Eighteen (18)

7.3K 742 42
                                    

Segitu senangnya kamu memiliki ayah. Bagaimana jika dia bukan ayahmu nak? Ibunda tidak bisa menjamin dia ayah kandungmu atau bukan. Batin Lan Haolin.

Happy reading!
Jgn lupa pencet tombol bintangnya yaa <3
.
.
.
.
.

Di depan gerbang kediaman pangeran kedua, Riu Yi terlihat seorang wanita yang membawa seorang anak kecil di gendongannya. Wanita itu memakai cadar, sehingga orang-orang sekitar tidak dapat melihat wajahnya. Mungkin saja wajahnya buruk. Pikir mereka.

Saat ingin memasuki kediaman, Lan Haolin di hadang oleh penjaga.

"Maaf kediaman pangeran kedua tidak menerima pengemis. Silahkan pergi".

Dengan angkuhnya penjaga itu mengusir Lan Haolin.

" Ibunda mengapa kita tidak boleh masuk?" Tanya Lan Meimei yang kebingungan mengapa kita dilarang masuk? Bukankah rumah ayah rumah kita juga? Begitulah pikiran polosnya.

Lan Haolin hanya menggelengkan kepala. Lalu ia mengeluarkan sebuah token. Ya itu adalah token yang pernah diberikan Riu Wang padanya.

Penjaga yang melihat token itupun segera membungkuk hormat meminta maaf atas kelancangannya. Lan Haolin dan Lan Meimei di perbolehkan masuk.

Sementara orang-orang pada bingung. Siapakah wanita yang membawa anak ke rumah pangeran kedua dan di perbolehkan masuk pula.

Untung saja aku tidak bertindak lebih pada wanita itu. Jika tidak nyawaku yang akan melayang. Batin penjaga yang angkuh.

Lan Haolin melihat lihat kondisi Wangfu pangeran kedua itu. Tampak bersih dan asri. Pemandangan hijau yang menyejukkan. Pikirnya.

Sementara Lan Meimei mengagumi kediaman ayahnya. Sangat besar melebihi kediamannya di tengah hutan. Dia terlihat bersemangat.

"Ibunda lihat sangat besar wahh" Matanya menunjukkan kepolosan melihatnya Lan Haolin pun tertawa sambil mengecup pipi Lan Meimei.

Sementara dari jauh Hao Zi seperti melihat siluet seseorang yang dikenalinya. ia berpikir siapakah wanita yang berani ke kediaman wangye? Membawa anak pula.  Eeh? Anak? Jangan-jangan...?

Ia lantas menemui wanita itu. Tentu saja Lan Haolin. Memangnya wanita manalagi yang membawa anak dan berani mendatangi wangye? Hanya Lan Haolin. Si Wangfei rubah hihi.

Ya semenjak ia melihat Kelicikan dan kecerdikan Lan Haolin dalam bertindak, lantas ia memanggilnya Si Wangfei Rubah. Biasa diluar namun licik di dalam.

Tak lama Hao Zi sampai, ia pun tak berbasa-basi. Yah karena dia tau Wangfei nya wanita yang tidak suka basa basi. Maka dia langsung mengarahkannya menuju ke ruang belajar Wangye.

"Wangye, Wangfei datang ingin menemui anda" Tibalah mereka di ruang Riu Wang.

Riu Wang yang sedang menulis perkamen kerajaan pun langsung bangkit. Walaupun sibuk, tetap saja pujaan hati harus diutamakan.

"Suruh masuk" Serunya.

Lan Haolin dan Lan Meimei pun memasuki ruang belajar. Namun ia berbalik dan berkata kepada Hao Zi

Lan Hao LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang