[Daegu 1999.]
Tzuyu merasa ada yang aneh hari ini di kampus. Seantero kampus menatapnya seolah Tzuyu memiliki utang 10 juta kepada masing-masing siswa yang tidak dia bayarkan selama bertahun-tahun. Mulut-mulut berbisa berbicara terang-terangan tentang kekurangannya. Dan tiba-tiba mendapat banyak senggolan yang dia yakini mereka sengaja.
Seluruh koridor tampak sesak karena dipenuhi mahasiswa dari berbagai fakultas. Bahkan meskipun itu bukan jadwal kuliah mereka, mereka tetap datang di siang hari. Banyak kakak senior yang seharusnya fokus pada skripsi berada disini. Menatapnya dengan tajam, entah mengapa.
Bruukkk...
Saat itu ada benda-benda yang jatuh dari atas, tepat dihadapan Tzuyu. Dan gadis itu langsung menatap penuh pada apa yang jatuh dihadapannya. Benda ini...
Benda ini terasa sangat tidak asing dan Tzuyu benar-benar sangat mengenal beberapa benda mungil dibungkus plastik-plastik imut dengan pita warna-warni.
Benda ini yang dia antarkan ke loker seseorang. Tadi! Pagi-pagi sekali. Ada apa ini? Perasaan Tzuyu tiba-tiba saja terasa sangat tidak enak dan risih. Hawa dingin berhembus di tengkuknya dengan bulu kuduk yang meremang.
Tzuyu mengadah keatas, tempat sumber moci-moci coklat itu jatuh. Benda-benda ini tidak jatuh, semua benda ini dijatuhkan. Deg! Hati Tzuyu mencelos dan matanya seketika memanas, menahan tangis karena rasa sakit melihat semua ini.
Pria itu disana. Sahabatnya! Taehyung, Kim Taehyung ada disana. Menatap Tzuyu layaknya kotoran yang dipenuhi virus mematikan. Lantai 2 itu dipenuhi anak-anak futsal, Lalisa dan beberapa anak hits kampus. Serta... Orang-orang kemarin yang memukuli Tzuyu. Para berandal berkuasa itu.
Tzuyu terang-terangan menatap Taehyung, seolah bertanya, ada apa?. Tetapi Taehyung hanya memalingkan pandangannya. Saat itu juga Tzuyu merasa 3 buah gajah sedang menginjak-injaknya, dan Tzuyu hanya tinggal menunggu di detik keberapa dia akan mati mengenaskan.
“KALAU TIDAK BERANI MENCINTAI APA YANG INGIN KAU CINTAI DAN TIDAK BERANI MEMPERJUANGKAN APA YANG INGIN KAU PERJUANGKAN, ITU AKAN MENJADI PENYESALAN DI KEMUDIAN HARI.” suara lantang Lisa memecah keheningan yang sangat dingin di koridor utama, dan menghantamkan bom tepat di wajah Tzuyu. Tzuyu diam membisu mendengarnya. Tetapi dadanya terasa sangat sesak.
Kertas kecil persegi empat berwarna lylac yang digenggam Lisa itu. Iya! Itu juga milik Tzuyu. Taehyung—ada apa sebenarnya?
“HEIII JALANGGG!!! KAU PIKIR KAU SIAPA, HAH?!”
Tzuyu menatap Lisa dengan air mata yang membendung di matanya. Sekarang, Tzuyu akan minta tolong pada siapa, Tuhan? Siapa yang bisa menyelamatkan Tzuyu dari tempat ini?
“MIMPI APA GADIS MISKIN BURUK RUPA SEPERTIMU SEHINGGA DENGAN LANCANGNYA KAU MENCINTAI TAEHYUNG?!!”
Tzuyu memekakkan telinganya. Sebisa mungkin melindungi hatinya dari semua hinaan yang Lisa lontarkan di depan semua orang-orang ini. Tzuyu tidak butuh lebih banyak waktu lagi memperhatikan Lisa. Dia hanya peduli pada Taehyung. Jadi Tzuyu menatap mata pria itu, bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada Taehyung? Tzuyu bahkan tidak berkedip sama sekali.
Apa salahku, Kim? Kenapa kau sangat jahat padaku?- Tzuyu membatin. Raut mata polos yang biasa Taehyung tatap itu kini meredup. Kepedihan dan luka mendalam, hanya itu yang Taehyung temui saat ini di mata itu.
Berbagai sumpah serapah dan kata jalang yang diucapkan berulang menggema memenuhi gendang telinga Tzuyu. Semua orang mengolok-olok dan membisikkan kata-kata jahat dan kasar padanya. Semua orang sedang mengutuknya. Tapi Tzuyu tidak bisa berbuat apapun untuk membela dirinya. Kalau Taehyung ada dipihaknya, Tzuyu sangat yakin bisa melawan seluruh dunia, karena pria yang dia cintai mendorongnya dan selalu ada di-sisinya. Tapi Taehyung tak disini. Taehyung tak ada disisi Tzuyu, tidak seperti yang gadis itu harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...