Twenty Three (23)

6.6K 687 51
                                    

"Haih baiklah-baiklah aku hanya akan bertanya padamu. Gege siapa mereka? Benarkah mereka calon kakak iparku?" Tanyanya memastikan.

"Mereka...... "

Happy reading
Jangan lupa pencet 🌟ok!!
.
.
.
.
.

"Mereka adalah milikku" Tegasnya lantang , terdengar nada kepemilikan yang kuat didalamnya.

E-eh??

Mata Lan Haolin melotot tidak senang dengan wajah gelap yang ditujukan langsung terhadap si tersangka, saat ini dirinya ingin sekali menguliti Riu Wang jika saja dia bukan seorang Pangeran.

Sementara itu Riu Lili pun dibuat terpengarah akan ikrar kepemilikan itu, tetapi bercampur dengan rasa senang. Hehe rupanya tebakanku benar, wanita ini adalah calon kakak iparku, pikirnya.

Eh sebentar, lalu anak ini anak siapa? Riu Lili menunjukkan wajah penuh tanda tanya pada Riu Wang dan menujuk Lan Meimei yang sedang digendong oleh Lan Haolin.

"Lalu anak ini apakah calon keponakanku ?"

" Buk--"

"Iya!!" Serunya lantang.

Lan Haolin menggeram, dia lantas menginjak kaki Riu Wang. Seenaknya berkata sembarangan. Sebelum terbukti bahwa Riu Wang adalah pengemis yang menidurinya pada saat itu, dia tidak mau ambil kesimpulan apakah dia ayah Lan Meimei atau bukan, walaupun baru satu persen keyakinannya.

Argghh...lirihnya.

" Aifei mengapa kamu menginjak kakiku? Ini namanya kekerasan dalam rumah tangga!" Ucapnya merengek dengan wajah kesakitan yang dibuat-buat.

Sebenarnya tidak ada rasa sakit dalam injakan itu, bahkan injakan itu terasa seperti digigit semut. Dia hanya mencari perhatian dari Lan Haolin saja.

"Suruh siapa kamu bilang seperti itu! Huh injakan itu belum seberapa! Dan siapa aifei mu, juga rumah tangga apanya?! Dasar orang gak jelas! " Marahnya. Dia sangat kesal sekali, mengapa Riu Wang ini sangat menyebalkan.

Lan Haolin beralih ke Riu Lili yang sedang menyaksikan drama rumah tangga di hadapannya ini sambil terheran-heran. Baru pertama kali selama hidupnya dia melihat gegenya bersikap seperti itu? Sungguh hebat calon kakak iparku ini. Pikirnya.


"Putri, tolong jangan didengar perkataannya, Wangye hanya berbicara sembarangan. Sebenarnya kami hanya seorang teman. Hmm lebih tepatnya hanya kenalan. Riu Wangye menolong putriku, oleh sebab itu aku mengenalnya" Jelasnya dengan wajah bersungguh-sungguh.

Bukan apa-apa, Lan Haolin hanya tidak ingin ini menjadi salah paham. Toh dia memang mengatakan kebenarannya.

Jleb, bagai ditusuk ribuan panah, hati Riu Wang terasa sakit manakala Lan Haolin mengatakan bahwa mereka hanya berteman setelah apa yang mereka lakukan seperti berciuman, tidur bersama--lebih tepatnya Riu Wang yang melakukan hal itu-- dan lain-lain. Tapi Lan Haolin berkata seperti itu memang tidak salah, memang benar adanya.

"Hm benarkah? Selama ini gege acuh tak acuh pada gadis-gadis, lamaran dari berbagai Putri kerajaan, putri para perdana menteri, putri pejabat, dan bangsawan tingkat atas pun banyak yang kau tolak, bahkan melihat gadis berada disekitarmu, kecuali aku, kamu akan merasa jijik, tapi ini....?" Riu Lili merasa tidak masuk akal akan apa yang dikatakan Lan Haolin bahwa hubungan mereka hanya sekedar teman. Logikanya mengatakan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman kenalan saja.

Lan Hao LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang