“Tuan... Saat di taman itu, Nyonya Tzuyu ingin mengatakan bahwa dia sedang mengandung bayimu.”
“Bedebah!!!”
BRUKKKK.
Hoseok meringis dan terjatuh setelah mendapat bogeman mentah dari Taehyung. Hidung bangir itu langsung mengeluarkan darah.
“Tuan Kim, aku mohon ampuni aku. Tuan—” Hoseok menarik nafas dan berusaha berdiri tegak.
“Chou Taeyang adalah putramu, tuan. Bocah kecil yang kau selalu tanyakan padaku itu adalah putra kandungmu bersama Nyonya Chou Tzuyu.”
Seperti sebuah bom meledak diatas kepalanya untuk yang kedua kali, Taehyung merasa lumpuh dan mematung seketika. Dadanya sangat sesak, hatinya sakit. Dugaannya selama ini benar, anak laki-laki yang selama ini dia cintai itu adalah putra kandungnya. Bocah itu sudah berumur 7 tahun tetapi tidak mengenal siapa ayahnya dan bagaimana rasanya memiliki sosok itu.
Dengan frustasi Taehyung mengacak rambutnya, dia nyaris gila dengan semua ini. Saat kebenaran yang dia yakini selama hampir satu dekade dihancurkan begitu saja oleh fakta dimana orang yang selalu mengikutinya setiap hari tahu kebenaran yang sebenar-benarnya.
“Tuan, aku paham sebentar lagi aku akan mati ditangan mu. Aku tidak terampuni. Tetapi aku mohon, berikan aku maaf. Maaf atas segala dosaku padamu selama ini. Dan tolong jangan sentuh keluargaku, tuan. Mereka tidak tahu apapun soal ini, begitupun dengan istriku. Saya menyembunyikan semua ini atas perintah mendiang Tuan Kim Miyamoto. Maafkan sa—”
“Sialannnn!!!” Taehyung benar-benar mengamuk, bahkan sebelum Hoseok menyelesaikan pembicaraannya, diraihnya kerah baju resmi itu dan menghabisi wajah itu dengan beragam pukulan. Hoseok sampai terkapar di lantai, wajahnya penuh darah dan lebam. Itu semua berasal dari kesakitan-kesakitan dalam hati Taehyung.
Taehyung duduk disamping tubuh Hoseok yang terlentang lemah. Mereka berdua penuh peluh dan darah. Dan sama-sama menangisi dosa mereka masing-masing.
“Kau sudah kuanggap seperti kakakku sendiri, kuanggap keluarga dan terkadang seperti ayahku. Tetapi kenapa kau tega menutupi rahasia sebesar ini? Sekarang—apa yang akan aku lakukan? Tzuyu akan segera menikah dengan pria lain. Seharusnya wanita itu menjadi milikku! Aku sangat mencintainya. Seharusnya dia menghabiskan hidupnya bersamaku.”
Taehyung berusaha menghapus air matanya, tapi tidak bisa. Dia mengalir begitu saja tanpa ada hambatan. Semua ini terlalu sulit dia terima.
“Dan putraku. Anakku, darah dagingku. Dia harus memanggil orang lain sebagai papa. Milikku itu harus menyebut papa pertama kali pada orang asing. Sementara aku ayah biologisnya tidak diberi kesempatan merasakan bagaimana indahnya menjadi seorang ayah. Aku tidak diberikan kesempatan sama sekali.”
Netra tajam Taehyung semakin kelam seiring memori memutar bak film di kepalanya. Tata, Tzuyu. Hanya mereka berdua yang menjadi pamerannya disana. Rasanya ingin sekali menculik ibu dan anak itu, membawanya pergi dimana hanya ada mereka bertiga saja dan kebahagiaan. Tetapi tidak... Tidak bisa lagi. Itu semua mustahil.
“Apa kau tahu bagaimana rasanya, Hoseok? Kau tidak tahu kan apa yang kurasakan saat ini?”
.
🥀
Tata tidur dengan nafas tersengal-senggal sisa menangis terus seharian. Nafasnya memburu panas sama seperti suhu tubuhnya. Sejak Taehyung pergi, anak ini langsung saja demam. Padahal tinggal menunggu hitungan hari mama dan paman Sehunnya akan menikah. Sebentar lagi.
Semenjak itu pula, Tata benar-benar tidak ingin bicara pada siapapun. Selain Bibi Seohyun, schwester Ryuna dan Paman Steve. Bahkan Tzuyu menangis juga tidak mempan lagi dalam hal membujuknya. Hari-hari semakin buruk padahal persiapan pernikahan sudah selesai. Tzuyu semakin menjadi sosok yang pendiam dan pemurung, Sehun pun sadar akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...