[Tokyo 2006.]
“Tuan Kim— ada rapat penting 2 minggu lagi di Seoul. Kami sudah menyiapkan segala perintah yang tuan berikan. Semuanya sudah beres, tuan.”
Taehyung memang sedang ada proyek besar yang akan dia laksanakan di negara asalnya. Pria itu bertahun-tahun menetap di Jepang dan membesarkan bisnisnya disana. Kantornya cukup megah dan memiliki banyak cabang.
Siapa yang tidak mengenal taipan kaya yang setia membujang ini? Semua gadis memperebutkannya, tapi entah tipe bagaimana yang dia cari, sampai-sampai orang mengira Pria Kim ini seorang gay.
Tapi entahlah, semua orang masih berusaha membuatnya jatuh cinta, namun malah desas-desus gay yang disematkan padanya yang semakin melebar.
“Bagus. Oh ya, bisakah atur jadwalku sekalian Hoseok? Aku butuh liburan. Tetapi setelah proyek itu selesai saja.”
“Baik tuan.” pria dengan setelan jas hitam dengan wajah kaku, sekaku bra baru itu mengangguk pada Taehyung. Kesetiaan Hoseok pada Taehyung tidak usah diragukan lagi. Pria yang berbeda 20 tahun dari Taehyung itu sudah mengabadikan hidupnya untuk membesarkan Pria Kim bersama mendiang orangtuanya terdahulu.
Perkenalkan sekali lagi. Jung Hoseok! Pelayan setia yang dianggap Taehyung sebagai pamannya. Dan bicara soal umur, Hoseok masih tetap sama mudanya, tampan dan berkharisma. Bayangkan saja, istrinya kini tengah hamil tua sangking sehatnya Pria Jung ini.
“Baiklah, aku ingin pulang dan minum nanti malam. Kau disini?” Hoseok tampak ragu. Tuannya ini sangat.berbahaya kalau sudah mabuk. Dari dulu jika Taehyung hendak minum, Hoseok akan ikut dan memantau tuannya sampai selesai. Agar Taehyung bisa aman sentosa sampai ke rumah.
“Tidak perlu sepanik itu. Aku sudah dewasa. Hanya sedikit, jangan cemas!”
Saat Taehyung hendak melenggang pergi. Sebuah pesan masuk ke ponsel Hoseok.
“Tuan Kim—besok adalah hari peringatan tepat 7 tahun mendiang tuan besar Kim berpulang. Kerabat besar berharap tuan bisa datang.”Taehyung mematung sejenak. Mendengar mendiang Papanya disebut, dirinya hampir meludah. Hatinya teriris, mencekam seluruh emosinya. Tapi dia tidak tampakkan, Taehyung melengos pergi tidak peduli.
🥀
[Daegu 1998.]
Hari menemui minggu, minggu menemui bulan, tetapi pungguk tetap merindukan sang rembulan.
Semakin hari semakin dekat, bak sahabat lama yang mengembara setiap detik kehidupan. Pria Kim seakan memberi akses luas Gadis Chou mengeksplor ke dalam kehidupannya. Taehyung tidak marah saat Tzuyu kini mengetahui siapa dia. Bagaimana keluarganya dan hubungan diantara keluarganya satu sama lain. Bahkan Taehyung lah yang terbuka kepada Tzuyu menceritakan sedetail itu tentang babat bobot bebetnya.
Bahkan Tzuyu sudah menjadi teman dekatnya kini, mencarinya seperti ayam kehilangan induk jika tidak ada kabar. Entah bagaimana semua itu bisa terjadi tiba-tiba. Semenjak Tzuyu tidak sengaja menguping itu, Taehyung malah sibuk mengganggu dan memborong setiap hari kue Tzuyu untuk dibagikan kepada para pekerjanya di rumah. Dan syukurlah, para pekerja sangat menyukai makanan-makanan itu.
Seperti sekarang Taehyung berjalan perlahan di belakang gadis polos itu. Taehyung mengajak Tzuyu berjumpa di taman belakang kampus agar tak seorangpun sadar mereka kini bersahabat. Bukan Taehyung gengsi dan tidak ingin ada yang tahu gadis malang ini sahabatnya. Tapi Taehyung malah berusaha melindungi Tzuyu dari kemungkinan teman-teman gaul Taehyung yang akan mengusik kehidupan Tzuyu dan Taehyung tidak ingin ada perisak yang menggangu Tzuyu karena ketenaran Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...