Seohyun dan Steve datang bersama Ryuna tepat setelah Tata diperiksa hari itu. Sebenarnya dokter melarang karena Tata belum dalam keadaan yang benar-benar membaik. Tetapi dengan meminta izin kepada dokter penanggung-jawab akhirnya mereka diperbolehkan menjenguk.
Ryuna bercengkrama lama dengan Tata, memainkan game baru yang Ryu bawa dari rumah. Tentu saja, permainan yang cukup menguras otak, akan tetapi entah kenapa kedua bocil itu tampak menikmati permainan mereka.
Ryuna yang sudah lelah bermain tertidur nyenyak di ranjang cadangan Taeyang. Sedangkan Taeyang sendiri sudah tertidur dengan dengkuran halus digendongan papa-nya. Lelah menangis, bermain dan juga efek obat mampu membuat anak aktif itu tertidur selelap ini. Taehyung tahu bahwa anaknya ini tidak akan tertidur meskipun sudah jatuh dalam rasa kantuk. Karena, Tata takut paman idola akan pergi saat dia tertidur. Itu terlihat saat sayup-sayup matanya tertutup di ranjang, dan tiba-tiba saja dia paksa untuk tetap terjaga seraya memastikan Taehyung masih ada disana.
Papa-nya tentu menyerah saat sesekali fokusnya pada bocah itu dalam perbincangan serius diantara ke-4 orang dewasa itu. Mengamati dan menyadari bahwa Tata sangat takut kalau dia sampai tertidur.
“Kemarilah, nak...” ujarnya sambil membawa Tata ke dalam pelukan. Diaturnya sebaik mungkin infus agar tidak berdarah dan mengusap punggung Tata agar anak itu tidur. Seohyun dan Steve saling memandang dalam pemandangan yang sangat bisa dimaklumi ini. Ikatan itu pasti sangat kuat sekarang. Mereka tidak lagi berjauhan. Tata mungkin merasakan banyak hal semenjak donor itu, merasakan juga sosok ayah pada Taehyung karena Kim satu ini sangat melindungi putra semata wayangnya itu. Tidak boleh ada yang kurang.
“Kenapa kau merahasiakan hal sebesar ini padaku, Yu?” kakak kandung Sehun itu bertanya, perempuan cantik yang berdiri di ujung kaki ranjang. Dia mengatakan hal ini saat sudah memastikan bahwa anak-anak itu sudah jatuh ke alam bawah sadar mereka.
“Kenapa kau enggan menceritakan bahwa Taehyung adalah ayah biologis Tata? Setidaknya akui saat aku kemarin menebaknya.”
Tzuyu menunduk, merasa bersalah.
“Oh, astaga! Kenapa aku sangat tidak peka.”
Taehyung dan Steve tidak berekspresi apapun. Pun, Seohyun sudah mengetahui segalanya dari Sehun di hari yang sama saat Tata kecelakaan. Dia hanya merasa bodoh lagi setelah melihat pemandangan sejelas ini diantara mereka bertiga.
“Lalu bagaiman dengan rencana pernikahan kau dan Sehun, Yu?” kedua orangtua Tata terkejut bukan main saat diberi pertanyaan seperti itu. Taehyung tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada Taeyang, gerakan implusif saat dirinya terancam.
Tzuyu menunduk. Sehun juga tidak lagi terlihat semenjak terakhir kali datang berkunjung menenangkannya.
“Pernikahan apa, sayang?!! Kau berniat memisahkan ayah dan anaknya? Kau tidak lihat itu? Bahkan aku sangat tahu betul bahwa Tata tidak akan melepaskan pelukan itu.” sahut Seohyun sambil melirik Tata.
Seohyun sedih. Diantara kebahagiaan adik kandungnya Sehun dengan keluarga yang baru berkumpul dihadapannya. Ini benar-benar menghancurkan hatinya sebagai seorang kakak. Dia tidak bisa memilih, karena rasa sayangnya kepada mereka semua sama.
“Kita harus mencari alternatif lain, tanpa menghancurkan hati siapapun.” sahut Seohyun tegas.
🥀
Keesokan paginya,
Taehyung sudah harus ke kantor dan pria itu sengaja berangkat subuh, karena Tata pasti tidak akan mengizinkannya pergi. Taehyung harus mengurus perusahaan sebentar. Tapi sebentar... Rasanya itu tidak mungkin. Pekerjaannya terlalu banyak karena mangkir lumayan lama semenjak kecelakaan itu. Dan tak terasa jam sudah menunjukkan waktu tengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...