[Daegu 1999]
Tzuyu tampak termenung di depan rumah besar tempat dimana dirinya dulu tiba-tiba dipanggil tanpa tahu apapun. Tempat bertemu dengan Tuan Kim, di rumah Taehyung dibesarkan. Masuk dengan undangan dan pulang dengan rasa tidak hormat.
Tzuyu pernah bermimpi masuk ke dalam sana dengan rasa hormat dan disambut dengan serangkaian menyambut menantu, seperti budaya orang Korea pada umumnya. Tetapi, mimpi itu harus dia kubur sendiri. Taehyung bahkan tak bersamanya lagi kini.
Penolakan Taehyung dan penghinaan yang di lakukan kemarin seharusnya sudah mampu mengantarkan segala kewarasan Tzuyu untuk hidup tanpa sahabatnya itu. Tapi nyatanya dia masih berdiri disini memandang rumah Taehyung yang berdiri megah bak istana dengan pilar-pilar dan gerbang tinggi.
Hari ini aku mengunjungimu
Seperti yang selalu kita bicarakan
Kamu selalu bersemangat untukku
Akhirnya aku datang padamu
Tapi hari ini aku melewati pinggiran kota
Menangis karena kamu tidak adaTzuyu menghapus air mata yang kini mengalir di pipinya. Baginya, Kim Taehyung adalah seperti mentari. Jika benda itu tidak ada, semua dunia Tzuyu terasa mendung.
Kamu mungkin bersama dengan gadis itu
Yang selalu membuatku ragu
Dia adalah segalanya yang kau inginkan
Yang membuatku merasa tidak aman
Aku hari ini melewati pinggiran kota yang biasa kita susuri bersama
Karena bagaimana mungkin aku bisa mencintai orang lain?Tzuyu tadinya bilang pada supirnya Sehun untuk pulang duluan, karena dia mau pergi ke perpustakaan kota dan tidak usah mengikuti Tzuyu. Tapi, Tzuyu tidak pergi kesana, Tzuyu datang ke rumah Taehyung, berdiri tepat di depan pagarnya. Entah apa yang dilakukan gadis itu.
Seharian ini Tzuyu bahkan mengunjungi kembali tempat-tempat yang biasa mereka kunjungi. Berdiri disana dan melamun menatap semua hal yang mengingatkan dirinya pada Taehyung.
Sakit sekali rasanya...
Tetapi kenapa kau meninggalkanku?
Tidak ada yang baik-baik saja di dalam diriku saat kau memutuskan pergi begitu saja.🥀
[Seoul 2006.]
Terkadang Tzuyu bersyukur dikaruniai Taeyang diusianya dulu yang harusnya masih menikmati masa-masa indah bangku kuliah dan remaja yang beranjak dewasa. Meskipun membesarkan anak semata wayangnya itu butuh perhatian dan kesabaran ekstra, menempa dirinya menjadi wanita kuat dan tangguh dikarenakan masa lalu yang mengerikan. Mau tidak mau begitulah cara kerja takdir. Sejatinya Taeyang dan gadis kecil yang seharusnya tumbuh bersama itu akan menjadi pelindung dirinya kelak. Meskipun kenyataannya juga pahit. Saudari Taeyang memilih untuk bersama Tuhan terlebih dahulu.
"Ma..."
"Iya?" Tzuyu menoleh kebelakang, dilihatnya Taeyang dengan piyama tengah memegang handel pintu.
"Kenapa sayang?"
"Tata takut sendirian di kamar..."
"Astaga, kemarilah nak!" Tzuyu merentangkan tangannya dan meraih putranya yang pucat kedalam pelukan hangat.
🥀
[Daegu 1998.]
Taehyung mencuri pandang kepada 2 orang yang duduk di taman kampus. Terbesit rasa bersalah dan menyesal, tentu saja. Gadis itu sudah sebulan tidak menjadi orang yang sama lagi disampingnya. Disamping pria baru itu pasti aman. Orang-orang di kampus sangat segan melihat pria yang seumuran dengan kakaknya, Krystal Kim. Ayah pria itu berperan penting dalam kerjasama cabang kampus ibunya dengan negara Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...