminta Varun?.

"Do'akan aku mendapat istri sepertimu!"lanjut Varun dengan senyum dan tatapannya yang masih nampak jelas mengharapkan cinta Kirana

"Kau orang baik,kau pasti mendapat istri yang baik!"saut Kirana,kembali melanjutkan aktifitasnya dan segera mencuci wajan bekasnya menumis

"Sangat b*doh jika ada yang menyia-nyiakan wanita sepertimu!"kali ini Varun sengaja menyindir Zayn yang sedari tadi mengawasinya,tanpa sengaja Kiranapun menoleh ke arah Zayn yang menatapnya.Seperkian detik kemudian Zayn mengalihkan pandangannya,membuat Kirana tersenyum kecut mengingat nasib cintanya.

"Semoga saja akan ada pria pintar yang bisa melihatku sepertimu!"ucap Kirana sengaja mengeraskan suaranya,Zayn kembali menoleh ke arah Kirana

"Seandainya kaupun mau melihatku,Ran!"saut Varun

"Aku sudah melihatmu Varun,tapi disini tidak bergetar!"Kirana menunjuk dadanya,"maaf!"sesalnya

Zayn memperhatikan Kirana yang selalu bisa mengendalikan dirinya,seolah hati Kirana terbuat dari baja yang tak akan mudah di patahkan.Sesaat kemudian Kirana melihat Zayn yang masih memperhatkan interaksinya dengan Varun.Sekilas ide nakalpun muncul di kepalanya.

"Ehmm...Varun,aku akan mencoba mempertimbangkan perasaanmu!"ucap Kirana tiba-tiba

Bukan hanya Varun yang terkejut namun Zaynpun ikut terkejut,

"Zayn!"suara Dinda yang terdengar tiba-tiba ikut mengejutkan Zayn

"Kau!"Zayn beranjak dari duduknya,dan mendekati Dinda yang tersenyum manis.Melupakan tentang Kirana yang membuka pintu hati untuk Varun.

Melihat Zayn yang mengabaikannya Kirana kembali lesu,"Ran, are you oke!"tanya Varun melihat kelesuan Kirana,

"Maaf Varun, aku jadi memanfaatkanmu!"ucap Kirana menjelaskan maksud ucapannya tadi.Meski kembali terluka Varun berusaha mengerti.

"Aku akan membantumu, kau bisa melanjutkan actingmu lain waktu!"ucap Varun

"Zayn tidak akan peduli!"saut Kirana

"Kita coba saja dulu,sekarang memang belum saatnya!"Varun melirik Dinda yang tengah berkomunikasi dengan Zayn dan ada Rizky di samping Dinda.Kiranapun mengerti arah fikiran Varun.Dia tersenyum senang dan berterima kasih atas bantuan Varun.Kirana meyayangkan dirinya yang harus menambahkan luka di hati Varun.

"Kau sudah baikan?"tanya Zayn pada Dinda

"Kau mengirim obat untukku,jadi aku sudah baikan sekarang!"jawab Dinda menunjuk Rizky sebagai obat kiriman Zayn,Zayn menatap sinis pada Rizky.Rizky berusaha tenang menghadapi sikap sinis Zayn,bahkan Rizky mengurungkan niatnya untuk berterima kasih pada Zayn.

"Terima kasih Zayn,kau yang terbaik!"ucap Dinda terdengar berlebihan di telinga Rizky

"Honey,apa kita tidak akan dipersilahkan duduk!"celetuk Rizky sembari merengkuh bahu Dinda,Ia sengaja memilih panggilan 'Honey' untuk menekankan bahwa Dinda adalah miliknya.Hal itu ia pelajari dari salah satu alumni mahasiswanya,yang selalu mampu membuat siapapun bisa melihat cinta yang besar dari alumni mahasiswanya itu pada pasangannya yang berusia lebih tua.Tak mengapa jika di posisi Rizky, usia Rizky lebih tua dari Dinda. Rizky merasa sah saja jika dia menggunakan kata 'Honey' untuk menyebut Dinda.

Kuingin CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang