he did a big oopsie (pt. 2)

7.2K 1.1K 355
                                    

alternative title : how to make baby el.

Warning!
75+++ (content dewasa)

****

nyatanya jeongin tetap diam di kursinya setelah menerima ajakan orang asing itu.

"tapi tuan malaikat, kalo aku ke surga, nanti papa sendirian. aku boleh bawa papa kan?" pintanya dengan raut lucu.

si malaikat melongo mendengarnya. iya kali dia menikmati 'surga dunia' dengan threesome sama bapak anak?!

"errr... kayaknya papa kamu nggak bakal suka, deh."

alis jeongin tertaut bingung, "siapa yang nggak suka surga? semua suka! papa juga. aku mau ke surga bareng papa!" pekik jeongin dengan wajah sayu dan memerah.

"bukannya papa kamu jahat? kamu bilang dia anggep kamu 'alat investasi'?"

raut wajah jeongin berubah, awan mendungnya kembali lagi.

"ah, iya... papa maksa aku belajar terus les banyak-banyak buat bisa lolos tes. sekarang aku bakal sekolah di harvard terus punya pekerjaan yang papa aku suka. tapi aku nggak suka, draco. aku nggak mau..." rancau si manis melanjutkan acara mabuknya. bibirnya mencebik lucu seperti anak kecil yang tidak diberi permen.

"emang kalo nggak di harvard, lo maunya ke mana?" tanya hyunjin sembari memaksa libidonya turun. tidak mungkin dia meniduri orang yang sedang kalut bermasalah gini.

senyum lebar terkembang di bibir jeongin, "culinary institute of america. aku mau jadi chef pastry, bikin kue enak kaya mama. oh, goblin ahjussi, kamu harus cobain strawberry shortcake buatan mama! enak banget!"

"i can't wait." senyum hyunjin otomatis terukir karena keceriaan si manis. tidak berniat memberitahu namanya agar si manis berhenti memanggilnya dengan nama-nama aneh. tak ada gunanya melarang orang mabuk.

lalu seakan baru mengingat sesuatu, jeongin tersentak. "ahhhh, aku lupa. mama udah meninggal."

jeongin tertawa canggung mengusir rasa nyeri di hati. "tapi tenang, daniel, aku juga bisa bikin yang seenak buatan mama," dia menatap gelas wiskinya yang kosong, lalu berujar pelan dengan suara bergetar, "mama selalu bilang kalo aku pinter masak. dia pengen liat aku punya toko sendiri, terus dia bakal jadi pelanggan pertama. tapi malah mama pergi duluan..."

"tau nggak mario? mungkin mama pergi karena tau anaknya ini nggak bisa wujudin mimpi itu... " jeongin berbisik lirih membiarkan setetes air asing menuruni pipi halusnya. dia mabuk dan sedih.

hyunjin bisa melihat itu, kalau memiliki toko kue adalah mimpi si mungil ini. dan dia harus melepasnya demi harvard. demi ambisi ayahnya.

"lo udah pernah bilang 'enggak' ke bokap lo? bilang kalo lo mau jadi koki bukannya budak perusahaan. pernah?"

jeongin menggeleng pelan, "aku nggak mau buat papa sedih."

"terus sekarang elo yang sedih, dan elo lari ke night club buat pelampiasan."

jeongin menatap hyunjin tepat di matanya, dia benci pria itu membacanya dengan mudah.

"dengar cupcake, bukan tugas lo membahagiakan semua orang di dunia. lo juga harus bahagia, dan mengusahain kebahagiaan lo sendiri itu bukan egois."

"bilang ke papa lo kalo lo enggak mau ke harvard. dia mungkin bakal kecewa bentar, tapi lama kelamaan dia bakal paham. gue yakin, dia mau lo bahagia. yang harus lo lakuin adalah ungkapin isi hati lo."

jeongin mengerjap lalu menggeleng pelan, "andai semudah itu. papa nggak bakal dengerin ak—"

"lo nggak bakal tau kalo lo belom nyoba." potong hyunjin tegas.

kini jeongin menatap hyunji lekat, rasanya hatinya menjadi ringan begitu curhat dengan orang ini, dan menjadi lebih ringan lagi setelah mendapat masukan yang memang dia butuhkan.

bibirnya melengkung membentuk senyuman cantik hingga matanya menyipit lucu, "terima kasih. kamu emang malaikat yang dikirim tuhan buat aku." ucapnya tulus dari hati.

hyunjin terpaku melihat senyuman itu. itu bukanlah jenis senyum menggoda, hanya sejenis senyum tulus biasa sebagai ungkapan terima kasih.

tapi hyunjin tersesat karenanya.

hyunjin mengerjap lalu berdehem menetralkan diri dari pengaruh senyum itu. "itu nggak gratis tau."

"oh ya? aku harus bayar berapa?" jeongin terkikik sinting, "berasa lagi transaksi narkoba deh."

hyunjin tersenyum penuh arti. perannya sebagai malaikat sudah selesai, sekarang tinggal berperan sebagai iblis.

"oh, babe, this is so much better than drugs." hyunjin mendekatkan wajah mereka. tangannya mengusap pipi halus jeongin lembut. dan saat embusan napasnya sudah mengenai pipi jeongin, ia memiringkan kepala dan berbisik seduktif dengan suara rendah. "masih mau ikut gue ke surga?"

jeongin—yang sudah sepenuhnya dikuasai roh jalang dan alkohol—mengalungkan lengannya di leher hyunjin, lalu berbisik di telinganya, "take me anywhere, edward."

****
yup. scene bikin dede el aku hapus demi kesejahteraan bersama alias aku ga mau nyeret kalian ke lubang dosa.

silakan lanjutkan perjalanan anda...

Ayah | Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang