POV: Papa kenzo (2)

1.7K 93 66
                                    

Hai semuaa.

Apa kabar kalian?

Maaf banget jarang update dikarena author butuh healing lebih lama

author minta saran ke kalian apa cerita ini bakal di jadiin novel apa engga?

dan semisal cerita ini dijadiin novel kalian seneng ngga?

Author cuma minta saran aja sih. Semisal ada rezeki doa in ya guys.

Yaudah langsung aja baca

Happy reading.

Setelah acara makan pagi Adipta di kabarkan ada meeting dadakan dengan klien terbesar nya.

“Aku mau berangkat dulu ya Ma, Arga.” Pamit Adipta.

“Iya mas hati hati.”Ucap Artika lalu menyalami tangan suaminya itu.

“Jangan buat masalah terus di sekolah.” Ucap Adipta memperingati Anak tirinya ini yang selalu berbuat ulah di sekolahnya.

“Iya pa.” Ucap Arga lalu menyalami Adipta.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.” Jawab mereka berdua.

setelah kepergian Adipta kini tinggal Artika dan Arga yang sedang memakan makanan mereka dengan santai dan nikmat tanpa ada gangguan sama sekali.

“Ma arga berangkat dulu ya.” Ujar Arga seraya mengulurkan tangan .

“Iya kamu hati hati di jalan loh.” Ujar Artika seraya merima uluran tangan milik Arga.

Arga mengangguk, “Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Artika terdiam sebentar dan ia tersenyum karena ide yang di dapatnya , nanti pas makan siang ia berencana ke kantor milik Adipta untuk membawakan sebuah nasi untuk di makan berdua.

“Apa aku kasih tau Mas Adipta dulu ya?.” Guman Artika.

“Ah enggak deh anggap aja ini kejutan buat Mas Adipta, tua tua gini bisa romantis juga.” Ujar Artika dengan mengembangkan senyumnya.

Artika pun bergegas untuk memasak makanan kesukaan Adipta pasti ia sangat senang apalagi Artika ngasih kejutan yang jarang jarang Artika tunjukan bahkan ia rela memasak makanan khusus untuk adipta biasanya ART lah yang memasak. Setelah mereka menikah Adipta jarang sekali ngasih kejutan untuk Artika beda saat mereka lagi di masa PDKT.

Senyum artika mengembang sempurna dikala masakan yang ia buat dengan khusus dan spesial ini telah menjadi makanan yang sangat enak. Ia jadi tak sabar untuk menemui suaminya itu meskipun mereka sering bertengkar tapi cinta mereka tak pernah luntur .

Setelah 15 menit perjalanan dari rumah menuju kantor Adipta sampai lah Artika dan bergegas menuju ke ruang yang ditempati suaminya tersebut, banyak sepasang mata yang melihat ke arah Artika dan sesekali Artika menyapa mereka dengan senyum manisnya padahal beberapa dari mereka ada yang mengghibahinya bahkan mencemooh dikarena dia dipandang sebagai pelakor.

Sampailah Artika saat ini di depan pintu ruang bekerja suaminya dan ia buru buru masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

“Mas aku bawain kamu ma-” Ucapan Artika terhenti setelah dia melihat pemandangan yang menurut dia tidak mengenakan, senyum Artika yang mengembang kini berubah menjadi amarah.

Adipta yang terkejut pun melepas pelukan nya bersama seorang perempuan yang notaben nya adalah seorang sekretaris pengganti Artika. Ini semua hanya lah salah paham semata tapi Artika terburu terbawah emosi.

“Maksud kamu peluk - pelukan sama dia apa ha?.” Ucap artika dengan lantang.

“Artika aku bisa jelaskan dan ini semua tidak benar adanya, kamu salah paham” Jelas Adipta dengan cara mengelus bahu Istrinya namun segera ditepis oleh Artika.

“Jangan bohong kamu mas, jelas jelas aku lihat kamu dan dia” Ujar Artika dengan menujuk seorang wanita yang sedang menunduk itu, “Berpelukan dibelakang aku”.

Wanita tersebut pun mulai berbicara dengan maksud memperjelas kesalahpahaman ini “Bu dengerin saya dulu”.

Artika pun menoleh ke Arahnya “Kamu mau menjelaskan apa? Menjalaskan bahwa kamu seorang pelakor yang haus akan seorang lelaki?”

Wanita yang bernama Deswita itu pun menggeleng keras “Tidak bu, saya tadi hanya ditolong oleh Bapak Adipta karena saya mau jatuh” Ucap Deswita dengan lembut.

“Alah udah lah mana ada pelakor ngaku macam kamu ini dan tolong jangan belaga sok imut di depan saya dan suami saya” Ucap Artika dengan keras, Deswita pun hanya menunduk malu.

“Tapi saya beneran tidak sedang menggoda suami ibu”

Karena Artika muak ia bergegas berjalan ke arah Deswita dengan tangan berada diatas karena ia ingin menampar Deswita gegara ia merasa Deswita telah menggoda dan ingin merebut Adipta dari Kehidupan nya.

Namun belum sempat ia menampar Deswita. Sebuah tangan mencengkram dan menahan tangan tersebut cepat cepat Artika menolah dan mendapatkan Adipta yang terlihat jenuh dan marah.

Artika terkekeh, “Oh kamu mau membela selingkuhan kamu ini iya? Wow aku sih engga kaget ya kan kamu nggak akan cukup dengan satu wanita” Ucap Artika dengan nada sinisnya.

“Apa maksud kamu Artika?” Tanya Adipta yang merasa ucapan Istrinya itu sudah sangat kelewatan.

“Loh, Kurang jelas apa gimana mas? Aku bilang kamu itu kurang cukup satu wanita” Ucap Artika dengan nada tinggi nya.

Adipta marah dan segera menampar Artika dengan begitu keras bahkan semua yang melihatnya bahkan Deswita pun terlihat terkejut.

“Jaga ucapan kamu Artika” Ujar Adipta dengan kemarahan nya

“Kamu tahu apa yang barusan kamu ucap? Kamu sadar hah” Lanjutnya.

Artika yang baru saja ditampar pun begitu syok dan kaget pasalnya semenjak mereka nikah Adipta sama sekali belum pernah main secara fisik seperti ini dan mungkin jika mereka bertengkar hanya adu mulut tanpa kekerasan yang berada didalam rumah tangganya. Tetapi hari ini dan diwaktu ini Adipta menamparnya didepan semua karyawan nya bahkan sekretarisnya.

Artika pun tak kuasa menahan sakit dan malu nya “Kamu berani nampar aku mas?”.

“Karena kamu udah kelewatan Artika!” Jawab Adipta dengan tegas.

“Salah aku apa? Aku hanya cemburu ngelihat kamu dengan dia berpelukan. Apa aku salah,?” Perjelas Artika.

“Aku sudah bilang itu hanya kesalahpahaman saja lagi pula aku tidak ada apa apa dengan sekretarisku sendiri” Ujar Adipta sedikit melembut. Tapi karena Artika tak kunjung mengerti dan ia mulai sadar bahwa sedari tadi ia dan istrinya hanya dijadikan tontotan para karyawan nya.

Buru-buru Adipta menarik Artika untuk pulang dan lebih baik mereka menyelesaikan perselisihan ini di rumah agar semua nya cepat selesai dan tidak akan menjadi bahan cibiran para karyawan tersebut tetapi sebelun itu Adipta meminta maaf ke Deswita dan yang lain atas keributan ini.

Adipta pun memasukan Artika ke dalan mobil dan tidak berlangsung lama ia mengendarainya dengan kecepatan yang lumayan tinggi tetapi suatu kalimat yang keluar dari mulut Artika mampu membuat Adipta Marah dan sekaligus kaget.

"Aku pengen kita pisah mas atau sekiranya kita cerai” Ujar Artika dengan pandangan lurusnya.

TBC

15 Februari 2022.

Spam Next?

Fake nerd girl is my wife (Slowupdate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang