Tzuyu terkejut saat pintu kantornya dibanting dengan keras, wanita itu siap mengamuk jika saja wajah memerah dipenuhi air mata dengan tubuh kecil memasuki ruangan. Wajah mini yang mirip Taehyung itu sedang menangis.
Tak butuh waktu berapa lama setelah Tzuyu berdiri, Taeyang Kim memeluk kaki mamanya dan menangis sampai rok mamanya berwarna krem basah. Tzuyu sudah tahu duduk masalahnya, mengingat Taehyung mengatakan akan mengunjungi putra mereka di sekolah pagi ini. Dia sudah berjanji tidak akan menyakiti dan mengatakan hal buruk karena dia sangat sadar pagi ini. Dan melihat Taeyang mereka pulang bersama supir adalah jawaban tanpa jawab sebenarnya.
“Ada apa, nak?” tanya-nya lembut. Berjalan lembut, menuntun sang putra duduk di sofa bersamanya. Tata naik, lalu langsung memeluk tubuh mamanya lagi. Tubuhnya yang kecil dalam pangkuan hangat mama.
“Paman idola…” katanya mengadu.
“Paman kasar lagi kepada anak mama?”
Tata menggeleng. “Tata hanya tidak suka ada paman lagi di dekat kita.”
Tzuyu memundurkan tubuhnya, tangannya yang halus mengusap lembut dan menghapus air mata putranya. Tzuyu suka tersenyum sendiri melihat foto kopian sesempurna ini, apalagi saat menangis. Tzuyu jadi penasaran bagaimana keduanya menangis bersamaan jika bersebelahan.
“Tata tidak boleh bicara begitu. Memangnya Tata yakin akan bisa tanpa paman idola lagi? Waktu terakhir kali jumpa paman idola, anak mama jumpanya dimana?” tanya Tzuyu sambil mengusap rambut halusnya. Ini rambut warisan Taehyung juga. Segalanya Taehyung wariskan. Apa Tzuyu memang sangat mencintai Taehyung saat mengadon putra mereka ini?
“Rumah sakit.” katanya dengan sesenggukan, air matanya sudah tidak ada lagi. Hanya sesenggukan tersisa.
Tzuyu mengecup pipi putranya, “Nah... Sekarang Tata tahu bahwa paman idola sedang sakit. Kepalanya sakit sekali saat itu, jadi dia tidak fokus melihat siapa yang ada di dekatnya, saat itu wajah paman juga menangis. Tapi paman menangis tidak seperti Tata, banyak air matanya, paman menangis tidak mengeluarkan air mata.” kebohongan yang menggelikan bagi Tzuyu. Bagian mananya yang tidak mirip?
Matanya membulat beserta bibirnya yang penuh, lembab habis menangis menambah keimutan di wajahnya. “Paman sakit, mama? Apa sakitnya parah?” tanyanya terlihat panik. Tzuyu menatap betapa baik budinya sang putra meskipun mungkin Taehyung menyakiti hatinya.
“Mmm... Sakit di hati paman yang parah, anakku. Apa Tata yakin akan terus bermusuhan dengan, paman? Paman akan mempunyai anak lelaki baru di sekolah jika Tata terus tidak mau bicara dengan paman. Mereka akan main futsal bersama, lalu makan bakso ikan, memberi makan burung di taman, ke pantai dan...” Tzuyu terdiam saat mata Tata kembali menangis dan tangan mungilnya menutup bibir sang mama. Tidak rela jika paman punya anak lelaki baru.
Dan sorot mata cemburu Taehyung bersinar di mata putranya. Tzuyu mengecup kedua tangan Tata yang masih menangis.
“Ya, paman akan miliki itu semua dengan anak lelaki lain. Dan mungkin mama jadi tidak ada teman dewasa lagi.”
Oh lihat mata mungilnya semakin berair, Tzuyu memang jago membuat cemburu seluruh keturunan Kim. Jadi dia menangis dan terus memeluk mamanya. Terdengar dari isakan begitu pilu dengan harga diri yang begitu tinggi. Dia masih sangat menyayangi paman idola, tapi ego yang tinggi membuatnya tidak memohon apa pun untuk menghentikan paman idola memiliki anak lelaki kesayangan yang baru. Nah, kalau hal seperti ini Tzuyu yang wariskan.
Setengah jam berlalu, Tzuyu masih duduk di sofa, bersandar sabar saat mendengar dengkuran halus dari dan nafas yang mulai teratur dari sang putra. Kepalanya bersandar di dada sang mama dengan tangan yang memeluk pinggang mama manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
༄ᵗᵃᵉᵗᶻᵘ; 𝗖𝗮𝗿𝗽𝗲 𝗗𝗶𝗲𝗺🔐
Fanfiction"Selamat tinggal. Maaf karena telah mencintaimu..." ujarnya sebagai penutup dari akhir cerita cinta. Diusapnya sekali lagi pipi itu lembut-mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dalam sekejam waktu, sebuah tangan menahannya. Pria itu menangkup tangan...