cerp4.

630 124 83
                                    

*Saran Cece coba dibaca sambil mendengarkan “To the Bone—Pamungkas” pake earphone volume sedang :) Cece yakin  main kerasa :(




[Seoul 2006.]

Senja sudah hampir sampai di mata angin Barat. Menanda petang sudah memulai garis start memasuki malam. Tadi Taehyung izin pada Thomas akan pergi ke taman sebentar. Rindu suasana taman Seoul. Seketika terbayang juga rindunya suasana taman di Daegu yang harusnya menjadi awal kebahagian.

Tapi entah kenapa taman di Daegu menghancurkan semuanya. Semua harapan Taehyung. Semuanya berakhir disana.

Dan kini jam menunjukkan pukul 5 sore lewat 18 menit. Pria itu pergi sendirian karena ingin refreshing saja dan jalan sore santai. Thomas yang mengusulkan taman ini. Kata Thomas, taman ini begitu indah dan dekat dengan beberapa restoran seafood serta lapangan futsal yang tak jauh dari restoran-restoran itu. Taehyung jadi tertarik. Apa bisa menemukan kesenangan disini?

Dunia kantor serasa membunuhnya. Membuatnya tidak bisa menghirup udara segar dan selalu saja disibukkan dengan kontrak, klien, kontrak, dan lainnya. Maka dari itu, perusahaan yang didirikan ayahnya ini, semakin berkembang pesat di tangan Taehyung. Seperti harapan mendiang Papanya terdahulu. Taehyung tidak durhaka kan, pa? Tapi kenapa papa yang durhaka kepada Taehyung?

Oh iya, Thomas juga bilang setiap sore taman ini biasanya akan ramai oleh orang-orang yang bersenda gurau dan menemani anak-anak mereka bermain di sore hari. Thomas juga tidak berbohong. Disana banyak orang bermain. Ada yang bermain sepeda, lari santai bersama anak-anak mereka, olahraga ringan bersama pasangan.

Tapi entah kenapa lapangan futsal lebih menarik perhatian Taehyung. Lapangan futsal yang hanya diisi dua bocah kecil yang sibuk bertanding. Taehyung melangkahkan kakinya mendekat dan tersenyum melihat keakraban keduanya.

“Taeyang...”





[Daegu 1998.]

Taehyung terus membunyikan klakson mobilnya. Dibukanya kaca di sisinya untuk mengamati gadis yang siap sedia mendiaminya sejak kemarin. Taehyung bingung sendiri jadinya dan merasa tidak enak. Bagaimana tidak, jelas saja gadis ini akan marah padanya kan?

Jika kalian berpikiran bahwa Taehyung mengikuti langkah Tzuyu ini di kampus, kalian salah besar. Karena nyatanya Taehyung tidak akan membawa Tzuyu pada bahaya sebesar itu. Sebenarnya sejak tadi Taehyung menguntit Tzuyu dari rumah gubuknya dan berniat mengikuti keseharian Tzuyu.

“Tzuyu...”

Tin!

“Chou Tzuyu...”

Tin!

Setiap Taehyung memanggil si empunya nama, Taehyung selalu menekan sekali klaksonnya mencari perhatian Tzuyu. Gadis ini benar-benar marah ya?

Sejak keluar rumah Taehyung sudah meminta maaf padanya. Tapi gadis itu hanya pergi menggunakan bus kota meninggalkannya begitu saja. Sejak tadi juga ditawarkannya Tzuyu untuk diantarkan kemanapun Tzuyu mau, ya yang kita tahu ke tempat kerja pastinya. Karena hanya tempat-tempat seperti itu biasanya Tzuyu akan pergi. Tzuyu tak sedikit pun menoleh padanya.

Saat hendak masuk ke dalam restoran tempat Tzuyu kerja, Taehyung buru-buru turun dari mobilnya dan meraih tangan itu sebelum masuk melalui gerbang belakang.

“Kau ini kenapa?”

Tzuyu diam, tidak mau melihat Taehyung.

“Tzuyu...” lirih Taehyung. Hatinya benar-benar sedih, tidak siap jika Tzuyu marah begini padanya. Tzuyu kan sahabatnya sekaligus orang yang paling dia percayai dibandingkan pacarnya sendiri, Lisa. Maka dari itu, Taehyung merasa tidak nyaman jika Tzuyu begini.

༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang