epilogue : akhir bahagia

6.7K 968 148
                                    

"papaaaa! lihat aku dan mama abis bikin apa,"

pria berpakaian jas formal itu tersenyum hangat. dia baru pulang kerja dan langsung disambut senyum riang sang anak. rasanya semua penatnya langsung luruh seketika.

"emangnya bayi rubah papa bikin apa?"

"strawberry shortcake! ini aku loh yang bikin. mama cuma bantu sedikiiiit banget." bocah tujuh tahun dengan cemong krim kue di pipi itu mendekatkan ibu jari dan telunjuknya namun tidak sampai menempel. lalu dia dengan riang membawa piring berisi kue strawberry ke depan sang ayah.

pria itu tertawa, matanya beradu pandang dengan sang istri yang sedang mengoles krim ke permukaan kue sembari tersenyum gemas melihat kelakuan anak mereka.

"oh, ya? hebat sekali anak papa!"

"ayo papa, cobain! aaaaaak," anak itu membawa sesendok kue ke depan mulut ayahnya. yang langsung pria itu lahap dengan suka cita. "enak, papa?" tanyanya dengan mata berbinar penuh harapan.

"as always, little one. kue bikinan rubah kecil papa selalu jadi yang paling enak."

bocah lucu bernama jeongin itu tertawa senang hingga matanya menyipit lucu membentuk bulan sabit. lalu serta merta dia merubah raut wajahnya menjadi sok serius. "kalo pembeli puas berarti harus bayar."

"oh ya? berapa?"

"nggak pake uang! tapi bayar di sini," ucapnya seraya menujuk pipi gembilnya yang selalu bersemu kemerahan.

lagi-lagi pria itu tertawa lepas, "centilnya anak papa~ siapa sih yang ngajarin?"

walau begitu, pria itu tetap menuruti anaknya. diciumnya pipi halus bocah lucu itu kiri dan kanan. anaknya tertawa bahagia lagi.

kemudian pria itu membawa tubuh mungil sang anak yang memiliki harum campuran strawberry dan kue ke gendongannya, lalu membawanya ke pantri dapur di mana sang istri tengah bekerja.

"hmm, that looks good. can we have a try, queen?"

queen adalah panggilan khusus dari pria itu untuk istrinya sejak mereka masih pacaran dulu. padahal nama istrinya tidak sedikit pun mengandung unsur ratu atau sangkut pautnya dengan ratu.

"no," tegas perempuan cantik itu seraya memukul pelan tangan sang suami yang berusaha mencolek krim kue. "nanti rubah kecil ngambek kalo kuenya rusak."

"no, papa! jangan dimakan dulu! itu birthday cake aku," sungut bocah lucu itu.

"iya, iya, papa tau. papa cuma bercanda biar mama marah," pria itu terkekeh geli saat melihat mata cantik istrinya memincing sinis menatapnya.

"soalnya mama kamu makin cantik kalo marah, persis kayak kamu," bisik papa di telinga anaknya, namun sengaja masih cukup keras agar sang istri bisa ikut mendengar.

anak polos itu ikut tertawa bersama sang ayah meskipun dia tidak sepenuhnya paham lelucon itu.

"ck, jangan ngajarin anak aku aneh-aneh," ujar sang istri seraya memutar bola matanya malas.

papa tertawa kecil lagi, kemudian dia menghabiskan waktu menemani mama bekerja dengan mengobrol semua hal random bersama anaknya.

"aduhh, bayi rubah papa udah mau tujuh tahun aja. kayaknya baru kemarin kamu lahir ke dunia terus digendong papa,"

"iya dong, pa! aku udah besar. udah tinggi."

"hm!" papa mengacak lembut rambut bocah itu gemas. "nanti kalo udah besar, jeje kerja di perusahaan papa, ya?"

"eh, tidak bisa," tukas mama menghentikan aktivitasnya menghias kue. "rubah kecil dan mama mau bikin toko kue nanti."

"nggak bisa dong, queen. jeongin harus sekolah tinggi-tinggi terus nerusin perusahaan aku."

Ayah | Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang