his mother knows my secret

6.7K 1.3K 398
                                    

acara pembukaan toko kue bernama creamers milik jeongin kemarin lusa berjalan lancar. dihadiri kolega dan orang-orang penting kenalan papa—yang sebagian besar tidak jeongin kenal.

dan tamu kejutan yang hadir membuat para pengunjung—terlebih para abg labil dan para gadis, lumayan histeris. si model artis muda berbakat yang tengah naik daun, haruto watanabe.

jeongin juga terkejut, sangat. haru sudah banyak berubah. dari seorang bocah tengil yang mencopet untuk makan, bertransformasi menjadi pemuda berkharisma yang mempesona.

karena jadwalnya yang padat, haru hanya mampir sebentar di sana. mereka hanya sempat saling tersenyum canggung, bertanya kabar, lalu haru mencicipi sepotong tiramisu buatan jeongin.

dia tampak tidak terima saat sang manager buru-buru menariknya pergi. tidak, pertemuan pertama mereka setelah tujuh tahun tidak boleh seperti ini.

namun akhirnya haruto bersedia pergi setelah bertekad pada diri sendiri dia akan kembali secepatnya.

setelahnya, tidak ada hal spesial lain di acara itu. ini memang hari besar jeongin, mimpinya dan sang mama akhirnya terwujud. jeongin bahagia. namun dia pasti akan lebih bahagia, kalau rafael datang....

dan sekarang, dua hari setelahnya, bocah dengan lesung pipi itu ada di sana. membuka pintu kaca toko kuenya dengan riang.

"halo chef jeongin!"

senyum jeongin terukir indah. sungguh, di antara semua tamu orang hebat yang menghadiri acaranya kemarin, tidak ada yang mampu membuat jeongin tersenyum selebar ini.

"hai, el." sapa jeongin hangat. dia menyuruh yuna—pegawainya— menggantikan tempatnya di belakang kasir.

"maaf ya, chef, aku nggak dateng kemarin. aku harus jemput oma di bandara."

saat itulah jeongin sadar kalau el kemari tidak sendiri. seorang wanita anggun menyusul el di belakang. dia memakai floral dress semata kaki lengkap dengan tas hermès dan sepatu jimmy choo juga rambut pendek tertata rapi.

"halo, chef jeongin ya? el udah cerita banyak tentang chef. katanya chef bisa bikin brownies paling enak di seluruh dunia." wanita itu tersenyum sembari mengulurkan tangan. tatapan mata jenakanya menyorot ramah. ternyata wanita ini sangat hangat walaupun penampilannya classy dan mahal.

jeongin balas tersenyum ramah, lalu menyambut uluran tangannya. "saya yang jeongin."

"jina, omanya rafael. nah, saya bisa cobain brownies terenak di dunia itu?"

jeongin tertawa kecil, mempersilakan pelanggannya duduk. "silakan. saya siapkan dulu brownies-nya."

tak lama kemudian, pesanan mereka datang. atas keinginan el, jeongin ikut duduk di meja mereka. lagi pula cafenya tidak terlalu ramai dan masih bisa ditangani yuna seorang diri.

"wah, bener enak ternyata." komentar jina begitu dia meyuap kue coklat itu ke mulutnya.

"kan oma? aku bilang juga enak." ujar rafael ceria.

begitu menghabiskan brownies-nya, jina menatap jeongin serius. "chef jeongin, saya ini mengurus yayasan amal di bawah perusahaan ayahnya el. beberapa minggu lagi kami akan mengadakan acara amal. saya bakal seneng kalo chef bersedia mengurus bagian konsumsi acara itu."

"suatu kehormatan buat saya, nyonya."

"panggil tante aja, ya. formal amat."

setelah itu, waktu mereka diisi obrolan hangat dan tawa. jina begitu bersahabat hingga jeongin tidak merasa canggung. dalam waktu singkat jeongin, jina, dan rafael bisa langsung dekat.

Ayah | Hyunjeong ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang