Twenty Nine (29)

3.7K 503 31
                                    

Happy reading!!
Jangan lupa vote dan komen nya ya!!!
.
.
.
.
.

Pagi hari yang cerah dimana semua orang melakukan aktivitas seperti biasa dengan berharap mendapat keuntungan atau berkah dari yang kuasa. Para pedagang berharap dagangannya laku terjual, para petani berharap tanamannya akan panen, begitupun para bangsawan yang berharap setidaknya kedamaian menyertai mereka.

"Nona, para manajer toko berkata bahwa semua penjualan untuk bulan ini mendapat kenaikan, khususnya pada toko baju Meishop karena produk yang Anda rancang kemarin sangat laku Nona! Bahkan banyak toko lain merancang dengan desain yang hampir sama!" Semangat Qing Fei menceritakan kegembirannya.

Plagiarisme. Jika saja ada hukum tentang hak cipta sudah pasti aku tuntut pemilik toko itu. Pikir Lan Haolin.

"Lalu bagaimana kondisi anak Ji Feng? Ping Rou saat ini tidak memiliki pergerakan satupun?" Tanya Lan Haolin.

"Kondisinya lumayan membaik Nona dan istrinya juga sudah melahirkan. Ping Rou saat ini tidak ada pergerakan Nona. Itu masuk akal karna kakaknya -Ping Zhou- kan sedang di penjara mungkin dia sibuk dengan upaya membebaskan kakaknya, Nona" Terang Qing Fei.

"Ooh iyakah? Sedikit mencurigakan jika dia tidak bertindak. Tokonya aku bakar, kakaknya masuk penjara karna Wang Junji sebagai orang yang tempramental bukankah dia segera membalas?"

"Ini juga yang membuat aku dan Chuan bingung Nona. Sebenarnya apa mau si Ping Rou itu. Nona bahkan tidak mencari masalah dengannya, justru dia yang selalu mencari masalah dengan Nona" Rutuk nya.

"Istana bukan sembarangan orang bisa memasukinya, Fei. Dapatkah seseorang yang selalu berpergian jauh dan tidak tinggal lama dinegaranya sendiri mengenal seseorang dari Istana?"

Qing Fei berpikir sejenak.

"Ada orang dalam?!!"

Lan Haolin tertawa renyah.

"Sedikit lagi"

Qing Fei terus berpikir. Ayolah otak dia tidak sepintar Nona nya.

"Emm maaf Nona, aku tidak dapat menebaknya" Ringisnya malu.

"Hmm kalau begitu kau tunggu saja"

Baru saja ingin merengek dengan Nona nya karena penasaran, muncum sebuah suara menghentikannya dari percakapan itu.

"Wang Haolin jal*ng!!" Teriak Wang Mimi menggelegar

"Semua harapan mungkin terkabul bagi orang lain untuk mendapatkan kedamaian, tetapi nampaknya tidak bagi anda Nona"

Pagi hari Nona nya yang tenang harus terusik akibat teriakan salah satu siluman rubah di rumah ini, Wang Mimi.

Gadis itu sepertinya ingin mengajukan protes kepada Lan Haolin mengenai mas kawin ibu Lan Haolin, pun mengklaim bahwa ibunya -Zhen Yu-  patut mendapat sedikit bagian karena selama ini telah menjaga harta ibu Lan Haolin dengan baik.

Tanpa komando apa-apa, Wang Mimi menyeret Lan Haolin menuju depan gerbang kediaman mereka. sepertinya bermaksud untuk mempermalukan Lan Haolin sendiri.

"Jika bukan karna permintaan Nona untuk diam dan tidak ikut campur masalah pribadinya, siluman itu harusnya sudah hilang dari dunia ini" Gerutu Qing Chuan yang baru tiba tetapi dikejutkan oleh adegan itu.

"Benar Chuan. Aku sebenarnya tidak tahan atas sikapnya pada Nona. Padahal Nona selama ini tidak mengusik mereka tapi mereka suka sekali mengusik kehidupan Nona. Belum lagi Ayah-nya yang bodoh dan tamak itu, ah aku benci jika memikirkan kenyataan bahwa Nona memiliki keluarga siluman seperti mereka" Rutuk Qing Fei ikut menimpali gerutuan Qing Chuan.

Lan Hao LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang