hanya hyunjin, rafael, dan kekacauan

6.8K 1.2K 359
                                    

"eeeelll! ayah hitung sampe tiga, kalo kamu belom turun juga, kamu bakal jalan kaki ke sekolah." teriak hyunjin dari bawah tangga yang disusul teriakan panik sang anak.

"tungguuuu! lho kok... kaos kaki aku dimana?! ayah bantuin cariiiiii~" teriak rafael dari dalam kamarnya.

"satu..."

"arghhhh... tunggu! kaos kaki, kamu diman— oh, ini dia!"

"dua..." teriak hyunjin sembari melirik arlojinya. sekarang sudah pukul 6.35. mereka akan terlambat.

"bentar... bentar..." terdengar suara ribut rafael, sebelum kemudian tubuh kecilnya berlari menuruni tangga dengan penampilan yang membuat hyunjin ingin mengurut dada. rambut tebalnya belum tersisir rapi, kemejanya hanya dimasukan asal ke dalam celana, lalu kerah bagian belakang yang mencuat naik.

"dasinya mana?" tanya hyunjin sembari membetulkan kerah kemeja rafael lalu menyisir rambut hitam sang anak dengan jari.

"di dalem tas." jawab sang anak sembari berlari ke meja dapur setelah hyunjin selesai merapikan rambutnya. lalu tangan kecil rafael menyambar gelas susunya sebelum meneguknya dengan kecepatan luar biasa.

"pelan-pelan, el."

peringatan sang ayah tidak dia hirukan. begitu menghabiskan susunya, rafael berlari kembali ke arah rak sepatu lalu mengambil sepatu hitamnya.

"lampu kamar udah mati?"

"dah." jawab rafael sembari mengikat tali sepatunya.

"ac?"

"udah." rafael bangkit berdiri lalu menarik tangan sang ayah. "ayo ayah, nanti aku telat."

untung saja hyunjin masih sempat mematikan lampu ruang tamu dan mengunci pintu di tengah keributan pagi ini.

paginya tidak akan sekacau ini kalau saja asisten rumah tangga mereka sekaligus pengasuh rafael, tidak memutuskan mau menikah dengan sopir hyunjin lalu mereka kompak berhenti kerja.

seakan itu belum cukup, adik sepupunya di belanda juga memutuskan untuk melahirkan kemarin, hingga sang mama harus berkunjung ke sana selama beberapa minggu.

merupakan keajaiban dunia, rumah mereka belum terbakar atau meledak walau hyunjin hanya ditinggal berdua saja dengan rafael.

"nih sarapan kamu." ujar hyunjin sembari menyerahkan kotak bekal biru berisi roti dan nutela yang dia siapkan pagi tadi.

"ck, sarapan di mobil lagi," gerutu bocah kelas satu sd itu. dia menerima kotak bekal itu dengan kesal, lalu masuk ke pintu depan sebelah kemudi.

"siapa suruh tadi susah dibangunin?" balas hyunjin sembari menghidupkan mesin mobilnya.

hyunjin sudah melajukan mobilnya ke jalanan saat el mulai memakan sarapannya.

"owma kapwan puwang yah?" tanya el dengan mulut menggembung penuh makanan.

"ditelen dulu makanannya baru ngomong." sahut hyunjin sembari memencet tombol radio di mobilnya guna mencari siaran yang bagus.

el menelan rotinya lalu mengulang pertanyaannya. "oma kapan pulang, yah?"

"baru juga pergi tiga hari. emang kenapa?"

bibir rafael mengrucut lucu, "bosen sarapan roti gosong."

"yeeeeuu... udah sukur mau ayah buatin."

" ya ayah buatnya yang niat dikit, dong. pake cinta kek, pake resep google kek, apa kek," cetus el sembari menyuapkan roti ke mulutnya lagi.

"udah bagus nggak ayah kasih baygon di dalemnya!"

Ayah | Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang