Seohyun dan Ryuna tidak jadi hari ini pergi ke apartemen baru mereka. Karena menerima kabar dari sang suami bahwa ada sedikit masalah dengan kepindahan mereka. Jadi diharuskan memperpanjang menginap di rumah Tzuyu dan Taeyang sementara waktu.
Dan mengenai sekolah Ryu, gadis remaja berusia 12 tahun itu terbilang sangat cerdas. IQ-nya jauh melebihi anak-anak seusianya. Gen mamanya yang kental dan darah Jerman yang diwariskan. Itu juga terlihat dari Sehun dan Seohyun yang sangat pintar.
Jadi, Ryuna terkadang merasa bosan karena nyatanya semua pelajaran yang diterangkan oleh gurunya sudah dia mengerti betul sebelumnya. Seohyun akhirnya memutuskan menerapkan home schooling pada putri keduanya agar Ryuna tidak bosan dengan yang namanya pendidikan.
Kakak tertua Ryuna, Ryujin melanjutkan studi SMA-nya di Jerman dan juga sama cerdasnya dengan mereka semua.
“Ryu, kita cari home schooling mau tidak?”
“Memang disana tidak bisa, Bu?” yang Ryuna maksud adalah home schooling yang akan dimulai jika dekat apartemen baru mereka saja.
“Ayah bilang apartment belum selesai. Waktunya juga tidak tahu kapan selesainya. Jadi, sementara waktu disini kita cari saja ya?”
“Sudah izin Bibi Chou?” mata bulat Ryu yang mirip Paman Sehun lekat menatap sang mama yang juga sama tertariknya saat menyampaikan ide ini.
“Ibu sudah izin tadi pagi.” Seohyun tersenyum semangat membuat Ryu tidak mampu menolak niat baik ibunya.
“Kalau begitu baiklah, bu.” Ryuna mengangguk setuju dan mengikuti kemana ibunya melangkah pergi.
🥀
Taeyang sangat rewel pagi ini, tidak seperti biasanya. Tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau berlatih futsal padahal hari ini akhir pekan. Semalam sudah heboh mengajak Ryuna menontonnya berlatih bersama Paman Sehun. Tetapi harus urung karena dia benar-benar tidak ingin apapun. Taeyang sedang tidak enak badan, mama sudah mengeceknya dengan termometer.
“Kita ke dokter, ya?” Tzuyu mengusap-usap punggung Taeyang agar anaknya merasa nyaman dan tenang.
Taeyang yang pucat menatap sang mama dengan takut, “Sakit ma—”
“Yang mana?”
“Disini, ma.” tunjuk Taeyang pada kepala dan tenggorokannya.
Tzuyu jadi sedih dibuatnya, dielusnya punggung itu selembut mungkin sebelum akhirnya mengambil kunci mobil dari nakas samping tempat tidur.
🥀
“Paman mau kemana?” tanya keponakan Taehyung dengan logat Australia yang kental. Kareena Benjamin. Kareen begitu biasa dipanggil, yang menguasai tiga bahasa sekaligus, anak pintar lain yang mencontoh mendiang mamanya, Krystal Kim, kakak Taehyung, yang satu ayah beda ibu dengan Pria Kim.
Kareena berumur sama dengan Ryuna. Ayahnya orang Australia. Kareen itu multilingual, bisa berbahasa Jepang karena darah ibunya yang campuran Jepang, berbahasa Inggris logat Australia kental, dan Korea karena hampir seluruh keluarga keturunan mendiang ibunya orang Korea.
Anak satu ini bahkan sering mengunjungi paman satu-satunya ini. Gadis pintar ini lebih suka kemanapun sendirian, meskipun umurnya masih sangat kecil. Taehyung sudah ingatkan berkali-kali, namun Kareen mirip ibunya Krystal yang keras kepala dan tidak bisa diatur.
Tapi bagaimanapun Kareena, dirinya tetaplah anak baik yang sayang pada pamannya. Kareena sering minta diantarkan papanya sampai Bandara Canberra dan pergi ke Seoul sendirian. Dia hanya minta paman menjemputnya di Bandara Incheon dan mengantarkannya ke rumah neneknya, nenek yang sebenarnya bukan nenek Kareena.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...