Twenty Six (26)

4.4K 570 21
                                    

Happy Reading!!!
Jangan lupa klik 🌟nya ok!?

.
.
.
.
.

Acara perjamuan itu hanya sekedar meminum teh bersama, dan menikmati gugurnya daun-daun di taman yang sejuk itu. Ah tentu saja sebagian orang memanfaatkan ini untuk menjilat ke berbagai kekuatan tertentu.

Lan Haolin sangat bosan dengan acara ini, apanya yang menyambut? Ini lebih seperti acara santai ria dan gosip ala kaum bangsawan. Lebih baik dia bermain bersama putrinya daripada harus mengikuti acara ini. Sungguh membuat suasana hatinya menurun saja.

Sedang saat ini Qing Fei benar-benar ingin memaki dan menguliti para gadis bangsawan yang tak henti-hentinya membicarakan Nona nya. Akan lebih baik jika itu tentang prestasi. Ini membuat dirinya menyumpah serapahi pembuat acara tidak bermutu ini.

"Anda para gadis sial! Beraninya membicarakan Nona ku!!" Qing Fei ingin memberi mereka pelajaran tetapi ditahan oleh Lan Haolin.

"Tidak baik menjadi pemarah" Ujarnya tenang.

"Tapi Nona-"

"Berbicara tidak ada gunanya. Tindakan akan lebih baik membungkam mereka"

Dengan perkataan Lan Haolin, bagaimana mungkin Qing Fei melawannya? Kecuali ia siap bertemu dengan raja Yama.

"Acara pertunjukkan bakat dimulai. Yang Mulia Permaisuri ingin melihat bakat dari pada Nona muda sekalian" Ucap Kasim lantang.

Seruan itupun membuat darah para gadis muda berdesir. Kesempatan untuk menjilat Permaisuri sangat jarang didapati. Untuk itu mereka semua harus menampilkan penampilan terbaik mereka.

Wang Mimi sepertinya sudah memikirkan sesuatu. Sesuatu yang membuatnya bahagia bukan kepalang.

Lalu ide licik pun terpaut di otaknya. Bagaimana jika kita melihat kemampuan adikku itu, apakah masih menjadi sampah tak berguna ataukah-- yah bagaimana pun sekali sampah tetap akan menjadi sampah.

"Adik bagaimana kalau kita beradu panah? Bukankah itu sempurna? Sebagai keturunan Jendral  seharusnya kamu bisa mempunyai kemampuan yang sederhana itu kan?" Tanya Wang Mimi dengan suara keras mengisyaratkan dirinya menantang Lan Haolin untuk berpanah.

Sementara yang diajak duel hanya diam saja dan dengan tenang meminum teh. Teh kerajaan memang terbaik. Pikirnya.

"Adik mengapa diam saja? Kau tidak perlu takut, Kakak akan membelamu jika ada yang mencelamu. Lihat apakah ada yang berani merendahkan Keluarga Wang kita".

Kalimat ini juga seolah-olah menyiratkan bahwa Lan Haolin seseorang yang bersembunyi dibalik ketiak keluarganya.

Kerumunan gadis yang memang membenci dan ikut-ikutan membenci langsung saja menjadi kompor diantaranya.

"Pfft seperti yang diharapkan, memang yang tidak baik"

"Lelucon ini sungguh menggelikan. Terlebih jika dia sama sekali tidak bisa memanah. Bukankah akan membuat Jendral Wang mati berdiri memiliki putri seperti dia?"

"Yah bagaimana pun Wang Mimi jauh lebih baik. Apa yang diharapkan dari sepotong daging yang tidak suci ini? Lucu sekali hahaha"

Lan Hao LinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang