Hari ini Sehun mengajak Tzuyu untuk menjalani kencan pertama mereka sekaligus membicarakan tentang keperluan yang dibutuhkan keduanya, baik saat resepsi pernikahan dan dalam menjalani bahtera rumah tangga. Memang terlalu lama untuk membicarakan ini mengingat kurang 2 minggu lagi pernikahan itu berlangsung. Tapi, ya apa mau dikata.
Sehun juga terlihat sangat bahagia. Tetapi berbanding terbalik dengan ibu satu anak, Tzuyu. Wanita itu kebanyakan diam ketimbang menimpali omongan Sehun sejak tadi.
“Bagaimana kalau undangannya berwarna rose gold? Eumm... Tapi merah maroon juga sedang hits. Bagaimana menurutmu, sayang?” ujar Sehun sambil menunjukkan dua contoh undangan itu kepada Tzuyu.
Tapi Tzuyu masih saja melamun.
“Yu...”
“Tzuyu...”
“Tzuyu... Hey!” Sehun meremas pelan bahu Tzuyu dan sukses membuat Tzuyu terkejut dan sadar.
“Iya ada apa?” tanya Tzuyu dengan raut wajah bingung. Matanya sibuk mencari-cari clue apa yang sejak tadi Sehun bicarakan.
Tapi alis Sehun yang menyatu menjadi tanda bahwa pria itu sedikit kecewa. Sangat jelas terlihat di wajah tampannya.
“Kau tidak suka ya atas rencana ini?”Tzuyu sontak menggeleng, takut jika Sehun sampai salah paham.
“Tidak, bukan begitu. Maaf aku tidak mendengarkan. Aku... Aku... Kau tahu—aku hanya sedikit lelah saja.”Sehun tersenyum lembut, kekecewaannya hilang begitu saja saat Tzuyu mengatakan alasannya. Meskipun ada sedikit bumbu kebohongan disana, tapi Sehun tidak sadar itu.
“Kenapa tidak ambil cuti saja kalau lelah?” tanya Sehun sambil mengusap puncak kepala Tzuyu dengan sayang. Mereka benar-benar terlihat sangat romantis di tengah cafe yang ramai ini.
“Jangan. Aku akan cuti seminggu, sebelum pernikahan saja. Karyawanku akan kelelahan mengatur ulang jadwal karena sebentar lagi kita akan menikah. Kan bisa ambil cuti nanti setelah resepsi.”
Sehun senang mendengarnya. Tzuyu tampak sangat matang mempersiapkan segalanya untuk pernikahan mereka. Ditatapnya Tzuyu dengan tatapan memahami.
“Baiklah sayang... Jangan sampai kelelahan ya! Maksudnya, jangan sampai sakit saat hari H. Dan ya... Ngomong-ngomong, bagaimana konsultasi ke doktermu kemarin?”
Setiap ditanyakan soal keadaan rahim, Tzuyu merasakan sesak di hatinya. Mengingat putrinya dan wajah ayah anak itu. Oh astaga! Bahkan sampai detik ini Taehyung tidak tahu kalau Taeyang adalah putranya, dan Taeyang juga mempunyai kembaran. Meskipun Taehyung nampaknya curiga, tapi Tzuyu tahu bahwa belum ada bukti kuat yang pria itu temukan.
“Apa aku salah bicara?” tanya Sehun dengan nada khawatir. Dia takut Tzuyu tersinggung dan merasa sedih lagi. Jadi, digenggamnya jari-jari Tzuyu erat.
Tzuyu tersenyum lembut, matanya menatap mata Sehun.
“Tidak papa...”“Tadi dokter bilang—”
***
Taehyung duduk di kursi kayu yang menghadap langsung pada lapangan. Menunggu sampai bel berbunyi. Dia sejak tadi melihat-lihat bangunan besar yang mirip dengan bangunan tua kota London. Dindingnya tidak diplester tetapi menggunakan batu-bata marmer yang indah dan berkilau. Disanalah anak kecil menggemaskannya menuntut ilmu.
Taehyung benar-benar tidak sabar lagi! Sejak tadi sibuk melihat isi bekal bento yang dia bawakan dari rumah. Takut isinya tumpah dan merusak segala bentuk makanan aneh-enak yang dibentuknya di dalam. Taehyung minta diajarkan tadi pagi-pagi sekali oleh temannya yang kebetulan seorang chef di restoran Jepang di daerah asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...