"hey, sweetie..."
jeongin menjauhkan ponsel dari telinga dan menatap layar ponselnya dengan heran, lalu membawa benda pipih itu untuk menempel di telinganya kembali. "lo lagi mabuk?"
suara dari sebrang sana terkikik sinting. "nope, i am clearly sober! nggak mabuk kok, gila paling. abis dapet big news dari artis gue. a BIG news." (nggak. gue bener-bener lagi sadar)
setelah memastikan pintu kafenya terkunci aman, jeongin berjalan ke arah mobilnya yang diam terparkir. "i really have no idea what you're talking about. lo di mana? biar gue jemput."
"aduuuh ... baik banget sih sahabat gue —eh, tunggu, lo sahabat gue, kan? atau cuma gue doang yang nganggep kita sahabatan?"
jeongin memijat pelipisnya lelah. "lo di mana? share loc cepet, gue jemput."
"tau aja gue nggak bawa mobil. btw, serius loh je, gue nggak mabuk. yang mabuk itu artis gue yang lagi patah hati dan sialnya manager dia lagi libur jadi bosnya ini yang terpaksa nemenin. hell! dimana lagi ada bos sebaek gue?!"
jeongin melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya. sudah pukul sepuluh malam, dan dia masih jauh dari tidur nyenyak di kasur empuk karena tingkah sahabatnya. tidak mungkin dia membiarkan mia terlantar mabuk di bar antah berantah, kan?
pemuda manis itu mengapit ponsel di telinga dan bahunya sementara tangannya merogoh tas mencari kunci mobil.
"artis lo ada banyak, mia. and how on earth i could know which one is heartbroken and drunk?" (dan gimana gue bisa tau siapa yang lagi sakit hati dan mabuk?)
"you're the one who broke his heart, dumbass." (elo yang matahin hati dia, bego)
gerakan jeongin yang tengah membuka pintu mobil membeku. "... hah?"
mia mendengus dari seberang sana. "oliver bar, meja nomor 13. come quick, cutie pie. cepet selesein masalah apapun yang kalian hadapi itu."
***
"uhmm ... halo? tes, tes, ini mic-nya nyala, nggak? oh, nyala. ehehe."
haruto melirik tanpa minat pemuda di atas panggung oliver bar. setiap malam selasa seperti sekarang, bar kecil ini memang selalu mengadakan open mic sehingga pengunjung bisa menyumbang lagu. maka terciptalah live music ala kadarnya begini.
"halo nama saya jake, di sini saya mau nyanyi––tenang aja, suara saya nggak jelek-jelek amat kok. itu cowok di meja nomor lima, yang cakep banget kayak gula pasir, senyum dong biar tambah manis, jutek aja."
wajah datar cowok di meja nomor 5 nampak memerah entah menahan malu atau kesal. bukannya menurut untuk tersenyum, cowok itu justru mengajungkan jari tengahnya pada pemuda di panggung. membuat pemuda itu menyemburkan tawa geli.
"maafin temen saya ya semuanya, akhlak-less emang dia.... udah ya hoonie, jangan sedih terus, this song is for you —eh, tapi yang lain tetep boleh ikut dengerin kok, hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah | Hyunjeong ✔️
Fanfiction[COMPLETE] [Pernah rank #1 di Hyunjeong, sekarang rank #1 di hatimu] ___________ Seonggok bayi diletakkan begitu saja di mobil milik pria lajang yang merupakan the hottest guy in town. Pria itu, Hwang Hyunjin, awalnya berpikir orang yang membuang...