Dengan raut wajah marah Tzuyu menyambut putranya yang berlari dari depan pagar menuju dirinya, tentu dengan seragam sekolah.
“Tata...” belum sempat bertanya dan marah-marah, Tata sudah bernaung menyembunyikan wajahnya di paha sang mama dan menangis. Tzuyu agak kebingungan dan benar tidak mengetahui apa yang terjadi dengan putra semata wayangnya ini. Dilepaskan tautan itu dan melihat Taehyung mininya ini sudah sangat berantakan. Air mata dimana-mana, mata yang membengkak dan hidung serta bibir yang memerah. Belum lagi seragam...
“Apa-apaan ini...”
“Paman idola!” Hati Tzuyu serasa dirobek dengan pedih, ia tahu ini perbuatan Taehyung. Tapi bagaimana caranya dan apa yang terjadi? Kenapa Tata sampai membolos dan dimana mereka bertengkar, kepala Tzuyu pening karena kekhwatiran.
Mama Chou itu berjongkok dan mengelus lembut pipi putranya berusaha menenangkan, bagaimanapun dan apapun ia harus tahu apa yang terjadi, dan tidak boleh marah walaupun seharusnya dia marah karena Tata sampai membolos begini.
“Ada apa, nak? Kenapa?”
Tata meremas jemarinya, sesunggukannya terasa kencang pertanda dihatinya sangat sakit.
“Paman...”
“Paman usir Tata, padahal Tata hanya memeluk kakinya, mama. Tata bilang kenapa tidak pernah datang lagi mengunjungi kita, tapi paman mendorong Tata dan memarahi Tata, paman bilang pergi bersama mama sebelum paman menghabisi Tata. Hati Tata sakit sekali mama, disini.” tunjuknya ringan pada dadanya yang berbalut seragam sebelum mendapat pelukan menenangkan dari sang mama. Hanya dewa yang tahu bagaimana Tzuyu menahan tangis mendengar aduan sang putra.
Sepecundang itukah dirimu Taehyung sampai menyakiti hati putramu seperti ini? Kau bilang akan menghabisinya, padahal kita semua tahu bagaimana kau mau merelakan seluruh tubuhmu untuk dia pakai saat koma. Sekarang lihat apa yang ia tidak harus dengar sudah kau ucapkan.
“Kenapa Tata kesana? Kenapa harus bolos?” digendongnya putranya yang semakin berat masuk ke dalam rumah, dan Tata tetap tidak mau melepaskan pelukan dari mamanya. Dia tetaplah bayi kecil Tzuyu berapapun usianya.
“Tata rindu sekali dengan paman, mama. Tadinya begitu, sekarang tidak lagi! Paman jahat!”
“Hey, ingat apa kata mama mengenai tidak boleh bicara sembarangan pada orang lain. Kenapa Tata sampai seperti ini?”
“Maaf mama.” Tata dengan penyesalannya.
Hari itu Tzuyu berusaha menyembuhkan luka hari putranya dan berjuang keras untuk memaklumi luka hati yang juga ia goreskan pada Taehyung. Bagaimanapun Taehyung berhak tahu, bagaimanapun ia juga salah sebrengsek apapun Taehyung dimasa lalu, pria itu tetap andil dalam dua anak-anak ini. Dua anak miliknya.
🥀
“Ada apa paman sampai kemari?” Tzuyu dengan auranya yang kelelahan menyambut datangnya Hoseok di malam hari. Tidak baik bertamu apalagi dia seorang perempuan dan paman ini lelaki. Tapi mereka bisa tenang karena Tzuyu kini sudah mempekerjakan seorang wanita paruh baya membantunya mengawasi sang putra jika Tzuyu sangat sibuk.
“Bagaimana Tata?” tanyanya setelah berbasa-basi tadi. Dia bisa melihat hawa lelah di dalam diri Tzuyu. Mata wanita ini sembab, mungkin kejadian tadi siang juga menyakitinya.
“Yaaaa, Taehyung dengan kata-kata kasarnya cukup membuat Tata menangis seharian dan demam. Dia baru minum susu dan bisa tidur. Paman aku minta maaf atas apa yang telah terjadi padanya beberapa hari yang lalu. Tapi apakah itu pantas untuk menyakiti putranya? Dia yang bilang tidak ingin berpisah dan lihat bagaimana dia mencampakkan Tata.” nada kekecewaan mengalir deras dari Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...