that's what friends are for

6.1K 1K 327
                                    

jeongin menyetir dengan tenang. sesekali melirik spion tengah mengecek haruto di kursi belakang yang sedang tertidur. pemuda itu mengigau dalam tidurnya, soal kantung doraemon dan amortenia (ramuan cinta dari serial harry potter) yang ingin dia berikan pada jeongin. sebenarnya itu sedikit lucu, jeongin tertawa kecil mendengarnya.

"poor boy. gue sebenernya shiper kalian. he really adores you, you know? selama tujuh tahun ini, dia selalu nanyain kabar elo ke gue," guman mia di kursi penumpang sebelah jeongin.

"ini tentang hati, mia. nggak bisa dipaksain. kalaupun gue nggak suka sama orang lain dan nerima haruto, itu nggak adil buat dia karena gue nggak bisa bales perasaannya," sahut jeongin dengan pandangan fokus ke jalan.

"jadi bener ya, you're falling in love with someone? dan gue —yang mendeklarasikan diri sebagai sahabat lo nomor satu— nggak tau apa-apa," mia berusaha untuk tampak biasa saja, walau dalam hati kecewa karena sikap yang terlalu tertutup sang sahabat.

"... itu bukan hal penting."

mia mendengus sinis. "oke, kalau lo nggak nganggep itu hal penting. jadi lo bakal berbagi sama gue kalo ada hal yang lo anggap penting, kan?"

dahi jeongin mengernyit bingung. dia tidak bisa menebak arah pembicaraan ini. "... mungkin?"

"good," perempuan itu tersenyum, namun tidak sampai ke matanya. "so, kapan lo bakal cerita ke gue tentang anak lo?"

jeongin terkesiap kaget. dia menginjak pedal rem secara refleks. membuat ketiganya terpelanting ke depan kalau saja tidak di tahan safety belt.

"anjir jeongin, kira-kira dong lo!" desis mia seraya menyingkirkan rambut dari wajahnya. dia menoleh ke belakang dan mendapati haruto masih tertidur pulas. "ya ampun, kebo. dia nggak kebangun."

jeongin mengerjap beberapa kali. setelah berhasil menguasai diri, dia menoleh ke mia dengan ragu. "jadi ... lo udah tau?"

"hm," sahutnya santai. "gue udah bilang kan artis gue ngasih gue big news? itulah big news-nya. haruto yang mabuk emang bukan penjaga rahasia yang baik."

"...."

"ups, sori. lo nggak nyaman ya rahasia lo dibocorin ke sahabat lo ini?" sarkas mia disertai seulas senyum miring.

"nggak kayak gitu, mia."

mia menggeleng jenuh. "berapa tahun sih, je, kita sahabatan? dan rasa percaya elo ke gue masih setipis itu sampe lo ogah berbagi masalah lo ke gue? hal segede itu loh, je. lo nyimpen semuanya sendiri?"

"gue cuma ... nggak mau nambah runyam keadaan."

perempuan itu mendengus marah. "apalagi rahasia besar lo? ayo, kasih tau mumpung gue belum sembuh dari shock. misalnya lo ternyata keturunan dari raja majapahit? atau lo ternyata anaknya donald trump? atau elo simpanannya prince william of wales? hmm?"

jeongin menunduk menyesal. matanya panas memikirkan mia yang pasti sangat kecewa padanya. "maaf ..."

sorot mata mia melunak, dia menghela nafas pelan. "lo selalu ada buat gue kalo gue dalam masalah, selalu bantuin gue. giliran lo yang punya masalah, lo simpen semua sendiri. gue ngerasa nggak berguna sebagai temen, je. gue tau lo kuat, tapi plis, jangan kayak gini .... ya ampun bayi gue, lo pasti capek banget."

Ayah | Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang