Thirty Eight (38)

664 92 13
                                    

Happy Reading
Vote&Komen
.
.
.
.
.

Setelah terjadinya insiden pencurian yang berhasil membuat satu keluarga itu kelimpungan, Wang Junji mulai mewaspadai berbagai kekuatan. Dia tidak percaya insiden ini hanya pencurian biasa.

Menurut Wang Junji pelaku pencurian adalah salah satu dari musuh internalnya atau bahkan bisa jadi musuh eksternal berasal dari negara lain yang dikalahkannya ketika perang. Wang Junji melaporkan kejadian itu kepada Hakim Negara. Bahkan dia tidak bosa menghadiri rapat pagi karena sibuk menelusuri barang-barang berharga yang hilang, akibatnya rumah bangsawan lain pun menambah penjagaan mereka takut-takut mereka yang menjadi sasaran selanjutnya. Walaupun dalam hati mereka meyakini bahwa kali ini kediaman Wang mungkin akan menghadapi krisis.

Masalah demi masalah yang terjadi pada keluarganya belakangan ini membuat emosi Wang Junji menjadi tidak stabil. Para pelayan sering mendapati dirinya menghancurkan barang-barang. Kadang-kadang salah satu dari mereka akan menjadi sasaran amuk Wang Junji seperti saat ini.

"Argh tidak berguna kalian!" Raungnya.

Salah satu pelayan kena tendangan Wang Junji.

Bang!

Sangat menyakitkan.

"Bagaimana benda itu bisa hilang! Cari sampai ketemu kalau tidak kalian tidak usah menghirup nafas lagi mengerti?! "

Orang-orang yang dimarahi oleh Wang Junji seketika gemetaran. Mereka tidak tahu benda apa yang hilang, tetapi tuan sedari tadi mengamuk jika mereka masih belum bisa menemukan benda yang entah bagaimana bentuknya itu.

"Ba-baik Tuan!"

Segera para pelayan mencari lagi untuk kesekian kalinya di seluruh manor.

Wang Junji terengah-engah. Wajahnya memerah mencoba menahan gejolak emosi pada dirinya. Jelas saja dia marah, benda yang menjadi harta berharganya hilang!

Tanpa benda itu, bagaimana dia menghadapi kedepannya? Benar-benar pencuri sialan!

"Jika suatu hari pencuri itu tertangkap tidak akan segan-segan ku cincang anggota tubuhnya!"

"Argghh!"

Brakk

Meja pun hancur karena tinjunya.

Mata Wang Junji saat ini menampilkan kilatan berbahaya. Perlahan bibirnya menyeringai kejam dan dia melakukan hal itu selama sehari bagai orang tak waras.

Para pelayan yang melihat nya bergidik ngeri.

.
.
.

Qing Fei sudah kelaparan setengah mati hingga perutnya berbunyi,"Ugh sebenarnya dimana makanan ini, kenapa lama sekali? " Keluhnya.

Agaknya dapur pun menjadi tempat pencarian benda yang hilang sehingga makanan tidak dapat dibuat. Hingga setengah jam kemudian, mereka masih belum mendapatkan makanan.


Daripada menunggu yang tidak pasti, Qing Fei pun memutuskan untuk melapor pada Lan Haolin.

Tok tok

Lan Hao LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang